Markas PBB (ANTARA) - Pemimpin Libya, Muammar Khaddafi dan sembilan anggota keluarganya, serta enam anggota lainnya dari kalangan dekatnya akan menghadapi larangan perjalanan internasional, demikian satu rancangan sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diusulkan akan divoting pada Sabtu di New York.

Semua aset yang dimiliki oleh Khaddafi, putranya Saif al-Islam Khaddafi dan empat anggota keluarga lainnya juga akan dibekukan, itulah satu butir rancangan sanksi resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang diperoleh oleh Reuters.

Rancangan resolusi itu diperkirakan akan diambil keputusan setelah DK PBB membuka sidangnya kembali pada pukul 20:00 waktu setempat.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) pada Jumat menyatakan, mereka akan menjatuhkan sanksi dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Libya ketika pasukan keamanan Muamar Khaddafi meningkatkan upaya untuk menghancurkan demonstrasi yang meluas terhadap pemerintahannya.

Jurubicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan bahwa AS telah menangguhkan operasi kedutaannya di Tripoli dan akan menarik semua stafnya. Washington juga akan mendahului dengan sanksi sepihak, yang akan dikoordinasikan dengan sekutu-sekutunya dan pihak lainnya.

Carney menyatakan keabsahan Khaddafi "telah menurun hingga nol", dan ia telah kehilangan kepercayaan rakyat Libya.

Ia juga menyatakan, sanksi itu akan dirampungkan dalam waktu dekat. Tapi, ia tidak menyebutkan secara khusus kapan, atau langkah-langkah pembatasan apa yang akan diterapkan.

"Kami akan memprakarsai serangkaian langkah pada tingkat unilateral dan multilateral untuk menekan rezim di Libya agar menghentikan pembunuhan atas rakyatnya sendiri," katanya, setelah pasukan pemerintah Libya menembak mati demonstran dalam bentrokan di ibukota Tripoli.

Pemerintah Obama mengatakan sebelumnya mereka sedang mempelajari opsi yang mencakup sanksi, pembekuan aset, zona larangan terbang di atas Libya dan aksi militer.

Carney berbicara setelah sebuah feri yang disewa dan sebuah pesawat yang mengangkut warga Amerika dan lainnya meninggalkan Tripoli. Kekhawatiran akan keselamatan warga Amerika telah memperkeras tanggapan terhadap krisis itu, memaksanya untuk mensahkan pendekatan lebih hati-hati hingga warga AS keluar dari Libya.

Setelah berbicara melalui telpon Kamis dengan para pemimpin Inggris, Prancis dan Italia mengenai langkah-langkah segera untuk mengakhiri krisis, Obama berbicara dengan PM Turki Tayyip Erdogan, Jumat, kata Gedung Putih.

Dalam langkah pertama, Depkeu telah minta bank-bank Amerika untuk mengawasi secara dekat transaski yang mungkin terkait dengan kekacauan di Libya bagi kemungkinan untuk menandai aset negara yang diselewengkan. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024