Mataram, 2/5 (ANTARA) - Manajemen PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk terus berupaya meningkatkan kapasitas para pensiunan atau purna bhakti di wilayah Nusa Tenggara Barat, melalui program pemberdayaan yang disebut Daya.
     {jpg*2}"Daya merupakan program pemberdayaan 'mass market' yang berkelanjutan dan terukur, yang antara lain untuk meningkatkan kapasitas nasabah dari kalangan pensiunan atau purna bhakti," kata Kepala PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Regional Jawa Timur (Jatim) I Agus Siahaan, di sela-sela implementasi program Daya, di Mataram, Rabu.
     BTPN Regional Jatim I meliputi sebagian wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
     Agus mengatakan, program Daya mencakup tiga pilar yakni Daya Sehat Sejahtera, Daya Tumbuh Usaha (seperti pelatihan wirausaha), dan Daya Tumbuh Komunitas (seperti Komunitas Center).
     Program Daya yang tengah diimplementasikan di BTPN Cabang Mataram itu yakni Daya Sehat Sejahtera, yang merupakan pilar pembinaan nasabah untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan melalui informasi, konsultasi dan pemeriksaan kesehatan.{jpg*3}
     Aktivitas yang dilakukan terkait implementasi program Daya Sehat Sejahtera itu, berupa pemberian informasi dan konsultasi tentang masalah kesehatan fisik dan jasmani, serta pemeriksaan kesehatan secara gratis.
     BTPN melibatkan dr Mazisa Anshori sebagai nara sumber konsultasi kesehatan jasmani dan rohani. Pada kesempatan itu, Mazisa banyak menjelaskan cara menjaga diri dari penyakit asam urat.
     "Upaya memberdayakan 'mass market' ini merupakan panggilan, sehingga BTPN terus berupaya membangun kapasitas nasabah secara berkelanjutan, guna memberikan kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup lebih baik," ujar Agus yang didampingi Kepala Area Bisnis BTPN Cabang Mataram Abdul Madjid, dan pejabat Komunikasi Ekternal Perusahaan BTPN Ainul Yaqin.    
     Agus menyebut secara nasional, sejak 1 April 2011 hingga 31 Maret 2012, program Daya telah menjangkau 841.801 orang penerima manfaat, atau meningkat 77 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 474.670 orang.
     Penerima manfaat program Daya BTPN, merupakan nasabah "mass market" yakni pelaku usaha mikro dan kecil, pensiunan, serta komunitas prasejahtera produktif.
     Sedangkan, jumlah aktivitas dan kelas pelatihan program Daya yang digelar juga meningkat lebih dari 100 persen yakni dari sebanyak 14.639 aktivitas terhitung Maret 2011 menjadi 30.591 aktivitas per Maret 2012.
    "Program pemberdayaan yang dilaksanakan BTPN selama ini, mendapat tanggapan positif dari nasabah. Berdasarkan pengukuran haisl evaluasi kegiatan, rata-rata tingkat kepuasan nasabah diatas 85 persen," ujarnya.
    Melalui program Daya, tambah Agus, pihaknya berharap dapat berkontribusi secara langsung dalam meningkatkan kapasitas nasabah, karena BTPN meyakini keterlibatan dalam membangun lingkungan nasabah akan berdampak positif terhadap pertumbuhan kapasitas nasabah selain peningkatan kinerja perusahaan.
    PT BTPN merupakan bank publik non-devisa terbesar di Indonesia yang memiliki visi menjadi bank 'mass market' terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia.
    Visinya, fokus usaha di pangsa pasar 'mass market' yakni melayani segmen bawah dari piramida pasar yang terdiri dari pensiunan, usaha mikro dan kecil, serta komunitas prasejahtera produktif, melalui lebih dari 1.200 jaringan kantor yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
    Model bisnis BTPN mengintegrasikan misi sosial dan bisnis dalam produk dan layanan serta kegiatan sehari-hari yang berbentuk peluang dan panggilan (do good do well).
    Per 31 Maret 2012, BTPN memiliki aset senilai Rp48,5 triliun, dengan CAR yang solid yakni sebesar 22,2 persen, dan NPL rendah yakni sebesar 0,74 persen.
    Penyaluran kredit BTPN mencapai 32,1 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp37,2 triliun.
    Khusus di BTPN Area Mataram yang mencakup Cabang Mataram, Praya, Selong, Sumbawa, dan Cabang Bima, total aset telah mencapai Rp434 miliar, dengan kucuran kredit sebesar Rp280 miliar per 31 Maret 2012.
    Jumlah nasabah BTPN Area Mataram telah mencapai 7.408 orang nasabah pensiunan dari total 30.231 orang pensiunan di wilayah NTB, atau sebesar 24,5 persen. Jumlah nasabah yang transaksi gaji pensiun tercatat sebanyak 4.916 orang atau 16,28 persen.
    "Target tahun ini sebesar 20 persen untuk BTPN Area Mataram. Kalau secara nasional ditargetkan pertumbuhan nasabah sebesar 33 persen," ujar Agus diamini Abdul Madjid.

Pererat persaudaraan
    Sahri Suwandi (69), pensiunan PNS yang lama mengabdi di Pemerintah Provinsi NTB, mengaku telah merasakan manfaat program Daya yang diimplementasikan BTPN di Mataram.
    "Dengan adanya program Daya Sehat Sejahtera ini, pengetahuan kami tentang kesehatan semakin bertambah. Ini membuat hidup kami lebih bergairah dan kami sesama pensiunan makin sering berjumpa dalam pelayanan bank ini," ujarnya.
    Suwandi mengaku juga bagian dari organisasi Persatuan Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) NTB, yang juga telah seringkali menghadiri pertemuan silaturahmi.
    Namun, ia merasakan temu silaturahmi dalam pelayanan BTPN Mataram begitu bermanfaat, karena selain mendapat tambahan pengetahuan kesehatan, ilmu wirausaha, juga silaturahmi yang semakin memperat persaudaraan.
    "Intinya, banyak manfaatnya. Kami (pensiunan) lebih sering bertemu dan itu mmebuat hidup kami lebih baik," ujarnya disertai senyum khasnya. (*)

Keterangan Foto:
PROGRAM DAYA SEHAT SEJAHTERA - Dokter Mazisa Anshori yang didampingi Kepala PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Regional Jawa Timur (Jatim) I Agus Siahaan, dan Kepala Area Bisnis BTPN Mataram Abdul Madjid, tengah berdialog dengan para nasabah pensiunan, terkait informasi dan konsultasi tentang masalah kesehatan fisik dan jasmani, di Kantor BTPN Mataram, Rabu (2/5).  

PENJELASAN KESEHATAN - Dokter Mazisa Anshori tengah memberi penjelasan medis terkait pola hidup sehat, kepada para pensiunan nasabah BTPN, terkait program pemberdayaan Daya Sehat Sejahtera, di Kantor BTPN Cabang Mataram, Rabu (2/5). 
  


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024