Kupang (ANTARA) - Marsiana Helen Trino mengusap perlahan wajah balita yang ada dalam gendongannya. Tampak Agusti Odergari Dava Ganggus balita dalam gendongan itu, tertidu lelap dalam dekapannya. Dari mata Marsiana yang mulai mengembang air mata, terpancar harapan besar perempuan 20 tahun itu, kepada Dava.

Marsiana berharap anak semata wayangnya kelak tumbuh sehat dan bisa meraih cita-citanya. "Saya ingin Dava bisa sehat, sekolah tinggi dan bisa sukses," kata Marsiana. Marsiana merupakan warga dari Kampung Muwur, Wae Mantang, Rahong Utara, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT)  itu tak tahan membendung air matanya mengingat anak polos itu berjuang melawan penyakit berat.

Anak kesayangannya itu telah menderita kanker mata sejak lahir. Balita yang kini usianya sudah mencapai 1,6 tahun itu telah merasakan kesakitan selama lahir ke dunia. Dava pernah dibawa oleh Marsiana untuk berobat di Puskesmas Welengga Mete di Kabupaten Manggarai Timur. Namun dokter di Puskesmas itu tidak bisa berbuat banyak karena minimnya fasilitas pengobatan di Puskesmas itu.

Dokter kemudian memberikan rujukan ke rumah sakit. Namun, Marsiana tidak mengikuti saran dokter di Puskesmas itu, dengan alasan tidak ada anggaran untuk bisa ke rumah sakit dan biaya perawatan anaknya di RS Siloam Labuan Bajo.

Suami dari Marsiana bernama Bartolomeus Ganggus sendiri hanya bekerja sebagai buruh harian dengan pendapatan yang tidak menentu. Marsiana mengusap air matanya ketika menceritakan masa-masa sulit yang dia dan keluarganya hadapi saat itu.

Harapan Marsiana hampir pupus kala itu. Dia hanya berharap ada mukjizat  yang datang sehingga dengan obat seadanya anaknya bisa bebas dari penyakit mematikan itu.


Kedatangan Mensos

Kedatangan tim dari Kementerian Sosial ke NTT,  berkunjung ke Sentra Efata Kupang memberi harapan dan semangat baru bagi Marsiana.  Harapannya agar Kemensos membantu penanganan bagi kesembuhan anaknya. "Saya tak percaya ada yang datang membantu saya. Dari tempat yang jauh, tim Kemensos datang membantu Dava berobat ke rumah sakit," ucapnya sambil terisak-isak.

Marsiana merasa bahwa seluruh doa-doa yang dia sampaikan selama ini terkabul melalui tim dari Kementerian Sosial yang datang ke NTT sejak Sabtu (17/9) kemarin Tak sampai di situ saja kebahagiaannya. Saat melihat dan bertemu langsung dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini, dia semakin terharu.

Tak hanya Marsiana, Maria Fatima Sinit juga merasa terharu dengan apa yang dia dapat pada Sabtu (17/9) kemarin, karena anaknya Emanuel Jeantus Johan yang masih berusia tiga tahun mengidap kelumpuhan otak (celebral palsy) sejak lahir. “Ini seperti mimpi saja. Pekan lalu disampaikan bahwa ibu Menteri mau ketemu dan ingin membantu kesembuhan anak saya. Saya merasa terkabul semua doa saya,” ceritanya.

Kehadiran Mensos memberikan semangat baru bagi keduanya untuk terus berjuang untuk kesembuhan buah hati mereka. Saat mengunjungi kedua ibu tersebut, Mensos juga memberikan semangat kepada keduanya, karena selama ini perjuangan mereka untuk menyebuhkan anak mereka tak kunjung padam. “Saya ucapkan terima kasih atas keihklasan dan kemurahan hari ‘orang-orang baik’ di luar sana yang telah membantu Emanuel dan Dava,” ucap Risma.

Bantuan yang terkumpul dari kerja sama antara Kemensos dengan kitabisa.com  berhasil mewujudkan mimpi dari Marsiana dan juga Maria Fatima. Sekitar Rp35 juta bantuan berupa paket bantuan yang terkumpul untuk pengobatan Dava yang menderita kanker mata dan juga Emanuel yang sudah lama mengidap kelu Sedangkan paket bantuan nutrisi dengan nilai total Rp19,7 juta untuk Dava dan Rp15,5 juta untuk Emmanuel.

Bantuan tambahan

Bagi Marsiana, uluran tangan jajaran Kemensos sangat berarti. Tim Sentra Efata membantu memeriksa dan merawatinapkan Dava ke Rumah Sakit Siloam, Labuhan Bajo. “Berdasarkan diagnosa dokter, Dava bukan menderita katarak melainkan kanker mata. Dava dirujuk ke rumah sakit di Makassar, Bali atau Surabaya,” kata Kepala Sentra Efata Supriyono.

Selanjutnya Sentra Efata membantu biaya perawatan, biaya transportasi dan akomodasi keluarga selama perawatan di Labuan Bajo. Sentra Efata juga bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Manggarai mengurus BPJS untuk pengobatan selanjutnya.

Bantuan lainnya berupa tambahan nutrisi (susu, biskuit), perawatan sehari-hari anak seperti sabun, minyak, bedak, pempers dan pakaian anak. Sentra Efata telah merujuk Dava ke Rumah Sakit Sanglah Bali  bekerja sama dengan Sentra Mahatmya Bali untuk penanganan Dava selanjutnya.

Marsiana tampak terus meneteskan air mata karena bantuan yang diberikan oleh Pemerintah melalui Kementerian Sosial itu. Mensos, juga memberikan bantuan kepada Emanuel Jeantus Johan usia 3 tahun yang mengidap kelumpuhan otak (celebral palsy). Kemensos telah memberikan bantuan PKH dan membantu mengaktivasi kartu BPJS.

Bantuan lain berupa tambahan nutrisi dan membantu akomodasi selama pengobatan. Penderitaan kedua balita tersebut mengetuk hati masyarakat. Melalui kitabisa.com, terkumpul donasi bagi Emanuel sebesar Rp50,5 jutaan dan untuk Dava sebesar Rp38,8 jutaan.

Baca juga: DPRD minta Pemprov NTT aktifkan layanan terpadu tangani HIV/AIDS
Baca juga: Tiga etnis besar Ngada bawakan atraksi adat pada WNF 2022

Kerja sama antara Kemensos dengan kitabisa.com bukan baru pertama kali dilakukan. Beberapa waktu lalu juga Mensos memberikan bantuan kepada dua balita di Jawa Barat yang menderita kelainan saraf. Tak hanya di dua daerah ini saja, Kemensos juga akan terus bekerja sama dengan kitabisa.com dan pihak-pihak lain untuk membantu keluarga-keluarga kurang mampu yang anak-anaknya menderita penyakit yang berat.


 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024