Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat terus berupaya menjaga pasokan energi ramah lingkungan di destinasi Gili Trawangan, Meno dan Air, Kabupaten Lombok Utara yang sudah ramai dikunjungi wisatawan.
Manager Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro/Surya (PLTMH/S) Tanjung, PLN, Endang Faisol, di Mataram, Minggu, mengatakan pasokan energi ramah lingkungan ke tiga gili tersebut, salah satunya disuplai oleh PLTS yang ada di Gili Tramena, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Gili Tramena merupakan singkatan Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Ketiga gili tersebut adalah salah satu kawasan wisata yang menjadi destinasi prioritas utama di NTB.
"PLTS itu sebagai salah satu penopang listrik bagi masyarakat di Gili Tramena. Pemeliharaan harus rutin dilakukan untuk mengetahui secara dini komponen-komponen yang seharusnya dilakukan perbaikan atau penggantian," katanya.
Ia menyebutkan, lokasi PLTS di Gili Tramena tersebar di kawasan tiga gili dengan total kapasitas 820 kilo Watt Peak (kWP), yakni di Gili Trawangan berkapasitas 600 kWP, Gili Air berkapasitas 160 kWP, dan Gili Meno sebesar 60 kWP.
Ketiga PLTS yang dibangun pada 2012 tersebut memasok listrik untuk Gili Tramena menggunakan teknologi green energy grid connected PV system (PLTS grid connected) yang menggunakan PV modul.
PLTS itu, lanjut Endang, tentunya menjadi salah satu bentuk komitmen PLN untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) di NTB.
"Bauran EBT saat ini adalah 7,1 persen, dan masih didominasi oleh PLTS. Dengan potensi sumber daya alam yang cukup banyak, di antaranya air, panas bumi, bayu dan arus laut, pastinya PLN dengan dukungan seluruh pihak di NTB, akan mampu mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025," ujarnya.
Untuk menjaga keandalannya, kata dia, pihaknya terus melakukan pemeliharaan PLTS secara rutin. Apalagi kondisi Gili Tramena saat ini sudah banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.
Endang menjelaskan pemeliharaan kali ini dilakukan terhadap komponen-komponen utama dan alat bantu pada PLTS, seperti pengukuran tegangan dan arus pada combiner box, pembersihan permukaan dan pemeriksaan kondisi photovoltaic module (PV) modul, serta pemeliharaan korektif pada PV modul dan inverter.
"Diharapkan dengan pemeliharaan tersebut, performance dari PLTS dapat tetap stabil dan terjaga daya mampu pasoknya," ucapnya.
Selain PLTS, kata Endang, suplai listrik ke Gili Tramena juga dipasok dari kabel laut yang membentang dari Pulau Lombok sepanjang dua kali 18,8 kilometer sirkuit.
Kabel laut yang berfungsi untuk mengalirkan listrik antar pulau itu dibangun pertama kali pada 2012, sedangkan untuk tahap kedua dibangun pada 2018.
Manager Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro/Surya (PLTMH/S) Tanjung, PLN, Endang Faisol, di Mataram, Minggu, mengatakan pasokan energi ramah lingkungan ke tiga gili tersebut, salah satunya disuplai oleh PLTS yang ada di Gili Tramena, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Gili Tramena merupakan singkatan Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Ketiga gili tersebut adalah salah satu kawasan wisata yang menjadi destinasi prioritas utama di NTB.
"PLTS itu sebagai salah satu penopang listrik bagi masyarakat di Gili Tramena. Pemeliharaan harus rutin dilakukan untuk mengetahui secara dini komponen-komponen yang seharusnya dilakukan perbaikan atau penggantian," katanya.
Ia menyebutkan, lokasi PLTS di Gili Tramena tersebar di kawasan tiga gili dengan total kapasitas 820 kilo Watt Peak (kWP), yakni di Gili Trawangan berkapasitas 600 kWP, Gili Air berkapasitas 160 kWP, dan Gili Meno sebesar 60 kWP.
Ketiga PLTS yang dibangun pada 2012 tersebut memasok listrik untuk Gili Tramena menggunakan teknologi green energy grid connected PV system (PLTS grid connected) yang menggunakan PV modul.
PLTS itu, lanjut Endang, tentunya menjadi salah satu bentuk komitmen PLN untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) di NTB.
"Bauran EBT saat ini adalah 7,1 persen, dan masih didominasi oleh PLTS. Dengan potensi sumber daya alam yang cukup banyak, di antaranya air, panas bumi, bayu dan arus laut, pastinya PLN dengan dukungan seluruh pihak di NTB, akan mampu mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025," ujarnya.
Untuk menjaga keandalannya, kata dia, pihaknya terus melakukan pemeliharaan PLTS secara rutin. Apalagi kondisi Gili Tramena saat ini sudah banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.
Endang menjelaskan pemeliharaan kali ini dilakukan terhadap komponen-komponen utama dan alat bantu pada PLTS, seperti pengukuran tegangan dan arus pada combiner box, pembersihan permukaan dan pemeriksaan kondisi photovoltaic module (PV) modul, serta pemeliharaan korektif pada PV modul dan inverter.
"Diharapkan dengan pemeliharaan tersebut, performance dari PLTS dapat tetap stabil dan terjaga daya mampu pasoknya," ucapnya.
Selain PLTS, kata Endang, suplai listrik ke Gili Tramena juga dipasok dari kabel laut yang membentang dari Pulau Lombok sepanjang dua kali 18,8 kilometer sirkuit.
Kabel laut yang berfungsi untuk mengalirkan listrik antar pulau itu dibangun pertama kali pada 2012, sedangkan untuk tahap kedua dibangun pada 2018.