Presiden Putin sebut keanggotaan Indonesia dalam BRICS

id Vladimir Putin,Prabowo Subianto,Prabowo Putin,BRICS,Saint Petersburg

Presiden Putin sebut keanggotaan Indonesia dalam BRICS

Presiden RI Prabwoo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pernyataan pers bersama di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (20/6/2025). ANTARA/Genta Tenri Mawangi

Jakarta (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin menilai keanggotaan penuh Indonesia dalam kelompok ekonomi negara berkembang BRICS sejak Januari 2025 akan memberikan sumbangsih yang besar terhadap kelompok tersebut.

Dalam pernyataan pers bersama Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis, Presiden Putin mengatakan bahwa pihaknya mendukung keanggotaan Indonesia dalam BRICS dengan upaya penuh.

"Indonesia sebagai negara berwibawa dan berpengaruh besar di arena internasional, saya yakin akan menambah potensi BRICS dan memberikan sumbangsih besar, sumbangan tambahan kegiatan BRICS dan mekanisme kerja samanya," kata Putin seperti dalam tayangan video yang disaksikan secara daring melalui akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Jumat dini hari.

Indonesia secara resmi bergabung dengan BRICS, sebuah organisasi yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, pada 6 Januari 2025. Indonesia menjadi anggota ke-10 dalam BRICS, yang juga mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

Presiden Prabowo Subianto pun menyampaikan terima kasih kepada Presiden Putin atas dukungan kuat Rusia terhadap keanggotaan penuh Indonesia dalam kelompok ekonomi negara berkembang BRICS.

Baca juga: Presiden Putin tambah proyek energi di Indonesia

"Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Putin dan Pemerintah Rusia atas dukungan Rusia terhadap keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS," ujar Presiden Prabowo.

Dalam bidang perdagangan, Indonesia merupakan salah satu mitra dagang terbesar bagi Rusia di kawasan Asia Tenggara dengan volume perdagangan antara dua negara pada 2024 mencapai 4,3 miliar dolar AS.

Baca juga: Prabowo mencabut aturan Satgas Saber Pungli dibentuk era Jokowi

Selain ingin memperluas pasokan gandum dan beberapa komoditas pertanian lainnya ke Indonesia, Rusia juga ingin membuka peluang baru untuk mengekspor produk peternakan. Hal itu guna meningkatkan lagi volume perdagangan kedua negara yang saat ini terus tumbuh.

"Selama 4 bulan tahun ini, volume perdagangan tahun ini naik 40 persen," kata Putin.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.