Semarang (ANTARA) - Pergelaran pameran pesta perkawinan bertajuk "Ikapesta Wedding Expo 2024" yang berlangsung di New PRPP Convention Centre Merbabu Ballroom, Semarang, ditargetkan dikunjungi 1.000 orang per hari.
"Kami menargetkan 1.000 pengunjung setiap hari. Jadi, kalau selama tiga hari ya sekitar 3.000 pengunjung," kata Ketua Ikapesta 2024 Denny Adhi Candra saat pembukaan "Ikapesta Wedding Expo 2024" di Semarang, Jumat malam.
Pameran perkawinan yang digelar Ikapesta (Ikatan Pengusaha Jasa dan Pesta) Semarang itu merupakan yang kedua kalinya pada tahun ini dengan mengangkat tema "A Walk to Remember", 11-13 Oktober 2024.
Ia optimistis target kunjungan tercapai karena sebelum pembukaan secara resmi saja pada Jumat sore sudah ada 760 pengunjung, dan malam ini bisa lebih dari itu.
Setidaknya ada 101 vendor yang mengikuti pameran tersebut, atau lebih baik dibandingkan pameran sebelumnya sekitar 90-an vendor.
"Ikapesta Wedding Expo 2024" bukan hanya pameran, tetapi diisi juga dengan "fashion show", pergelaran musik, dan undian berhadiah emas dengan total 5 gram emas.
Tak hanya pengusaha perkawinan, pameran itu juga diikuti pengusaha kuliner yang berjumlah 20 gerai dan belasan "bridal", "tailor", dan "fashion designer' yang akan mengisi panggung peragaan busana.
Terkait deflasi lima bulan berturut-turut yang terjadi di Indonesia termasuk Jateng akibat daya beli masyarakat yang turun, Denny mengaku bisnis pesta perkawinan tidak terpengaruh dan masih berjalan bagus sampai sekarang.
"Masih bagus, mungkin karena kalau orang pengen nikah, ya, pasti nikah, ya. Tidak bisa di-'pending' begitu ya. Mungkin hanya skalanya (pesta, red) lebih kecil, tapi tetap berjalan. Tidak terlalu signifikan. Beda kalau pas COVID-19 dulu kan bener-bener sepi," katanya.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Semarang Arnaz Andrarasmara mengaku salut dengan pelaku usaha pesta perkawinan yang tetap bergairah di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang.
Baca juga: Jakarta Wedding Fair usung nuansa "Urban" menyusul gaya hidup masyarakat
"Saya tanya saat kondisi ekonomi sulit gini apa temen-temen 'wedding' mengalami? Ternyata, bisnis pernikahan sama sekali tidak terkena 'impact'-nya dengan ekonomi menurun, deflasi," katanya.
Karena itu, Arnaz sangat mendukung pameran itu sebagai terobosan yang luar biasa dari para pelaku industri pesta perkawinan sehingga bisa terus bergerak menambah tenaga kerja dan pendapatan.
Baca juga: Nikah Saat Pandemi? Wedding Drive-Thru Aruna Senggigi Bisa Jadi Solusi
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Jawa Tengah Kukrit SW menambahkan bahwa usaha pesta perkawinan adalah bagian dari industri MICE (meetings, incentives, conferences, and exhibitions).
Dengan infrastruktur yang memadai, seperti jalan tol yang menghubungkan Semarang-Solo-Yogyakarta, kata dia, membuat prospek industri MICE di Kota Semarang sangat menjanjikan.
Berita Terkait
Lagi-lagi warga Kapuas keracunan massal usai hadiri pesta perkawinan
Senin, 19 Agustus 2019 10:37
63 tewas akibat bom bunuh diri saat pesta perkawinan
Minggu, 18 Agustus 2019 12:20
60 TEWAS SAAT PESTA PERKAWINAN
Kamis, 28 Oktober 2010 8:07
Pemprov NTB komitmen turunkan angka stunting hingga 14 persen
Rabu, 6 November 2024 14:59
Kemenag: Tidak ada larangan nikah di KUA hari libur
Minggu, 13 Oktober 2024 20:04
Atasi stunting, Wabup minta OPD di Sumbawa Barat cegah perkawinan anak
Kamis, 19 September 2024 12:34
"Gawe gubuk" cegah pernikahan anak di Lombok Utara
Senin, 9 September 2024 16:53
Penyediaan kontrasepsi bagi remaja cegah pemaksaan perkawinan
Jumat, 16 Agustus 2024 5:29