NTB dapat tambahan 23.820 ton urea bersubsidi

id Pupuk Kaltim,NTB

NTB dapat tambahan 23.820 ton urea bersubsidi

Manajer PT. Pupuk Kaltim untuk Indonesia Timur H. Rachmansyah Ka`bah. (Foto Antaranews NTB/Awaludin)

Pupuk Kaltim siap melakukan penyaluran sambil menunggu surat keputusan dari dinas tentang pengalokasian untuk masing-masing kabupaten
Mataram (Antaranews NTB) - Kementerian Pertanian memberikan tambahan kuota pupuk urea bersubsidi sebanyak 23.820 ton untuk kebutuhan petani di Nusa Tenggara Barat yang memasuki musim tanam padi mulai Oktober 2018.

"Sebelumnya jatah untuk NTB sebanyak 143.720 ton pada musim tanam 2018. Dengan adanya tambahan tersebut totalnya jadi 167.000 ton," kata Manajer PT. Pupuk Kaltim untuk Indonesia Timur H. Rachmansyah Ka`bah, di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan tambahan jatah urea bersubsidi sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat kepada NTB yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional.

Dengan adanya tambahan tersebut, total jatah urea bersubsidi untuk NTB pada 2018 sudah melebihi realisasi penyaluran tahun sebelumnya sebanyak 165.000 ton.

Rachmansyah menambahkan kebutuhan para petani akan sarana produksi tersebut memasuki musim tanam padi sudah aman.

Pihaknya juga berharap agar Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB serta dinas pertanian kabupaten/kota untuk segera menindaklanjuti penambahan jatah urea bersubsidi tersebut.

"Pupuk Kaltim siap melakukan penyaluran sambil menunggu surat keputusan dari dinas tentang pengalokasian untuk masing-masing kabupaten," ujarnya.

Ia juga memastikan bahwa stok urea yang tersedia saat ini sebanyak 44.000 ton atau lebih banyak dari tambahan kuota untuk NTB sebanyak 23.820 ton. Persediaan tersebut tersimpan di gudang di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa.

"Ada beberapa kapal juga sedang antre bongkar muat di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Ada juga yang sedang dalam pelayaran," kata Rachmansyah.

Pelaksana Tugas Kepala Kantor Pemasaran Pupuk Kaltim Wilayah NTB, Slamet Mariono, menyebutkan beberapa kabupaten sudah mau habis jatah urea bersubsidi. Di antaranya Kabupaten Bima, dan Lombok Timur karena realisasi penyaluran sudah lebih dari 90 persen.

"Bahkan ada beberapa kecamatan sudah habis jatahnya. Makanya kondisinya urgen sekali. Harus segera disalurkan jatah tambahan urea bersubsidi tersebut sebelum masuk musim tanam," ucapnya.

Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, agar segera menetapkan surat keputusan pengalokasian urea bersubsidi tambahan tersebut ke kabupaten/kota. Pasalnya puncak musim tanam padi diperkirakan November-Desember. (*)