Mataram (ANTARA) - Rektor Universitas Mataram (Unram) Prof Lalu Husni mengapresiasi komitmen Bank Indonesia (BI) untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan pendidikan di Indonesia di masa pandemi COVID-19.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis, Husni mengatakan program BI Mengajar merupakan salah satu bentuk dukungan Bank Indonesia terhadap dunia pendidikan yang juga berimplikasi terhadap upaya peningkatkan literasi ekonomi dan kebanksentralan.
"Kegiatan pengajaran itu juga sebagai sarana komunikasi kebijakan yang dikemas dalam materi edukatif dan menarik sehingga mudah dipahami oleh peserta program BI Mengajar," katanya.
Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, dan Bank Indonesia Institute bekerja sama dengan Unram menyelenggarakan kegiatan BI Mengajar dengan tema "Memperkuat Inovasi, Sinergi, dan Kepedulian Sosial sebagai Kontribusi bagi Pemulihan Ekonomi Nasional".
Kegiatan yang digelar secara daring tersebut diikuti sebanyak 2.316 peserta yang terdiri atas para civitas akademika, dosen, guru, mahasiswa, dan siswa yang berada di NTB. Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Iwan Kurniawan menjelaskan program BI mengajar merupakan rangkaian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Bank Indonesia, dan HUT ke-76 Republik Indonesia.
Kegiatan itu juga disinergikan dengan kegiatan penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa sarana prasarana pengembangan ekonomi perguruan tinggi kepada Universitas Mataram dalam rangka mendukung peningkatan pendidikan di Indonesia.
"Kegiatan edukasi itu merupakan juga salah satu upaya Bank Indonesia mendukung pemulihan ekonomi daerah di masa pandemi COVID-19," ujarnya.
Menurut dia, pandemi COVID-19 menyebabkan dampak yang luas, baik pada aspek kesehatan maupun aspek ekonomi. Dari sisi ekonomi, NTB mengalami kontraksi pada triwulan I-2021 sebesar 1,13 peraen (yoy). Kondisi itu membaik dibandingkan kontraksi di triwulan IV-2020 sebesar 3,03 persen (yoy).
Sementara itu, pengendalian kasus COVID-19 di NTB masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, menuju "Herd immunity" adalah sebesar 3,9 juta jiwa. Oleh sebab itu, percepatan vaksinasi di NTB, menjadi salah satu kunci dan prioritas pemerintah daerah untuk menyukseskan pemulihan ekonomi NTB.
Sejalan dengan upaya pengendalian COVID-19 itu juga, dari aspek ekonomi diperlukan inovasi yang dapat menjadi solusi untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di tengah keterbatasan aktivitas fisik masyarakat.
"Salah satu inovasi tersebut adalah ekonomi dan keuangan digital," ucap Iwan.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi dalam paparannya juga menyampaikan pentingnya mengenai ekonomi dan keuangan digital serta peran Bank Indonesia dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis, Husni mengatakan program BI Mengajar merupakan salah satu bentuk dukungan Bank Indonesia terhadap dunia pendidikan yang juga berimplikasi terhadap upaya peningkatkan literasi ekonomi dan kebanksentralan.
"Kegiatan pengajaran itu juga sebagai sarana komunikasi kebijakan yang dikemas dalam materi edukatif dan menarik sehingga mudah dipahami oleh peserta program BI Mengajar," katanya.
Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, dan Bank Indonesia Institute bekerja sama dengan Unram menyelenggarakan kegiatan BI Mengajar dengan tema "Memperkuat Inovasi, Sinergi, dan Kepedulian Sosial sebagai Kontribusi bagi Pemulihan Ekonomi Nasional".
Kegiatan yang digelar secara daring tersebut diikuti sebanyak 2.316 peserta yang terdiri atas para civitas akademika, dosen, guru, mahasiswa, dan siswa yang berada di NTB. Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Iwan Kurniawan menjelaskan program BI mengajar merupakan rangkaian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Bank Indonesia, dan HUT ke-76 Republik Indonesia.
Kegiatan itu juga disinergikan dengan kegiatan penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa sarana prasarana pengembangan ekonomi perguruan tinggi kepada Universitas Mataram dalam rangka mendukung peningkatan pendidikan di Indonesia.
"Kegiatan edukasi itu merupakan juga salah satu upaya Bank Indonesia mendukung pemulihan ekonomi daerah di masa pandemi COVID-19," ujarnya.
Menurut dia, pandemi COVID-19 menyebabkan dampak yang luas, baik pada aspek kesehatan maupun aspek ekonomi. Dari sisi ekonomi, NTB mengalami kontraksi pada triwulan I-2021 sebesar 1,13 peraen (yoy). Kondisi itu membaik dibandingkan kontraksi di triwulan IV-2020 sebesar 3,03 persen (yoy).
Sementara itu, pengendalian kasus COVID-19 di NTB masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, menuju "Herd immunity" adalah sebesar 3,9 juta jiwa. Oleh sebab itu, percepatan vaksinasi di NTB, menjadi salah satu kunci dan prioritas pemerintah daerah untuk menyukseskan pemulihan ekonomi NTB.
Sejalan dengan upaya pengendalian COVID-19 itu juga, dari aspek ekonomi diperlukan inovasi yang dapat menjadi solusi untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di tengah keterbatasan aktivitas fisik masyarakat.
"Salah satu inovasi tersebut adalah ekonomi dan keuangan digital," ucap Iwan.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi dalam paparannya juga menyampaikan pentingnya mengenai ekonomi dan keuangan digital serta peran Bank Indonesia dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional.