WASEKJEN PBB DUKUNG PERUMUSAN KESIAPSIAGAAN PANDEMI INFLUENZA

id

     Mataram, 27/1 (ANTARA) - Wakil Sekjen (Wasekjen) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Urusan Kemanusiaan, John Holmes, mendukung perumusan kesiapsiagaan pandemi influenza global yang mulai dilaksanakan di Indonesia. 

     Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Komisi Nasional (Komnas) Flu Burung dan Pendemi Influenza (FBPI), Dr Bayu Krisnamurthi, mengemukakan hal itu dalam Lokakarya Nasional Simulasi Respon Pandemi Influenza, yang diselenggerakan di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa.

     "Sebagai bukti dukungannya terhadap kesiapsiagaan pendemi influenza, Wasekjen PBB itu akan hadir dalam lokakarya ini untuk memberi sambutan," ujarnya.

     Lokakarya nasional simulasi respon pandemi influenza itu akan berlangsung hingga Kamis (29/1) mendatang, dan diperkirakan Wasekjen PBB itu akan tampil di hadapan peserta lokakarya pada Rabu (28/1).

     Provinsi NTB merupakan tuan rumah untuk kegiatan pertama simulasi respon pandemi influenza itu yang akan disusul di sembilan kota lainnya yang mencakup 11 provinsi di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Papua.

     Bayu mengatakan, simulasi respon pandemi influenza itu amat penting sehingga Wasekjen PBB akan ikut mengambil bagian dalam proses perumusan kesiapsiagaan Indonesia itu.

     "Hasil lokakarya nasional ini bukan hanya menggema di Indonesia tetapi juga memberi sinyal kepada dunia internasional tentang langkah-langkah menghadapi kemungkinan pandemi influenza di masa mendatang," ujarnya.

     Menurut Bayu, kehadiran Wasekjen PBB dalam lokakarya itu juga makin memotivasi Pemerintah Indonesian untuk terus mempersiapkan diri menghadapi pandemi influenza.

     Karena itu, dalam beberapa bulan ke depan Komnas FBPI yang mendapat dukungan dari badan-badan PBB seperti Unicef, akan menggelar simulasi respon pandemi influenza antarnegara atau melibatkan peserta dari berbagai negara.

     Simulasi antarnegara itu amat penting karena dikhawatirkan pandemi influenza justru muncul dari negara lain yang penyebarannya melalui warga Indonesia yang bepergian ke negara itu.

     "Sebagai contoh, karena orang Indonesia sering ke Singapura, dan kalau negara itu sistem penanganan pendemi influenza belum begitu baik maka kita pun akan kerepotan menghadapi pandemi itu," ujarnya.

     Diakuinya, saat ini berbagai negara tengah membahas kemungkinan pandemi influenza karena para ahli dunia khawatir virus H5N1 yang mengakibatkan flu burung dapat bermutasi menjadi bentuk yang akan dengan mudah menular antarmanusia.

     Para ahli juga mengingatkan bahwa pandemi dapat disebabkan oleh bermutasinya virus tipe lain, sehingga diperkirakan apabila terjadi pandemi maka jutaan orang di seluruh dunia dapat terjangkit penyakit mematikan serta menimbulkan kerugian ekonomi yang mencapai triliunan dolar AS itu.

     Khusus di Indonesia, Bayu memperkirakan pandemi influenza itu akan mengakibatkan sedikitnya 153 ribu orang meninggal dunia, sedikitnya 50 ribu orang lainnya atau sekitar 1.500 orang setiap provinsi membutuhkan ventilator agar luput dari serangan pandemi influennza itu.

     Karena itu, sejak dini Pemerintah Indonesia merumuskan rencana kesiapsiagaan dan respons nasional pandemi influenza yang sepadan dengan strategi global. (*)