Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menyatakan, stok pupuk bersubsidi bagi petani pada musim tanam kedua tahun ini dipastikan aman atau tidak akan terjadi kelangkaan.
"Stok pupuk musim tanam padi kedua di 2022 ini aman dan tercukupi," kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah Taufikurahman di kantor bupati setempat di Praya, Kamis.
Alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Lombok Tengah selama setahun sebanyak 28 ribu ton untuk pupuk urea. Sedangkan alokasi pupuk bersubsidi jenis urea di 2021 sebanyak 22 ribu ton.
"Artinya stok pupuk masih aman, tidak seperti musim tanam pertama yang terjadi kelangkaan, karena stok sedikit dan musim tanam lebih maju," katanya.
Kepala Bidang Produksi Pertanian Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, Zaenal Arifin mengatakan, penyaluran pupuk bersubsidi pada tahun ini diperketat atau dibatasi setiap bulan sesuai dengan kondisi area tanam di masing-masing wilayah.
"Bulan Maret ini puncak panen dan bulan April baru puncak tanam kedua, karena petani harus melakukan penyemaian bibit dulu," katanya.
Ia mengatakan, alokasi pupuk bersubsidi jenis Urea tahun ini 28 ribu ton, pupuk NPK sebanyak 8000 ton, SP36 sebanyak 3000 ton dan pupuk ZA sebanyak 2000 ton. Namun, khusus pupuk bersubsidi jenis SP36 dan ZA itu hanya diberikan kepada petani tembakau.
"Alokasi SP36 dan ZA pada musim tanam kedua bagi petani padi itu tidak ada. Harga pupuk itu sesuai HET yakni Urea Rp2.250/Kg, pupuk Za Rp1.700/Kg, pupuk SP 36 Rp2.400/Kg, pupuk organik Rp800/Kg dan pupuk NPK Rp2.300/Kg," katanya.
Pembatasan penggunaan pupuk yang diberlakukan pemerintah tersebut, bertujuan untuk mengajak masyarakat supaya lebih banyak menggunakan pupuk organik, karena hasil pertanian itu lebih bagus meskipun pupuk kimia terbatas.
"Luas lahan pertanian di Lombok Tengah sebanyak 52 ribu hektare," katanya.
"Stok pupuk musim tanam padi kedua di 2022 ini aman dan tercukupi," kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah Taufikurahman di kantor bupati setempat di Praya, Kamis.
Alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Lombok Tengah selama setahun sebanyak 28 ribu ton untuk pupuk urea. Sedangkan alokasi pupuk bersubsidi jenis urea di 2021 sebanyak 22 ribu ton.
"Artinya stok pupuk masih aman, tidak seperti musim tanam pertama yang terjadi kelangkaan, karena stok sedikit dan musim tanam lebih maju," katanya.
Kepala Bidang Produksi Pertanian Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, Zaenal Arifin mengatakan, penyaluran pupuk bersubsidi pada tahun ini diperketat atau dibatasi setiap bulan sesuai dengan kondisi area tanam di masing-masing wilayah.
"Bulan Maret ini puncak panen dan bulan April baru puncak tanam kedua, karena petani harus melakukan penyemaian bibit dulu," katanya.
Ia mengatakan, alokasi pupuk bersubsidi jenis Urea tahun ini 28 ribu ton, pupuk NPK sebanyak 8000 ton, SP36 sebanyak 3000 ton dan pupuk ZA sebanyak 2000 ton. Namun, khusus pupuk bersubsidi jenis SP36 dan ZA itu hanya diberikan kepada petani tembakau.
"Alokasi SP36 dan ZA pada musim tanam kedua bagi petani padi itu tidak ada. Harga pupuk itu sesuai HET yakni Urea Rp2.250/Kg, pupuk Za Rp1.700/Kg, pupuk SP 36 Rp2.400/Kg, pupuk organik Rp800/Kg dan pupuk NPK Rp2.300/Kg," katanya.
Pembatasan penggunaan pupuk yang diberlakukan pemerintah tersebut, bertujuan untuk mengajak masyarakat supaya lebih banyak menggunakan pupuk organik, karena hasil pertanian itu lebih bagus meskipun pupuk kimia terbatas.
"Luas lahan pertanian di Lombok Tengah sebanyak 52 ribu hektare," katanya.