Jakarta (ANTARA) - Jika ada kuisioner mengenai siapa juara Formula 1 pada musim berikutnya, maka nama Max Verstappen akan meraih persentase tertinggi dipilih untuk tetap menjadi juara Formula 1.
Pembalap Red Bull, Max Verstappen seolah menjadikan gelar juara Formula 1 merupakan barang mudah yang digapai.
Tak ayal, pembalap berkebangsaan Belanda tersebut kini telah mengamankan empat gelar dalam empat musim berturut-turut atau sejak musim 2021.
Verstappen-lah pembalap yang membuat Formula 1 dalam empat musim terakhir terasa begitu membosankan karena sebelum musim berlangsung seperti sudah ketahuan bahwa dialah yang akan menjadi juaranya. Lagi dan lagi.
Di musim 2023/2024, Verstappen memastikan gelar juara keempatnya sepanjang karir usai finis di urutan kelima Grand Prix Las Vegas yang berlangsung di Sirkuit Las Vegas Strip, Nevada, Minggu.
Meski finis di urutan kelima, namun raihan poin Verstappen di klasemen sementara sudah tak dapat terkejar oleh pesaing terdekatnya pembalap McLaren, Lando Norris yang hanya mampu finis di urutan keenam pada GP Las Vegas.
Dengan musim ini yang masih menyisakan dua grand prix yakni GP seri Qatar pada 1 Desember dan seri Abu Dhabi pada 8 Desember, poin dari Verstappen secara matematis sudah tak dapat dijangkau oleh Norris.
Verstappen kini menempati peringkat pertama dengan meraih total 403 poin atau unggul 63 poin dari Lando Norris yang berada di peringkat kedua dengan mengamankan 340 poin.
Tak ada pesaing di depan
Berbeda dengan tiga musim lalu, tim konstruksi Verstappen yakni Red Bull pada musim ini mengalami beragam problematika yang sering dikeluhkan oleh pembalap berusia 27 tahun tersebut.
Verstappen kerap berang pasalnya Red Bull sering tampil angin-anginan untuk dapat berkompetisi dengan konstruktor yang lain.
Pernyataan tersebut juga secara terang-terangan dilontarkan Verstappen seusai sesi kualifikasi GP Las Vegas yang mengatakan Red Bull terlalu pelan dibanding dengan kompetitor mereka.
Di musim ini, Verstappen tercatat kerap gonta-ganti mesin dan menerima hukuman penalti, akibat kurang bersaingnya mesin Red Bull. Misalkan di GP Meksiko, Verstappen yang sempat kesulitan pada ajang tersebut lantas memutuskan untuk mengganti mesin di GP Brasil akibat kekhawatiran Red Bull yang merasa mesin tersebut kurang cepat pada lintasan lurus.
Hal serupa terjadi di GP Belgia, meski menjadi yang terdepan di sesi kualifikasi namun Verstappen memutuskan untuk mengganti mesin dan mengawali balapan dengan menerima hukuman penalti turun sepuluh grid, hingga membuatnya start di posisi ke-11.
Namun Verstappen tetaplah Verstappen. Terlepas dari problem yang tengah menerpa Red Bull, Verstappen mencoba memberikan penampilan terbaik hingga akhir musim. Verstappen total telah mengamankan tujuh gelar juara grand prix dan menempati tiga kali podium pada musim ini.
Sementara para pesaing terdekat Verstappen seperti Lando Norris hingga Charles Leclerc tampil tak cukup konsisten untuk memperebutkan gelar juara. Verstappen mengatakan bahwa musim ini banyak kesalahan yang membuatnya memetik banyak pelajaran dibandingkan dominasi yang ditunjukkannya musim lalu.
"Saya pikir di satu sisi, tentu saja, saya masih lebih suka musim lalu; Saya sangat menikmatinya, tetapi saya pikir musim ini, pasti sekali lagi mengajarkan saya banyak pelajaran," kata Verstappen.
Keterbukaan dari timnya mengenai setiap kendala dan pencarian solusi alternatif, juga membuat Verstappen merasa bahwa hal tersebut menjadi kunci kesuksesan untuknya mempertahankan gelar.
"Saya sangat bangga dengan bagaimana kami menanganinya sebagai sebuah tim. Tentu saja itu membuatnya juga sangat, sangat istimewa, dan musim yang indah," ujar putra dari mantan pembalap F1, Jos Verstappen tersebut.
Tak ada yang bisa mengungguli Verstappen di peringkat teratas klasemen pembalap sejak 22 Mei 2022 sekaligus juga memecahkan rekor Formula 1 sebagai pembalap dengan catatan terlama mempertahankan klasemen teratas.
Padahal di musim ini persaingannya cukup merata dengan mencatatkan sejarah bahwa terdapat tujuh pembalap yang mampu memenangkan grand prix.
"Yang pasti ini adalah musim yang sangat menantang. Saya pikir juga sebagai pribadi, kadang-kadang sangat menantang setiap serinya. Tapi saya harus tenang," ujar Verstappen.
Bendera putih dari Lando
Pesaing terdekat dari Max Verstappen pada perburuan gelar juara musim ini yakni Lando Norris. Namun berbeda dengan Verstappen yang kerap mengambil sejumlah keputusan dengan cermat, Lando justru berkebalikan.
Lando kerap tak dapat mengambil keputusan dengan cermat di sejumlah balapan sehingga membuatnya tampil inkonsisten meski dijagokan sebagai pesaing Verstappen musim ini.
Usai Verstappen merebut gelar juara, Lando melontarkan bendera putih yang menyebut bahwa pembalap Belanda tersebut tak mempunyai kelemahan sepanjang musim berbeda dengan dirinya.
"Dia (Verstappen) mengendarai musim yang lebih baik daripada saya, dia pantas mendapatkannya lebih dari orang lain, Max tidak memiliki kelemahan," kata pembalap berusia 25 tahun tersebut.
Baca juga: Pembalap Tsunoda sebut Sirkuit Autrodomo Jose Carlos Pace sirkuit tersulit
"Ketika dia memiliki mobil terbaik, dia mendominasi dan ketika dia tidak mendapatkan mobil terbaik, dia masih ada di sana selalu, selalu ada untuk membuat hidup saya sulit dan sulit," imbuh Lando.
Dengan gelar juara keempat ini membawa Verstappen sejajar dengan pembalap-pembalap elit yang mampu menjuarai Formula 1 dengan torehan gelar empat kali atau lebih banyak seperti pembalap legendaris Juan Manuel Fangio, Alain Prost, Michael Schumacher, Sebastian Vettel, dan Lewis Hamilton.
Baca juga: Pembalap Lando Norris amankan start terdepan di GP Brasil
Baik Lando dan Verstappen kini masih dalam persaingan untuk membawa tim konstruksi mereka masing-masing menjadi juara tim konstruksi musim ini pada dua grand prix yang tersisa.
Saat ini McLaren masih berada di puncak klasemen sementara dengan mengamankan total 605 poin, disusul oleh Ferrari dengan 584 poin dan di peringkat ketiga terdapat Red Bull dengan mengamankan 555 poin.