Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, okupansi hotel di Kota Mataram saat kegiatan WSBK (World Superbike) 11-13 November 2022 di Sirkuit Mandalika, masih normal yakni berada pada angka 60 persen seperti bulan-bulan sebelumnya.

"Kondisi ini terjadi karena, para penonton WSBK 2022 sebagian besar berasal dari warga lokal. Bahkan informasinya, 80 persen dari tiket yang terjual dibeli masyarakat lokal," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.

Menurutnya, kegiatan WSBK 2022 berbeda dengan WSBK 2021 yang saat itu menjadi kegiatan pertama, sehingga semarak dan okupansi hotel saat itu bisa 100 persen.

"Begitu juga saat MotoGP Maret 2022, okupansi hotel di Mataram bisa mencapai 100 persen sebab kejuaraan MotoGP memang peminatnya lebih tinggi," katanya.

Di sisi lain, Denny begitu dia akrab disapa, tidak tercapainya 100 persen terhadap okupansi hotel ini bukan berarti pemerintah kota tidak ikut berperan aktif melakukan promosi.

Kegiatan WSBK ini memiliki skala dunia, sehingga ini menjadi kerja kolektif. Jadi apabila hotel tidak terisi penuh tidak bisa diklaim bahwa itu kesalahan dari pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota.

"Ini kerja kolektif, sebab WSBK ini skala internasional. Jadi tanggung jawab kita bersama untuk menyukseskan dan pemerintah daerah sudah berusaha maksimal," katanya.

Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Yono Sulistyo mengatakan, kondisi WSBK 2022 sangat berbeda dengan kegiatan WSBK 2021 dan MotoGP Maret 2022, yang tiga bulan sebelumnya semua hotel di Kota Mataram sudah penuh dipesan penonton dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara.

"Sedangkan WSBK 2022, sampai sekarang belum ada kelihatan indikasi peningkatan pemesanan hotel," katanya.

Terkait dengan itu, kata Yono, dalam hal ini pemerintah pusat semestinya harus hadir meramaikan serta melakukan sosialisasi terhadap kegiatan internasional tersebut melalui BUMN, Kementerian Pariwisata, serta kementerian lainnya yang terkait.

"Para pejabat-pejabat di kementerian pemerintah pusat harus hadir di Lombok menyaksikan WSBK, agar 'event' itu lebih menggaung dan bisa menarik penonton-penonton lainnya," katanya.

Ia mengakui, kelas kegiatan WSBK memang di bawah MotoGP, tapi jika pemerintah pusat ikut serta meramaikan kegiatan ini, diyakini penonton juga akan tertarik dan akhirnya bisa berdampak pada hunian hotel.

"Kalau hanya mengandalkan masyarakat lokal yang datang, saya rasa masih berat. Saat WSBK 2021, masyarakat banyak hadir karena mungkin penasaran dengan kondisi sirkuit sehingga antusias saat itu tinggi. Tapi sekarang sudah turun," katanya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024