Sha Ine menghadapi tantangan di lakon "Panembahan Reso"

id sha ine febriyanti,panembahan reso,teater

Sha Ine menghadapi tantangan di lakon "Panembahan Reso"

Sha Ine Febriyanti ditemui dalam jumpa pers pementasan teater "Panembahan Reso" di Jakarta, Selasa (5/11/2019) (ANTARA News/Maria Cicilia Galuh)

Jakarta (ANTARA) - Sha Ine Febriyanti menghadapi tantangan berbeda saat berperan jadi Ratu Dara di lakon "Panembahan Reso", mahakarya dari dramawan WS Rendra yang dipentaskan pertama kali oleh Bengkel Teater pada 1986.

Kini karya tersebut dihidupkan kembali dengan judul yang sama oleh Hanindawan sebagai sutradara. Pada pementasan yang berlangsung pada 25 dan 26 Januari 2020 di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Sha Ine berperan sebagai selir bengis dan kejam yang mengincar takhta raja.

"Biasanya monolog, ini tuh cutting cutting, munculnya enggak intens, jadi menurutku agak sulit, susah banget mainin on-off on-off kayak gini," ujar Sha Ine ditemui usai gladi resik di Jakarta, Jumat (24/1) malam.

Selain latihan secara intensif, dia mencari cara agar bisa mempertahankan intensitas peran Ratu Dara dalam pementasan berdurasi tiga jam. Semenjak naik panggung hingga akhir pentas, pemeran Nyai Ontosoroh dalam "Bumi Manusia" ini berusaha tetap berada dalam karakter tanpa terdistraksi.

Saat giliran aktor lain tampil di panggung, Sha Ine berupaya tetap menjelma sebagai Ratu Dara yang bengis meski dia tidak berada di hadapan penonton.

"Di luar panggung harus membawa (intensitas), misalnya aku (perannya) di kerajaan jaman dulu, aku harus berada di situ terus, jadi enggak ngobrol enggak apa, jaga intensitas itu, berupaya untuk terus menerus hadir dalam naskah itu walaupun enggak di panggung," tutur dia.

Sha Ine merasa bangga bisa menjadi bagian dari pementasan teater legendaris mahakarya W.S. Rendra yang dulu ditonton 30.000 orang dalam dua hari pertunjukan.