Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat menggandeng sejumlah Balai Latihan Kerja (BLK) dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) serta asosiasi industri pariwisata untuk menyiapkan kebutuhan tenaga kerja lokal berkompeten di destinasi super prioritas nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
"Komitmen membangun sinergi ini dilakukan untuk menjamin tersedianya pekerja lokal yang kompeten yang mampu mengisi kebutuhan tenaga kerja pada destinasi super prioritas nasional KEK Mandalika," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi di Mataram, Selasa.
Aryadi menjelaskan, diskusi yang diinisiasinya dimaksudkan untuk mempertemukan para Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dengan dunia usaha dan dunia industri, sehingga terjadi "link and match" antara program penyiapan tenaga kerja lokal yang profesional, terampil dan kompeten di wilayah NTB dengan kebutuhan riil dunia industri.
"Kalau di KEK Mandalika hanya dibutuhkan sekitar 6 ribu pekerja selama 5 tahun kedepan. Kami tegaskan saat ini saja sudah ada 15 ribu orang tenaga kerja lulusan BLK dan LPKS. Terdiri dari 10.750 lulusan pelatihan kerja yang dilaksanakan LPKS dan 4.500 lulusan BLKI dan 7 BLK binaannya yang ada di NTB," terang Aryadi.
Menurutnya, saat ini kesempatan kerja relatif terbatas jika dibandingkan dengan angka pengangguran terbuka di NTB yang mencapai lebih dari 109 ribu orang. Karena itu, pelatihan kerja yang dilaksanakan pemerintah bersama asosiasi industri, bukan hanya untuk mengisi kesempatan kerja yang ada pada perusahaan dan industri, melainkan juga pelatihan kerja untuk wira usaha mandiri.
Bahkan, ia menyebutkan tidak sedikit dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) purna, ketika pulang kampung dengan membawa modal, pengalaman kerja di negeri orang dan semangat juang tinggi, mereka saat ini berhasil membangun usaha mandiri.
Diketahui, sejumlah LPK dan asosiasi industri yang ikut bergabung itu antara lain, BLK Internasional Lombok Timur, BLKDN milik provinsi dan kabupaten/kota seluruh Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) serta asosiasi industri, seperti Mandalika Hotel Asosiation (MHA), Asosiasi House Keeping, Asosiasi FB Service, IHGMA, Asosiasi Front Office serta Asosiasi Marketing Manager Hotel.
Kepala BLKI Lombok Timur, Sabbar, menegaskan bahwa pihaknya sangat siap menyangkut kesiapan tenaga kerja NTB menyambut KEK Mandalika dan event MotoGP.
"Kami telah mencetak begitu banyak tenaga kompeten dengan beragam kejuruan dan standar kwalifikasi yang dibutuhkan," ujarnya.
Meski mengaku siap, yang masih menjadi tanda tanya baginya adalah spesifikasi atau kwalifikasi kompetensi seperti apa yang di butuhkan untuk penyiapan tenaga kerja di Mandalika karena pihaknya belum berkomunikasi. Inilah yang perlu diberikan gambaran konkrit oleh ITDC dan mitra usahanya, sehingga calon tenaga kerja yang telah mendapatkan pelatihan baik melalui BLK pemerintah maupun LPK diharapkan benar-benar menjadi prioritas perekrutan.
"BLK siap menjawab kualifikasi yang dibutuhkan dalam proyek Super Prioritas Mandalika. BLK punya berlipat tenaga kerja di tiga provinsi binaan, yakni BLK Bali, NTB dan NTT," jelas Sabar.
Ia menambahkan, kalau dianggap belum cukup, maka pihaknya menyiapkan tiga program untuk menjawab kebutuhan kompetensi tersebut, yakni skilling, re-skilling dan up skilling.
"Fasilitas pelatihan dan dananya kami siapkan," tegas Pak Sabbar.
Menurutnya, kebutuhan paling banyak datang dari sektor industri hotel, restoran, hingga pekerja di sirkuit.
"Inilah yang akan jadi pekerjaan rumah terbesar saat ini," imbuhnya.
Sementara itu, dalam diskusi Ketua Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) NTB, Sari Dewi yang juga ketua HILSI menyebut 6 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proyek Super Prioritas Mandalika, belum jelas. Karena menurut Dewi, data yang dirilis ITDC tersebut masih data mentah. Meski demikian, pihaknya siap membantu pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja berkompeten.
"Sehingga perlu informasi riil, berapa tenaga kerja yang dibutuhkan," ungkap Dewi, yang berjanji akan memediasi antara lembaga pelatihan, untuk link and match dengan dunia industri.
Sedangkan, para pimpinan asosiasi perusahaan lainnya yang hadir juga memberikan masukannya. Diantaranya, meminta kepada Disnakertrans NTB agar difasilitasi pengembangan pelatihan SDM perusahaan dibidang digital marketing, penyediaan asessor dan lain-lain. Permintaan tersebut langsung direspon dan ditindaklanjuti dalam bentuk program pelatihan digital marketing dari dana APBN.
Sebelumnya, ITDC telah merilis bahwa pengembangan KEK Mandalika yang berturut-turut akan menjadi tuan rumah perhelatan world superbike pada Nopember 2021, disusul balap motor dunia MotoGP pada tahun 2022 serta event-event bergengsi lainya, akan membuka kesempatan kerja bagi 6.426 orang dalam kurun waktu 1 hingga 5 tahun kedepan. Kwalifikasi pekerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja terampil dan ahli. Jika tenaga kerja itu tidak tersedia di NTB, maka akan diisi pekerja luar.
"Komitmen membangun sinergi ini dilakukan untuk menjamin tersedianya pekerja lokal yang kompeten yang mampu mengisi kebutuhan tenaga kerja pada destinasi super prioritas nasional KEK Mandalika," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi di Mataram, Selasa.
Aryadi menjelaskan, diskusi yang diinisiasinya dimaksudkan untuk mempertemukan para Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dengan dunia usaha dan dunia industri, sehingga terjadi "link and match" antara program penyiapan tenaga kerja lokal yang profesional, terampil dan kompeten di wilayah NTB dengan kebutuhan riil dunia industri.
"Kalau di KEK Mandalika hanya dibutuhkan sekitar 6 ribu pekerja selama 5 tahun kedepan. Kami tegaskan saat ini saja sudah ada 15 ribu orang tenaga kerja lulusan BLK dan LPKS. Terdiri dari 10.750 lulusan pelatihan kerja yang dilaksanakan LPKS dan 4.500 lulusan BLKI dan 7 BLK binaannya yang ada di NTB," terang Aryadi.
Menurutnya, saat ini kesempatan kerja relatif terbatas jika dibandingkan dengan angka pengangguran terbuka di NTB yang mencapai lebih dari 109 ribu orang. Karena itu, pelatihan kerja yang dilaksanakan pemerintah bersama asosiasi industri, bukan hanya untuk mengisi kesempatan kerja yang ada pada perusahaan dan industri, melainkan juga pelatihan kerja untuk wira usaha mandiri.
Bahkan, ia menyebutkan tidak sedikit dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) purna, ketika pulang kampung dengan membawa modal, pengalaman kerja di negeri orang dan semangat juang tinggi, mereka saat ini berhasil membangun usaha mandiri.
Diketahui, sejumlah LPK dan asosiasi industri yang ikut bergabung itu antara lain, BLK Internasional Lombok Timur, BLKDN milik provinsi dan kabupaten/kota seluruh Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) serta asosiasi industri, seperti Mandalika Hotel Asosiation (MHA), Asosiasi House Keeping, Asosiasi FB Service, IHGMA, Asosiasi Front Office serta Asosiasi Marketing Manager Hotel.
Kepala BLKI Lombok Timur, Sabbar, menegaskan bahwa pihaknya sangat siap menyangkut kesiapan tenaga kerja NTB menyambut KEK Mandalika dan event MotoGP.
"Kami telah mencetak begitu banyak tenaga kompeten dengan beragam kejuruan dan standar kwalifikasi yang dibutuhkan," ujarnya.
Meski mengaku siap, yang masih menjadi tanda tanya baginya adalah spesifikasi atau kwalifikasi kompetensi seperti apa yang di butuhkan untuk penyiapan tenaga kerja di Mandalika karena pihaknya belum berkomunikasi. Inilah yang perlu diberikan gambaran konkrit oleh ITDC dan mitra usahanya, sehingga calon tenaga kerja yang telah mendapatkan pelatihan baik melalui BLK pemerintah maupun LPK diharapkan benar-benar menjadi prioritas perekrutan.
"BLK siap menjawab kualifikasi yang dibutuhkan dalam proyek Super Prioritas Mandalika. BLK punya berlipat tenaga kerja di tiga provinsi binaan, yakni BLK Bali, NTB dan NTT," jelas Sabar.
Ia menambahkan, kalau dianggap belum cukup, maka pihaknya menyiapkan tiga program untuk menjawab kebutuhan kompetensi tersebut, yakni skilling, re-skilling dan up skilling.
"Fasilitas pelatihan dan dananya kami siapkan," tegas Pak Sabbar.
Menurutnya, kebutuhan paling banyak datang dari sektor industri hotel, restoran, hingga pekerja di sirkuit.
"Inilah yang akan jadi pekerjaan rumah terbesar saat ini," imbuhnya.
Sementara itu, dalam diskusi Ketua Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) NTB, Sari Dewi yang juga ketua HILSI menyebut 6 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proyek Super Prioritas Mandalika, belum jelas. Karena menurut Dewi, data yang dirilis ITDC tersebut masih data mentah. Meski demikian, pihaknya siap membantu pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja berkompeten.
"Sehingga perlu informasi riil, berapa tenaga kerja yang dibutuhkan," ungkap Dewi, yang berjanji akan memediasi antara lembaga pelatihan, untuk link and match dengan dunia industri.
Sedangkan, para pimpinan asosiasi perusahaan lainnya yang hadir juga memberikan masukannya. Diantaranya, meminta kepada Disnakertrans NTB agar difasilitasi pengembangan pelatihan SDM perusahaan dibidang digital marketing, penyediaan asessor dan lain-lain. Permintaan tersebut langsung direspon dan ditindaklanjuti dalam bentuk program pelatihan digital marketing dari dana APBN.
Sebelumnya, ITDC telah merilis bahwa pengembangan KEK Mandalika yang berturut-turut akan menjadi tuan rumah perhelatan world superbike pada Nopember 2021, disusul balap motor dunia MotoGP pada tahun 2022 serta event-event bergengsi lainya, akan membuka kesempatan kerja bagi 6.426 orang dalam kurun waktu 1 hingga 5 tahun kedepan. Kwalifikasi pekerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja terampil dan ahli. Jika tenaga kerja itu tidak tersedia di NTB, maka akan diisi pekerja luar.