Kolaborasi fintech tingkatkan daya saing industri

id AFTECH,fintech

Kolaborasi fintech tingkatkan daya saing industri

Ilustrasi - Warga mengakses aplikasi belanja daring melalui perangkat elektronik, di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (14/11/2024). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum I Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Lily M Sambuaga mengatakan kolaborasi financial technology (fintech) dengan lintas sektor dapat menjadi kunci meningkatkan daya saing industri dan mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia.

“Digitalisasi business-to-business (B2B) yang merupakan inovasi hasil kolaborasi berbagai pihak dapat mengakselerasi inklusi keuangan secara masif,” kata Lily, di Jakarta, Rabu.

Laporan e-Conomy SEA 2024 oleh Google, Temasek & Bain menyebutkan, ekosistem ekonomi digital Indonesia mengalami pertumbuhan 40 persen dari total transaksi ekonomi digital di negara-negara anggota ASEAN dengan nilai diperkirakan mencapai 200-300 miliar dolar AS atau sekitar Rp3 triliun hingga Rp4 triliun rupiah pada 2030.

AFTECH berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi antarpemangku kepentingan terkait agar menghasilkan inovasi yang aman, dapat diandalkan, dan mudah diakses oleh masyarakat Indonesia.

“Pada akhirnya, kolaborasi yang baik dan berkelanjutan secara bersamaan adalah kunci untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang kompetitif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global,” ujar Lily.

Sejalan dengan inovasi dari hasil kolaborasi lintas sektor, keamanan siber menjadi perhatian selanjutnya yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha dan masyarakat luas.

Baca juga: OJK perkuat "fintech" bertanggung jawab

Dengan meningkatnya penggunaan layanan pembayaran digital, perlindungan data dan integritas sistem menjadi tanggung jawab bersama yang harus diprioritaskan oleh seluruh pemangku kepentingan di ekosistem ekonomi digital.

Dalam hal ini, Direktur Eksekutif AFTECH Aries Setiadi menuturkan tahun 2025 menjadi momentum penting bagi pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi operasional bisnis melalui adopsi teknologi keuangan.

Baca juga: OJK mencatat piutang pinjaman "online" naik 29,23 persen yoy

Menurut dia, inovasi dan keamanan siber harus berjalan beriringan untuk memastikan ekosistem digital yang berkelanjutan.

“Semangat kolaborasi dan komitmen ini yang harus selalu kita jaga bersama demi masa depan ekonomi digital Indonesia yang lebih inklusif,” ujarnya pula.