Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), kecewa atas silkap pemerintah yang lepas tangan dalam mempromosikan "International Furniture and Craft Fair Indonesia " (IFFINA) 2009.
"Sampai hari ketiga pameran tidak ada kontribusi yang nyata dari pemerintah terkait dengan stimulan yang diharapkan dapat membantu pertumbuhan industri furniture di Indonesia melalui IFFINA," kata Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahyono, dalam siaran persnya, Sabtu.
Ambar melanjutkan, di tengah perjuangan asosiasi dalam memajukan industri mebel Indonesia melalui pameran terbesar ini, pemerintah semesetiya memberi dukungan penuh.
Pemerintah seharusnya memberikan dukungan riil berupa dana stimulan untuk promosi dan kegiatan semacam ini, dengan memberikan biaya promosi dan kedatangan "buyer" luar negeri.
Pemerintah juga dapat menggerakkan semua kedutaan untuk berperan mengundang buyer karena jika terjadi transaksi dalam jumlah besar, negara juga yang mendulang devisa, disamping akan membuat industri di tanah air tumbuh, dan pengangguran berkurang.
Kekecewaan Asmindo bertambah dengan tidak ada satu pun perwakilan pemerintah yang datang setelah acara pembukaan IFFINA 2009.
Ambar menilai, seharusnya pemerintah, khususnya Departemen Perdagangan, BAPPENAS, Depnakertrans dan Departemen Perindustrian hadir melihat, menganalisis, dan berdiskusi dengan Asmindo untuk memberikan masukan dan solusi. (*)
"Sampai hari ketiga pameran tidak ada kontribusi yang nyata dari pemerintah terkait dengan stimulan yang diharapkan dapat membantu pertumbuhan industri furniture di Indonesia melalui IFFINA," kata Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahyono, dalam siaran persnya, Sabtu.
Ambar melanjutkan, di tengah perjuangan asosiasi dalam memajukan industri mebel Indonesia melalui pameran terbesar ini, pemerintah semesetiya memberi dukungan penuh.
Pemerintah seharusnya memberikan dukungan riil berupa dana stimulan untuk promosi dan kegiatan semacam ini, dengan memberikan biaya promosi dan kedatangan "buyer" luar negeri.
Pemerintah juga dapat menggerakkan semua kedutaan untuk berperan mengundang buyer karena jika terjadi transaksi dalam jumlah besar, negara juga yang mendulang devisa, disamping akan membuat industri di tanah air tumbuh, dan pengangguran berkurang.
Kekecewaan Asmindo bertambah dengan tidak ada satu pun perwakilan pemerintah yang datang setelah acara pembukaan IFFINA 2009.
Ambar menilai, seharusnya pemerintah, khususnya Departemen Perdagangan, BAPPENAS, Depnakertrans dan Departemen Perindustrian hadir melihat, menganalisis, dan berdiskusi dengan Asmindo untuk memberikan masukan dan solusi. (*)