Mataram (ANTARA) - Sedikitnya 13 kasus positif COVID-19 varian delta asal India terdeksi di Nusa Tenggara Barat, sehingga warga diimbau untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes) COVID-19.
Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah dalam konferensi pers di Mataram, Jumat mengakui bahwa varian delta sudah masuk di wilayah itu dengan jumlah 13 kasus. Di mana lima orang sudah dinyatakan sehat, empat orang sedang isolasi mandiri, dan satu orang yang masih dalam pantauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB.
"Alhamdulillah kondisi mereka baik, cuma ada satu orang masih terus dalam pemantauan dan semoga kondisinya tidak memburuk," ujarnya.
Wagub menyampaikan, ke-13 kasus positif COVID-19 varian delta ini tersebar di sejumlah wilayah NTB, di antaranya lima kasus berada di Kota Mataram, dua kasus di Lombok Barat, satu kasus di Sumbawa, dua kasus dari Jawa Tengah, satu kasus dari Jawa Timur, satu kasus dari Jawa Barat dan satu kasus di Kabupaten Bima.
Meski kasus COVID-19 varian delta sudah masuk di NTB, Wagub menegaskan kondisi NTB dalam keadaan aman. Termasuk, ketersediaan obat-obatan, vitamin dan oksigen. Namun, ia menekankan kepada masyarakat agar tetap tenang dan waspada yang lebih tinggi.
"Dalam artian lebih patuh, disiplin, dan ketat menjalankan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan," ucapnya.
Selain itu, Wagub NTB, mengimbau masyarakat agar mau divaksinasi guna mencapai target 70 persen masyarakat NTB yang tervaksinasi.
"Work From Home (WFH) harus ditaati oleh provinsi maupun kabupaten/kota, menegakkan protokol kesehatan di pusat keramaian seperti pasar, dan untuk sekolah agar mencermati perlu/tidaknya untuk tatap muka (disesuaikan)," katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Provinsi NTB, dr Lalu Herman Mahaputra, mengakui 13 kasus positif tersebut masuk dari luar wilayah itu, terutama dari Pulau Jawa.
"Ini masuknya dari luar daerah. Karena kita tidak bisa menutup NTB ini. Artinya mobilisasi orang itu cukup tinggi. Karena itu, saat ini kita melakukan pengetatan masuk ke NTB dengan menyertakan hasil tes PCR," jelasnya.
Menurutnya, untuk menekan laju COVID-19 varian terbaru tersebut, pihaknya terus melakukan tracking. Termasuk, mempercepat proses vaksinasi kepada masyarakat yang belum tervaksinasi.
"Harapan kita vaksinasi ini bisa dipercepat, meskipun vaksinasi ini bukan satu-satunya tapi paling tidak kita bisa menahan laju virus tersebut," ucap dokter Jack sapaan akrab Dirut RSUD Provinsi NTB.
Diketahui, hingga 8 Juli 2021, jumlah kasus COVID-19 di NTB mencapai 15,289 kasus, 13,855 sembuh, 816 masih isolasi dan 618 meninggal dunia.
Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah dalam konferensi pers di Mataram, Jumat mengakui bahwa varian delta sudah masuk di wilayah itu dengan jumlah 13 kasus. Di mana lima orang sudah dinyatakan sehat, empat orang sedang isolasi mandiri, dan satu orang yang masih dalam pantauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB.
"Alhamdulillah kondisi mereka baik, cuma ada satu orang masih terus dalam pemantauan dan semoga kondisinya tidak memburuk," ujarnya.
Wagub menyampaikan, ke-13 kasus positif COVID-19 varian delta ini tersebar di sejumlah wilayah NTB, di antaranya lima kasus berada di Kota Mataram, dua kasus di Lombok Barat, satu kasus di Sumbawa, dua kasus dari Jawa Tengah, satu kasus dari Jawa Timur, satu kasus dari Jawa Barat dan satu kasus di Kabupaten Bima.
Meski kasus COVID-19 varian delta sudah masuk di NTB, Wagub menegaskan kondisi NTB dalam keadaan aman. Termasuk, ketersediaan obat-obatan, vitamin dan oksigen. Namun, ia menekankan kepada masyarakat agar tetap tenang dan waspada yang lebih tinggi.
"Dalam artian lebih patuh, disiplin, dan ketat menjalankan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan," ucapnya.
Selain itu, Wagub NTB, mengimbau masyarakat agar mau divaksinasi guna mencapai target 70 persen masyarakat NTB yang tervaksinasi.
"Work From Home (WFH) harus ditaati oleh provinsi maupun kabupaten/kota, menegakkan protokol kesehatan di pusat keramaian seperti pasar, dan untuk sekolah agar mencermati perlu/tidaknya untuk tatap muka (disesuaikan)," katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Provinsi NTB, dr Lalu Herman Mahaputra, mengakui 13 kasus positif tersebut masuk dari luar wilayah itu, terutama dari Pulau Jawa.
"Ini masuknya dari luar daerah. Karena kita tidak bisa menutup NTB ini. Artinya mobilisasi orang itu cukup tinggi. Karena itu, saat ini kita melakukan pengetatan masuk ke NTB dengan menyertakan hasil tes PCR," jelasnya.
Menurutnya, untuk menekan laju COVID-19 varian terbaru tersebut, pihaknya terus melakukan tracking. Termasuk, mempercepat proses vaksinasi kepada masyarakat yang belum tervaksinasi.
"Harapan kita vaksinasi ini bisa dipercepat, meskipun vaksinasi ini bukan satu-satunya tapi paling tidak kita bisa menahan laju virus tersebut," ucap dokter Jack sapaan akrab Dirut RSUD Provinsi NTB.
Diketahui, hingga 8 Juli 2021, jumlah kasus COVID-19 di NTB mencapai 15,289 kasus, 13,855 sembuh, 816 masih isolasi dan 618 meninggal dunia.