Listrik 24 jam di pulau terluar bukti kehadiran negara

id Wamendes, Listrik Desa, Listrik Pulau Terluar, Kemandirian Energi

Listrik 24 jam di pulau terluar bukti kehadiran negara

Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria. ANTARA/HO-Humas Kemendes PDT.

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria mengatakan penyalaan listrik desa selama 24 jam bagi empat pulau terluar dan terdepan di Sulawesi Utara bukti kehadiran negara bagi masyarakat setempat.

“Bagi kami di Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, ini bukan sekadar penyalaan listrik. Ini adalah penyalaan harapan, penyalaan masa depan, dan bukti nyata bahwa negara hadir hingga ke pulau-pulau terluar,” ujar pria yang akrab disapa Ariza itu dalam acara peluncuran penyalaan listrik desa selama 24 jam bagi empat pulau terluar dan terdepan di Sulawesi Utara, yakni Pulau Buhias, Kakorotan, Mantehage, dan Nain, seperti dikutip di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Wamendes Ariza menekankan bahwa Program Listrik Desa di wilayah kepulauan itu merupakan implementasi konkret dari Astacita Presiden Prabowo Subianto, khususnya Astacita kedua, yaitu memantapkan pertahanan dan kemandirian bangsa, termasuk kemandirian energi dan Astacita keenam, yakni membangun dari desa dan dari bawah.

“Ketahanan energi desa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ketahanan nasional. Ketika desa-desa kepulauan memiliki listrik yang andal selama 24 jam, maka yang kita bangun bukan hanya infrastruktur, tetapi juga kedaulatan, daya saing, dan masa depan desa,” kata dia.

Menurut Wamendes Ariza, listrik desa bukan hanya berkenaan dengan kebutuhan infrastruktur dasar, melainkan juga modal strategis pembangunan jangka panjang, yang memungkinkan desa-desa di wilayah terluar bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memperkuat stabilitas sosial dan wilayah perbatasan.

Baca juga: Shenzhen adalah dari Desa Nelayan ke Ibukota Inovasi

Dengan tersedianya listrik sepanjang hari, menurut dia, berbagai aktivitas ekonomi masyarakat,.seperti usaha perikanan dan kelautan, kuliner, pengolahan hasil laut, UMKM desa, hingga pengembangan desa wisata diharapkan tumbuh lebih produktif dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan di desa.

Program itu juga dijalankan melalui pendekatan kolaborasi Octahelix, yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dunia usaha, akademisi, komunitas, media, lembaga keuangan, dan masyarakat desa sebagai subjek utama pembangunan.

Dalam kerangka tersebut, PT PLN (Persero) memegang peran strategis sebagai pilar utama penyedia energi listrik, sekaligus mitra pemerintah dalam memastikan pemerataan akses listrik yang andal dan berkeadilan.

Baca juga: Sebanyak 5.700 desa, 4.400 dusun bakal dialiri listrik 2029---2030

“Tidak ada pertumbuhan ekonomi yang kuat tanpa sistem kelistrikan yang optimal. Energi listrik adalah fondasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk target pertumbuhan hingga 8 persen,” ujarnya.

Wamendes Ariza juga menegaskan kesiapan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal untuk terus memperluas kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat ketahanan energi desa, sebagai bagian dari agenda besar ketahanan dan kedaulatan energi nasional.

“Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN seperti PLN adalah kunci untuk mewujudkan arahan Presiden, terutama dalam menghadirkan listrik hingga ke desa-desa kepulauan dan daerah tertinggal,” ucap dia.


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.