Dompu, NTB 15/9 (ANTARA) - Aktivitas Gunung Tambora di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat meningkat dari waspada menjadi siaga, sehingga sekolah terpaksa diliburkan terutama yang berada di wilayah yang terancam bahaya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Kabupaten Dompu HM Aleksander di Dompu, Kamis membenarkan sejumlah sekolah di wilayah yang rawan diliburkan sehubungan dengan peningkatan aktivitas Gunung Tambora dari level II (waspada) menjadi) level III (siaga).
"Ada sekitar empat sekolah yang melapor telah meliburkan siswanya karena kondisnya tidak memungkinkan, tapi kami tidak mengeluarkan perintah untuk meliburkan," katanya.
Ia mengatakan, keputusan untuk meliburkan beberapa sekolah itu, karena alasan psikologi siswa dan orang tua. Jika siswa apalagi yang masih di tingkat SD kalau mereka diliputi kecemasan, semua pelajaran yang diberikan relatif sulit diterima.
Menghadapi persoalan itu, Dikpora Dompu akan mengeluarkan surat imbauan agar para siswa-siswa yang sekolahnya diliburkan itu dikumpulkan di satu sekolah yang aman agar proses belajar mengajar bisa dilaksanakan.
"Selain itu, kami juga meminta pihak sekolah untuk terus memantau dan mencari informasi yang benar terkait dengan status Gunung Tambora, dan jika sudah aman diharapkan melaksanakan nggelar kegiatan belajar mengajar," katanya.
Ia juga membantah adanya guru yang mengajar di sekolah itu telah meninggalkan sekolah terlebih dahulu, akibat adanya ancaman bencana Gunung Tambora.
Aleksander mengaku mendapat laporan bahwa guru-guru yang berasal dari luar kecamatan itu meninggalkan daerah tersebut, karena setelah ditunggu tiga hari oleh para siswa tidak ada yang datang.
"Kami takut bencana itu terjadi, karena itu kami melarang anak- kami masuk sekolah," kata Amir, warga Desa Doro Peti .
Selain itu, sebagaian warga di desa tersebut telah mengungsi ke lokasi yang lebih aman dari ancaman terjadinya letusan Gunung Tambora.
Desa Doro Peti merupakan daerah yang lokasinya terdekat dengan lereng Tambora selain lima desa yang lain. Desa ini masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) I.
Di wilayah tersebut, tersebar isu bahwa Gunung Tambora akan meletus dalam waktu beberapa hari ini.
"Ada informasi bahwa aktivitas Gunung Tambora sekarang meningkat menjadi awas, karena itu kami kami takut," katanya.
Ia berharap Pemkab Dompu segera turun ke lapangan untuk memberikan informasi yang benar tentang kondisi Gunung Tambora sehingga warga tidak panik.
Dia menyayangkan pemerintah di daerah ini hanya mensosialisasikan hal tersebut hanya kepada sebagian warga saja.
termausk adanya penghentian kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah di kaki Gunung Tambora.(*)