Mataram (ANTARA) - Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polresta Mataram, Nusa Tenggara Barat menguji makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mengakibatkan sejumlah pelajar sekolah dasar di Narmada, Kabupaten Lombok Barat mengalami gejala keracunan.
Kepala Unit Tipidter Satreskrim Polresta Mataram Ipda Imamul Ahyar di Mataram, Jumat, mengatakan pengujian ini bagian dari langkah penyelidikan atas tindak lanjut laporan pihak sekolah.
"Jadi, sekarang kami masih tunggu hasil uji makanannya dari BPPOM (Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan) Mataram," kata Ahyar.
Dia mengatakan bahwa hasil uji laboratorium akan menjadi kelengkapan alat bukti untuk menentukan langkah penyelidikan.
"Ahli nanti yang memberikan jawaban, apakah memang makanannya mengandung racun atau tidak. Bukan dari kami," ujarnya.
Baca juga: Sejumlah siswa SD di Lombok Barat keracunan MBG
Selain menunggu hasil uji laboratorium, permintaan keterangan para pihak, mulai dari kepala sekolah, guru, pelajar, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan pihak dapur umum yang menyediakan makanan masih menjadi rangkaian penyelidikan.
"Pemeriksaan saksi masih berjalan, sembari menunggu hasil uji laboratorium dari BPPOM," ucap dia.
Berdasarkan pengakuan dari penyedia, mereka sudah menyiapkan makanan MBG sesuai Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku.
"Mereka (penyedia) mengaku tidak ada bahan makanan kedaluwarsa yang ikut tercampur," kata Ahyar.
Baca juga: Sekolah di Mataram awasi ketat pelaksanaan MBG
Meskipun ada bantahan dari penyedia, ia memastikan penanganan laporan ini masih tetap berjalan hingga menemukan apa penyebab sejumlah pelajar mengalami gejala keracunan.
"Makanya kami masih dalami. Tunggu saja seperti apa hasil laboratoriumnya," ujar dia.
Dalam laporan, terdapat enam pelajar dari dua sekolah dasar yang mengalami gejala keracunan serupa, seperti mual dan sakit perut. Saat kejadian, mereka dilarikan ke puskesmas terdekat.
Dua sekolah tersebut adalah SDN 1 Nyurlembang dan SDN 1 Selat. Peristiwa keracunan yang dialami pelajar terjadi pada 3 September 2025. Penanganan di tahap penyelidikan ini bagian dari tindak lanjut laporan pihak sekolah pada 17 September 2025.
Baca juga: Ratusan siswa keracunan, MBG di Bandung Barat dihentikan sementara
Baca juga: BGN memastikan penanganan maksimal kasus keracunan MBG Banggai Kepulauan
