Badung (ANTARA) - Presiden Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) Salvatore Sciacchitano mengingatkan negara-negara G20 bahwa pemulihan sektor penerbangan bukan sekadar menyelamatkan maskapai, tetapi menjaga kompetensi sumber daya manusia dan seluruh sarana prasarana terkait tetap terpelihara.
Oleh karena itu, Sciacchitano menyampaikan ICAO telah membuat rekomendasi kebijakan keuangan yang perlu diambil oleh negara-negara, dan membuat satuan tugas untuk memastikan pemulihan sektor penerbangan berjalan sesuai rencana.
"Rekomendasi dari ICAO salah satunya kami meminta pemerintah untuk memahami bahwa ini adalah krisis yang belum pernah terjadi (unprecedented) sehingga membutuhkan kebijakan di luar kebiasaan, dan tentu (pemulihan) ini membutuhkan waktu. Pemerintah dapat mengintervensi terutama dari segi pembiayaan melalui pinjaman, tetapi apapun itu pemerintah harus segera bertindak bukan hanya untuk menyelamatkan maskapai, tetapi untuk menjaga kompetensi, yaitu mereka yang terlatih dan terdidik di bidang penerbangan, keamanan dan keselamatan," kata Sciacchitano menjawab pertanyaan ANTARA pada sela-sela G20 Aviation Dialogue di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa.
Walaupun demikian, Sciacchitano menyampaikan tidak ada satu solusi yang dapat menyelesaikan seluruh persoalan di industri penerbangan dunia, yang diyakini paling terpuruk selama pandemi COVID-19. "Tidak ada solusi yang cocok untuk semua permasalahan, tetapi ICAO menaruh perhatian pada isu-isu finansial," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden ICAO menyebut sebelum pandemi atau pada 2019 ada 4,5 miliar penumpang internasional yang berpergian menggunakan angkutan udara. Namun, jumlah itu turun sampai 60 persen pada 2020, dan 40 persen pada 2021.
Jumlah penumpang di beberapa kawasan seperti Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin, mulai membaik pada 2022 terlihat dari angkanya yang mendekati jumlah penumpang pada 2019. Oleh karena itu, ICAO optimis sektor penerbangan dunia bakal pulih pada 2023.
Baca juga: Maskapai Susi Air terbang perdana menuju Mamuju
Baca juga: Maskapai Garuda Indonesia pantau harga avtur dan penyeusuaian harga tiket
Terkait dengan rekomendasi ICAO, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi pada sela-sela G20 Aviation Dialogue di Bali, Selasa, menyampaikan pemerintah telah bergerak cepat memberi pendampingan kepada maskapai dan operator bandara selama pandemi dan sepanjang pemulihan.
"Contohnya, kami mendampingi para operator bandara untuk me-recover apa yang sudah dimiliki sebelumnya, karena dengan adanya Covid banyak yang tidak bekerja. Banyak alat tidak berfungsi, begitu juga di ATC (air traffic controler) terjadi demikian. Kami secara intensif melakukan pendampingan," kata Budi Karya saat diminta responnya terhadap rekomendasi ICAO.
Oleh karena itu, Sciacchitano menyampaikan ICAO telah membuat rekomendasi kebijakan keuangan yang perlu diambil oleh negara-negara, dan membuat satuan tugas untuk memastikan pemulihan sektor penerbangan berjalan sesuai rencana.
"Rekomendasi dari ICAO salah satunya kami meminta pemerintah untuk memahami bahwa ini adalah krisis yang belum pernah terjadi (unprecedented) sehingga membutuhkan kebijakan di luar kebiasaan, dan tentu (pemulihan) ini membutuhkan waktu. Pemerintah dapat mengintervensi terutama dari segi pembiayaan melalui pinjaman, tetapi apapun itu pemerintah harus segera bertindak bukan hanya untuk menyelamatkan maskapai, tetapi untuk menjaga kompetensi, yaitu mereka yang terlatih dan terdidik di bidang penerbangan, keamanan dan keselamatan," kata Sciacchitano menjawab pertanyaan ANTARA pada sela-sela G20 Aviation Dialogue di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa.
Walaupun demikian, Sciacchitano menyampaikan tidak ada satu solusi yang dapat menyelesaikan seluruh persoalan di industri penerbangan dunia, yang diyakini paling terpuruk selama pandemi COVID-19. "Tidak ada solusi yang cocok untuk semua permasalahan, tetapi ICAO menaruh perhatian pada isu-isu finansial," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden ICAO menyebut sebelum pandemi atau pada 2019 ada 4,5 miliar penumpang internasional yang berpergian menggunakan angkutan udara. Namun, jumlah itu turun sampai 60 persen pada 2020, dan 40 persen pada 2021.
Jumlah penumpang di beberapa kawasan seperti Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin, mulai membaik pada 2022 terlihat dari angkanya yang mendekati jumlah penumpang pada 2019. Oleh karena itu, ICAO optimis sektor penerbangan dunia bakal pulih pada 2023.
Baca juga: Maskapai Susi Air terbang perdana menuju Mamuju
Baca juga: Maskapai Garuda Indonesia pantau harga avtur dan penyeusuaian harga tiket
Terkait dengan rekomendasi ICAO, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi pada sela-sela G20 Aviation Dialogue di Bali, Selasa, menyampaikan pemerintah telah bergerak cepat memberi pendampingan kepada maskapai dan operator bandara selama pandemi dan sepanjang pemulihan.
"Contohnya, kami mendampingi para operator bandara untuk me-recover apa yang sudah dimiliki sebelumnya, karena dengan adanya Covid banyak yang tidak bekerja. Banyak alat tidak berfungsi, begitu juga di ATC (air traffic controler) terjadi demikian. Kami secara intensif melakukan pendampingan," kata Budi Karya saat diminta responnya terhadap rekomendasi ICAO.