Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan (Disdag) Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, harga beras medium di Kota Mataram yang naik dari Rp8.500 menjadi Rp9.000 per kilogram masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium Rp9.850 per kilogram.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Bulog, harga beras yang naik beberapa hari terakhir ini masih di bawah HET. Sementara, stok beras cukup hingga Mei 2023," kata Kepala Bidang Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Kamis.

Terkait dengan hal itu, masyarakat diimbau tidak panik dalam menanggapi kondisi kenaikan harga beras saat ini sebesar Rp500 per kilogram, sebab pasokan beras di Bulog mencukupi hingga Mei 2023.

"Setelah itu, petani akan kembali panen dan Insya Allah harga kembali normal. Karenanya, kami harapkan masyarakat membeli beras sesuai kebutuhan," katanya.

Sementara itu berdasarkan survei harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, lanjut Sri, rata-rata masih terjadi fluktuasi harga pada hampir semua kebutuhan pokok.

"Kondisi fluktuasi harga kebutuhan pokok menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, juga terjadi di sejumlah daerah saat kami melakukan zoom "meeting" dengan Kementerian Perdagangan," katanya.

Misalnya, harga ayam broiler di Pasar Induk Mandalika naik menjadi Rp40.000 per kilogram dari sebelumnya Rp35.000-Rp37.000 per kilogram. Tapi harga daging sapi murni masih stabil Rp125.000 per kilogram, begitu juga dengan gula pasir tetap Rp14.000 per kilogram.

Komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga antara lain cabai rawit dari Rp22.000 per kilogram menjadi Rp25.000 per kilogram, cabai merah besar dari Rp15.000 per kilogram menjadi Rp17.000 per kilogram, dan bawang merah dari Rp28.000 per kilogram menjadi Rp30.000 per kilogram. Tapi untuk bawang putih masih stabil Rp19.000 per kilogram.

"Selain itu, harga telur kembali naik menjadi Rp1.900 per butir, dari sebelumnya berkisar Rp1.700-Rp1.800 per butir," katanya.

Sri mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk mencari tahu apa yang menjadi pemicu kenaikan harga telur. "Kenaikan harga telur baru terjadi hari ini, jadi kami belum bisa menyebutkan penyebab kenaikannya secara pasti. Kami akan berkoordinasi dulu dengan pihak terkait," katanya.
 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024