Mataram, 11/3 (ANTARA) - Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia memanfaatkan momentum pelantikan pengurus wilayah di Nusa Tenggara Barat, guna menyosialisasikan rencana pembangunan Menara Haji Indonesia berlantai 33 di pusat kota Jakarta.
"Grand Wakaf Menara Haji Indonesia itu akan dibangun di pusat kota Jakarta, dan direncanakan akan diluncurkan dimulainya pembangunan menara haji itu oleh Presiden SBY pada puncak peringatan Hari Lahir ke-22 IPHI, 10 April 2012," kata Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) H Kurdi Mustofa, pada acara pelantikan Pengurus Wilayah (PW) IPHI Nusa Tenggara Barat (NTB) masa bhakti 2012-2017, di Mataram, Minggu.
Mayjen (Purnawirawan) TNI itu melantik H M Sukiman Azmi sebagai kata Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) NTB masa bhakti 2012-2017, berdasarkan Surat Keputusan PP IPHI Nomor: 3.131/skep/PP-IPHI/II/2012, tertanggal 2 Februari 2012.
Dalam kepengurusan IPHI NTB, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi dipercayakan sebagai Ketua Dewan Pembina, dan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama NTB H Lalu Suhaimi Ismy sebagai wakil ketua, dan Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Setda NTB H Arsyad Gani sebagai sekretaris.
Sukiman terpilih sebagai Ketua PW IPHI NTB dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) IPHI NTB periode lima tahun berikutnya, pada November 2011.
Pada momentum pelantikan PW IPHI NTB itu, Kurdi memaparkan secara detail rencana pembangunan Grand Wakaf Menara Haji Indonesia, yang akan dibangun di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Rasuna Said, Jakarta Pusat.
"Grand Wakaf Menara Haji Indonesia itu akan menjadi ikon kebangkitan haji di Indonesia, sekaligus sebagai lambang kesadaran baru bagi para haji untuk aktif menggelorakan dan menyemarakkan syiar Islam di Indonesia, sebagai negeri muslim terbesar dengan jumlah jemaah haji terbanyak di dunia," ujarnya.
Ia mengatakan, Grand Wakaf Menara Haji Indonesia itu merupakan hunian apartemen dan bangunan multifungsi, terdiri dari tipe apartemen T48,T65, T88 serta kondominium T256 yang berada di lantai puncak. Nilai proyek investasi itu mencapai Rp950 miliar hingga Rp1 triliun.
Bangunan pencakar langit itu dilengkapi dengan mesjid dan sarana manasik haji/umrah, pusat belanja muslim modern, perkantoran bisnis syariah di Indonesia, dan fasilitas pendukung lainnya.
"Dana pembangunannya bersumber dari hasil wakaf produktif berupa uang tunai yang akan dihimpun dalam dua tahun terhitung 2012 dan 2013. Kami harapkan melalui IPHI wilayah setiap jemaah haji mewakafkan sebesar Rp1 juta dengan penuh kerelaan, dan akan diberi sertifikat wakaf," ujarnya.
Menurut Kurdi, setiap IPHI wilayah berpotensi mengumpulkan dana wakaf sebesar Rp1 juta/jemaah haji itu sehingga totalnya mencapai puluhan miliar rupiah. Namun, IPHI pusat hanya mewajibkan Rp1 miliar/wilayah.
Dari dana wakaf sebesar Rp1 miliar itu, IPHI wilayah berhak atas satu unit apartemen berukuran 64 meter persegi yang menjadi hak milik, sehingga dapat ditempati atau digunakan jemaah haji NTB yang bepergian ke Jakarta, atau hendak disewakan.
Ia menilai nilai sewa apartemen tersebut dapat mencapai Rp120 juta/tahun, sehingga IPHI wilayah dapat memiliki pendapatan bersih sekitar Rp100 juta/tahun yang dapat digunakan sebagai dana abadi.
"Tentu, kami berharap IPHI NTB gesit dalam menyikapi hal ini, dan sekiranya Gubernur NTB dan para kepala daerah di wilayah ini dapat membantu menyukseskan rencana pembangunan Grand Wakaf Menara Haji Indonesia," ujarnya. (*)