Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 Sabil Rachman berharap Menpora Zainudin Amali mengawasi dengan ketat proses investigasi tragedi Kanjuruhan demi menekan berbagai spekulasi liar tanpa arah di ranah publik.
"Arahan Presiden yang kemudian ditindaklanjuti oleh Menpora sudah jelas yakni lakukan investigasi menyeluruh atas kejadian tersebut. Tujuannya jelas agar hasil investigasi itu bisa membuka kotak pandora persoalan teknis penyelenggaraan pertandingan yang selain bisa keliru dari aspek prosedur juga membuka ruang lahirnya masalah teknis yang lepas dari antisipasi," kata Sabil dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Menurutnya, spekulasi tersebut bisa makin menyulitkan untuk menemukan secara obyektif titik simpul dan benang kusutnya dari peristiwa yang terjadi usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10).
Sabil Rachman menegaskan bahwa hal tersebut penting, selain dapat menutup kemungkinan hal yang sama terjadi di kemudian hari. "Juga tidak membuat kita saling menyalahkan satu sama lain mengingat sepakbola pemelihara tradisi kegembiraan. Sehingga alih- alih dihentikan justru harus diarahkan, tetap menjadi sarana masyarakat menyaksikannya secara riang gembira dan menyenangkan tanpa sekat- sekat dan perbedaan atas nama etnis dan kelompok yang berpotensi melahirkan gesekan serta berujung pada konflik karena rendahnya sportifitas dan obyektifitas dalam menerima hasil pertandingan," katanya menambahkan.
Tragedi Kanjuruhan, menurut Sabil semakin menyadarkan bangsa Indonesia atas pentingnya mendudukkan seluruh stakeholder sepakbola atau pelaksana pertandingan untuk berupaya menemukenali dampak pasca pertandingan.
Baca juga: Sriwijaya Mania sesalkan tembakan gas air mata ke suporter
Baca juga: Mahfud MD gelar rakor bahas penanganan tragedi Kanjuruhan
Sebab, lanjutnya, menurut informasi bahwa ada permintaan Kapolres setempat agar pertandingan dimajukan sore hari. Begitu juga dengan saran pengurangan jumlah penonton dari kapasitas yang ada yakni 42 ribu penonton. Meskipun demikian, Sabil menilai masih banyak hal lain yang bisa menambah daftar penting masalah sebagai bahan untuk di investigasi.
"Dalam kaitan itulah maka kita meminta Menpora atas nama perintah Presiden untuk mengawal dan mengawasi serta membantu seluruh proses investigasi menyeluruh ini bisa berjalan dengan baik," pungkas Sabil Rachman.
"Arahan Presiden yang kemudian ditindaklanjuti oleh Menpora sudah jelas yakni lakukan investigasi menyeluruh atas kejadian tersebut. Tujuannya jelas agar hasil investigasi itu bisa membuka kotak pandora persoalan teknis penyelenggaraan pertandingan yang selain bisa keliru dari aspek prosedur juga membuka ruang lahirnya masalah teknis yang lepas dari antisipasi," kata Sabil dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Menurutnya, spekulasi tersebut bisa makin menyulitkan untuk menemukan secara obyektif titik simpul dan benang kusutnya dari peristiwa yang terjadi usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10).
Sabil Rachman menegaskan bahwa hal tersebut penting, selain dapat menutup kemungkinan hal yang sama terjadi di kemudian hari. "Juga tidak membuat kita saling menyalahkan satu sama lain mengingat sepakbola pemelihara tradisi kegembiraan. Sehingga alih- alih dihentikan justru harus diarahkan, tetap menjadi sarana masyarakat menyaksikannya secara riang gembira dan menyenangkan tanpa sekat- sekat dan perbedaan atas nama etnis dan kelompok yang berpotensi melahirkan gesekan serta berujung pada konflik karena rendahnya sportifitas dan obyektifitas dalam menerima hasil pertandingan," katanya menambahkan.
Tragedi Kanjuruhan, menurut Sabil semakin menyadarkan bangsa Indonesia atas pentingnya mendudukkan seluruh stakeholder sepakbola atau pelaksana pertandingan untuk berupaya menemukenali dampak pasca pertandingan.
Baca juga: Sriwijaya Mania sesalkan tembakan gas air mata ke suporter
Baca juga: Mahfud MD gelar rakor bahas penanganan tragedi Kanjuruhan
Sebab, lanjutnya, menurut informasi bahwa ada permintaan Kapolres setempat agar pertandingan dimajukan sore hari. Begitu juga dengan saran pengurangan jumlah penonton dari kapasitas yang ada yakni 42 ribu penonton. Meskipun demikian, Sabil menilai masih banyak hal lain yang bisa menambah daftar penting masalah sebagai bahan untuk di investigasi.
"Dalam kaitan itulah maka kita meminta Menpora atas nama perintah Presiden untuk mengawal dan mengawasi serta membantu seluruh proses investigasi menyeluruh ini bisa berjalan dengan baik," pungkas Sabil Rachman.