Kuta, 30/6 (ANTARA) - Pihak Dewan Pers berharap profesi wartawan kembali menjadi sebuah pekerjaan yang terhormat dan bermartabat di mata masyarakat.
"Saya ingin ke depan profesi wartawan itu dibutuhkan masyarakat, seperti dokter," kata Ketua Komisi Antarlembaga Dewan Pers, Bekti Nugroho, di Kuta, Bali, Kamis.
Dia mengatakan, profesi dokter begitu dibutuhkan dan terhormat karena mereka ketat menjaga citra dengan mematuhi kode etiknya.
Untuk mengembalikan wartawan sebagai profesi yang terhormat, salah satu caranya dengan meningkatkan disiplin untuk mematuhi kode etik jurnalistik.
Selain itu, tambah Bekti, berusaha bertanggungjawab pada diri sendiri untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme.
"Kami juga mengajak rekan-rekan dari organisasi insan pers di Bali untuk bekerja sama mengatasi orang-orang yang meminjam profesi wartawan untuk mencari uang dengan cara tidak benar," ujarnya.
Hal itu terkait dengan citra profesi wartawan yang tercemar oleh orang-orang tersebut, sehingga masyarakat mulai sedikit kehilangan kepercayaan.
Selain berusaha memperbaiki citra wartawan, kata Bekti, Dewan Pers juga sedang berusaha membuat perjanjian kerja sama dengan Polri supaya persoalan yang berkaitan dengan jurnalistik tidak dibawa ke ranah hukum tetapi diselesaikan melalui lembaga tersebut.
Sementara Sabam Leo Batubara, Tokoh Pers Nasional mengatakan, fungsi media itu ada lima, yakni memberikan informasi, edukasi, hiburan, kontrol kebijakan dan lembaga ekonomi.
"Dari sekian banyak media yang ada di Tanah Air terbagi dalam tiga kategori, yakni yang taat terhadap kode etik, tidak taat kode etik dan berjuang untuk taat pada kode etik jurnalistik," katanya.
Dia mengatakan, untuk mengukur apakah seorang wartawan itu profesional dapat dilihat dari produk yang dihasilkannya aktraktif, mencerahkan, membangun kepercayaan masyarakat dan dibutuhkan atau tidak beritanya.(*)