Mataram (ANTARA) - Almarhum Syeikh Ali Jaber memiliki pesan semasa masih hidup kepada keluarga, terutama kepada putra sulungya Al Hasan Ali Jaber, yakni tetap selalu menjaga shalat dan menjaga ibunya.

"Pesannya dari dulu selalu jaga shalat, jaga shalat, jaga shalat, jangan tinggalkan shalat karena shalat itu tiang agama. Terus jangan lupa jaga ibu dan keluarga," ujar Al Hasan Ali Jaber saat ditemui di rumahnya di Jalan Ade Irma Suryani, Kota Mataram, Kamis.

Baca juga: Innalillahi! Syekh Ali Jaber wafat

Al Hasan Ali Jaber mengaku, dirinya dan keluarga mengikhlaskan kepergian Syeikh Ali Jaber. Meski demikian, dirinya tidak memiliki firasat apapun terkait meninggalnya sang ayah.

"Kalau firasat tidak ada sama sekali," terangnya.

Menurutnya, semasa hidup Syeikh Ali Jaber tidak pernah meminta dirinya untuk meneruskan pekerjaan almarhum sebagai seorang pendakwah. Karena pesan almarhum kepada dirinya untuk tetap selalu menjaga shalat dan tidak meninggalkan shalat.

"Belum ada, cuman yang selalu beliau pesan itu jaga shalat, karena insyaAllah kalau shalat lancar maka hidup akan dipermudah, terus jangan lupa mengkhatamkan Alquran," ucap putra sulung Syeikh Ali Jaber ini.

Sebelum kembali ke Lombok pada Senin (11/1) lalu, dirinya lama berada di Jakarta untuk memantau kondisi Syeikh Ali Jaber selama dalam perawatan di rumah sakit.

"Karena kondisinya beliau terus membaik, saya akhirnya memutuskan pulang, tapi pada Kamis (14/1) pagi kami dikabarkan bahwa kondisi Syeikh Ali Jaber terus menurun, oksigen turun dan panasnya naik. Tapi meninggalnya Syeikh Ali Jaber dalam kondisi negatif COVID-19," jelasnya.

Terkait pemakaman, Syeikh Ali Jaber, pihaknya sepenuhnya menyerahkan yang terbaik, meski semasa hidup Syeikh Ali Jaber pernah berpesan ingin dimakamkan di Lombok.

"Kalau bisa dimakamkan di Lombok, kami akan usahakan. Tetapi kalau ada halangan dan sesuatu lain hal kita mencari jalan terbaik, informasi terakhir dimakamkan di Jakarta atau Tangerang," ujarnya.

Meski demikian, diakuinya pihak keluarga memang berharap agar bisa dimakamkan di Lombok, karena keluarga besar Syeikh Ali Jaber semua ada di Lombok.

"Semua kami lagi berduka, insyaAllah almarhum ditempatkan di sisi yang terbaik oleh Allat SWT. Sekarang kami dan keluarga sore ini mau berangkat ke Jakarta, bersama ibu dan keluarga besar," katanya.

Sementara itu, sepupu sekaligus sahabat dekat Syeikh Ali Jaber, Abdurrahman Husain Jaber, mengaku mengenal sosok Syeikh Ali Jaber sosok yang ramah dan santun serta pemurah. Karena selama masa hidup baik sebelum dan sesudah menjadi pendakwah kondang almarhum Syeikh Ali Jaber selalu membantu orang lain.

"Pernah di salah satu minimarket pada malam hari beliau membantu seorang ibu yang lagi kesusahan karena memikirkan biaya operasi keluarganya. Oleh Syeikh Ali Jaber, ibu yang mengaku kesusahan tersebut diberikan uang Rp5 juta, padahal beliau saat itu tidak mengenal siapa ibu tersebut dan uang yang dibawa Syeikh Ali Jaber hanya itu, bahkan setelah itu kondisi ibu itu selama keluarganya mendapat perawatan tetap mendapat perhatian Syeikh Ali Jaber," terangnya.

Oleh karena itu, mendapat kabar Syeikh Ali Jaber meninggal dunia, dirinya teringat dengan jasa-jasa baik Syeikh Ali Jaber yang tidak pernah memandang siapapun orang yang dibantu.

"Kami semua berharap semoga beliau diterima di sisi Allah," katanya.

Sementara itu, di rumah duka di Jalan Ade Irma Suryani, Kota Mataram, NTB yang merupakan rumah mertua Syekh Ali Jaber dipenuhi pelayat yang ingin bertemu pihak keluarga dan menyampaikan turut berbelasungkawa atas meninggalnya Syeikh Ali Jaber.
 

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024