Pemprov NTB diminta prioritaskan penurunan angka pengangguran

id NTB,DPRD NTB,Pemprov NTB,Gubernur Lalu Muhamad Iqbal,Pemda,Tekan Pengangguran

Pemprov NTB diminta prioritaskan penurunan angka pengangguran

Anggota Komisi V Bidang Kesejahteraan dan Pemberdayaan Perempuan DPRD Nusa Tenggara Barat, Made Slamet. ANTARA/Nur Imansyah.

Mataram (ANTARA) - Anggota Komisi V Bidang Kesejahteraan dan Pemberdayaan Perempuan DPRD Nusa Tenggara Barat Made Slamet mendorong pemerintah provinsi untuk memberikan perhatian yang serius terhadap penurunan angka pengangguran di daerah ini.

"Masalah pengangguran harus menjadi salah satu agenda penting dan prioritas untuk dituntaskan oleh pasangan Gubernur dan Wagub NTB Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri selama lima tahun ke depan," ujarnya di Mataram, Senin.

Menurutnya, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan pemerintah daerah (Pemda) untuk menekan angka pengangguran di dalam daerah, salah satunya yaitu dengan menciptakan lapangan kerja secara luas.

"Bisa juga dengan upaya meningkatkan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan, mengembangkan sektor UMKM, dan lainnya," kata Made Slamet.

Baca juga: Tingkat pengangguran terbuka NTB turun 2,73 persen di 2024

Selain itu, kata anggota DPRD NTB dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Mataram ini, yakni pemerintah dapat berperan penting dengan kebijakan yang mendukung, seperti reformasi pendidikan, program magang dan pelatihan, serta dukungan untuk UMKM.

Sebab, menurutnya, pemerintah harus bisa membuat program dan target yang ingin dicapai dalam lima tahun terkait dengan upaya menekan angka pengangguran ini.

"Dan target tersebut harus mampu diwujudkan dalam kebijakan yang diciptakan. Terus sektor mana saja yang bisa menyerap tenaga kerja harus dikaji. Misalnya sektor pariwisata, berapa seharusnya bisa menyerap tenaga kerja dari pengembangan pariwisata itu sendiri. Termasuk sektor pertanian, peternakan dan juga lapangan kerja lainnya, itu harus digarap," tuturnya.

Made Slamet menyatakan ekonomi sekala kecil menengah harus menjadi prioritas di dalam upaya menekan angka pengangguran. Sebab di sektor inilah yang terbukti bisa menyerap tenaga kerja baru dan menekan angka kemiskinan.

"Pengangguran ini harus menjadi program prioritas. Yang menganggur anak muda kebanyakan. Ini harus dicarikan jalan keluar agar tak menimbulkan gangguan sosial," tegas Made Slamet.

Baca juga: Angka pengangguran di Lombok Timur capai 17 ribu jiwa

Menurutnya, pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Kemudian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja. Dukungan terhadap UMKM, seperti akses modal, pelatihan, dan pemasaran, dapat membantu meningkatkan daya saing dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

"Perlu juga inovasi teknologi, sebab pemanfaatan teknologi dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas," ujarnya.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di NTB sebesar 2,73 persen pada Agustus 2024. Angka 2,73 persen sama dengan 87 ribu orang yang masih menganggur dari 3,19 juta orang angkatan kerja.

Penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja mengalami tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di NTB.

Dari data BPS NTB, komposisi penduduk bekerja menurut lapangan usaha dapat menggambarkan struktur tenaga kerja di pasar kerja.

Baca juga: Angka pengangguran di Lombok Tengah turun jadi 2,78 persen

Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2024, tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 36,16 persen.

Kemudian perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 18,89 persen serta industri pengolahan sebesar 10,17 persen.

Dibandingkan Agustus 2023, sebagian besar lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja. Tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan (152,48 ribu orang), perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (56,78 ribu orang), dan aktivitas kesehatan manusia dan aktivitas sosial (17,90 ribu orang).