Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat sebanyak 109 sapi atau 25.83 persen di wilayah itu sudah divaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) booster penguat. "Dari target sasaran 422 sapi sehat, sebanyak 248 ekor atau 58,77 persen sudah divaksin dosis pertama, dan 109 ekor sudah di booster," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh Dijan Riyatmoko di Mataram, Senin.
Menurutnya, cakupan vaksinasi virus PMK ke sapi terutama untuk vaksin penguat relatif masih rendah karena ada juga peternak yang menjual sapi-nya sebelum divaksin kedua. "Padahal di awal, mereka sudah sepakat tidak menjual sapi mereka agar bisa di booster. Tapi namanya kebutuhan ekonomi, kami tidak bisa melarang," ujarnya.
Selain itu, terjadi kekosongan vaksin PMK sehingga harus menunggu dosis dari pemerintah pusat dengan asumsi potensi populasi ternak yang rawan terserang PMK di Mataram berdasarkan data 2021 sebanyak 4.221 ekor.
Baca juga: Sebanyak 1,43 juta ekor sapi telah divaksin
Baca juga: Kasus PMK di Sumbawa dan Dompu meluas
Potensi sasaran vaksinasi virus PMK sebanyak 4.221 ekor terdiri atas sapi 1.347 ekor, kerbau 4 ekor, kambing 1.555 ekor, babi 984 ekor dan kuda 331 ekor. "Kalau melihat data yang ada, kita masih kekurangan sekitar 2.500 dosis atau 25 botol vaksin," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, karena ketersediaan vaksin terbatas, maka kegiatan vaksinasi diprioritaskan untuk ternak jenis sapi. "Kalau ada stok vaksin lebih, kami akan menyasar ternak lainnya," katanya. Lebih jauh Dijan mengatakan, dengan kekosongan vaksin PMK, saat ini pihaknya menggencarkan kegiatan penyemprotan disinfektan pada sejumlah kandang kumpul peternak di enam kecamatan. "Secara berkala tim penyemprotan disinfektan turun ke kandang-kandang peternak, sekaligus edukasi peternak terkait kebersihan dan kesehatan lingkungan," katanya.
Menurutnya, cakupan vaksinasi virus PMK ke sapi terutama untuk vaksin penguat relatif masih rendah karena ada juga peternak yang menjual sapi-nya sebelum divaksin kedua. "Padahal di awal, mereka sudah sepakat tidak menjual sapi mereka agar bisa di booster. Tapi namanya kebutuhan ekonomi, kami tidak bisa melarang," ujarnya.
Selain itu, terjadi kekosongan vaksin PMK sehingga harus menunggu dosis dari pemerintah pusat dengan asumsi potensi populasi ternak yang rawan terserang PMK di Mataram berdasarkan data 2021 sebanyak 4.221 ekor.
Baca juga: Sebanyak 1,43 juta ekor sapi telah divaksin
Baca juga: Kasus PMK di Sumbawa dan Dompu meluas
Potensi sasaran vaksinasi virus PMK sebanyak 4.221 ekor terdiri atas sapi 1.347 ekor, kerbau 4 ekor, kambing 1.555 ekor, babi 984 ekor dan kuda 331 ekor. "Kalau melihat data yang ada, kita masih kekurangan sekitar 2.500 dosis atau 25 botol vaksin," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, karena ketersediaan vaksin terbatas, maka kegiatan vaksinasi diprioritaskan untuk ternak jenis sapi. "Kalau ada stok vaksin lebih, kami akan menyasar ternak lainnya," katanya. Lebih jauh Dijan mengatakan, dengan kekosongan vaksin PMK, saat ini pihaknya menggencarkan kegiatan penyemprotan disinfektan pada sejumlah kandang kumpul peternak di enam kecamatan. "Secara berkala tim penyemprotan disinfektan turun ke kandang-kandang peternak, sekaligus edukasi peternak terkait kebersihan dan kesehatan lingkungan," katanya.