Cocok Ko Rasa? hadirkan perjuangan remaja ingin sukses

id Mael Lee, Ady Sky, Anak Medan Cocok Ko Rasa,film anak medan

Cocok Ko Rasa? hadirkan perjuangan remaja ingin sukses

Para pemeran tokoh pada film Anak Medan: Cocok Ko Rasa? saat berkunjung ke Kantor Berita ANTARA di Jakarta, Kamis (10/4/2025). ANTARA/Sinta Ambar

Jakarta (ANTARA) - Mael Lee mengungkapkan, film Anak Medan: Cocok Ko Rasa? diharapkan mampu menginspirasi penonton lewat perjuangan remaja yang ingin sukses.

“Bagaimana melihat sebelum sukses, sudah mau jalan sukses eh tiba-tiba terpuruk lagi. Terus bangkit, bangun, menuju sukses lagi. Dan sampai akhirnya kita punya pekerjaan masing-masing. Kita gapai yang kita mau,” ujar Mael Lee yang berperan sebagai tokoh Ucok kala berbincang dengan ANTARA di Jakarta, Kamis.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam film ini ada empat tokoh yang menurutnya cukup bandel untuk seusianya yakni Ucok yang ia perankan, Joko diperankan oleh Ady Sky, Chisa oleh Mario Maulana serta Rafly yang diperankan oleh Ajil Dito.

“Keunikan dari film ini adalah memperlihatkan ada empat manusia yang bandelnya naudzubillah. Tapi ingin sukses. Mereka melewati lika-liku yang nggak biasa,” jelas Mael.

Film dengan setting latar di Medan dan Jakarta ini turut diwarnai dengan konflik pribadi antara empat teman hingga akhirnya kembali berteman dan bersama-sama menemukan mimpi masing-masing.

Pada kesempatan yang sama, Ady Sky yang berperan sebagai Joko mengatakan bahwa, lewat film ini mampu memberikan gambaran pada penonton bahwa anak Medan mampu menjadi sosok yang tangguh di perantauan.

Baca juga: Daftar film seru di bioskop Indonesia pada April 2025

“Anak Medan itu memang seperti itu, hampir rata-rata, termasuk bang Mael ini. Mukanya sangar tapi hatinya Hello Kitty,” katanya disambut gelak tawa.

Film bergenre drama ini bakal tayang di bioskop ada 24 April mendatang yang mengisahkan persahabatan empat orang laki-laki yang berasal dari sekolah SMA yang sama di Medan.

Baca juga: Menbud siap menjalin kolaborasi hadirkan museum film yang proporsional

Selepas sekolah, keempatnya lantas melanjutkan hidup masing-masing. Waktu berselang empat tahun kemudian, tak sengaja keempatnya kembali bertemu di Medan.

Reuni itu pun lantas diwarnai dengan konflik hingga perjuangan keempatnya dalam merealisasikan mimpi.