Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan ekstra droping elpiji 3 kilogram ke Pertamina untuk memenuhi kebutuhan akibat terjadi peningkatan permintaan masyarakat.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Selasa, mengatakan, ekstra droping elpiji 3 kilogram untuk Kota Mataram diusulkan sekitar 21,3 metrik ton atau sekitar 7.000 tabung.
"Usulan ekstra droping elpiji 3 kilogram itu, di luar kuota resmi yang sudah ada," katanya.
Hal tersebut disampaikan di sela melakukan turun lapangan ke lima pangkalan elpiji 3 kilogram, untuk melihat secara langsung kondisi stok dan kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Pemkot Mataram surati Pertamina untuk gelar OP elpiji 3 kilogram
Sri mengatakan, dari lima pangkalan yang didatangi kondisi hampir sama, terjadi permintaan tinggi karena adanya momen Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1447 Hijriah dan mulainya aktivitas mahasiswa setelah libur semester.
Bahkan para pembeli rela menunggu pendistribusian elpiji dari Pertamina ke pangkalan. Begitu datang, elpiji langsung diserbu pembeli.
"Jadi ini bukan langka, karena barang ada tapi permintaan meningkat," katanya.
Terkait dengan itu, dia berharap usulan ekstra droping elpiji 3 kilogram ke Pertamina bisa direalisasikan untuk memenuhi peningkatan permintaan masyarakat.
Baca juga: Polisi antisipasi penyimpangan distribusi elpiji 3 kg di Mataram
Apalagi ke depan banyak kegiatan pariwisata yang akan dilaksanakan salah satunya MotoGP pada 3-4 Oktober 2025, sehingga kebutuhan elpiji 3 kilogram terutama bagi pelaku usaha kecil menengah harus dipersiapkan.
Di sisi lain, Sri membantah, kekosongan elpiji 3 kilogram bukan karena adanya musim omprengan tembakau, apalagi karena ada indikasi penimbunan.
"Untuk penimbunan kami yakin tidak ada, karena elpiji yang dibeli warga murni untuk digunakan pribadi," katanya.
Sementara terkait masalah harga, lanjut Sri, sejauh ini harga di tingkat pangkalan masih tetap yakni Rp18.000 per tabung, sedangkan di tingkat pengecer bisa mencapai harga tertinggi Rp23.000 per tabung.
"Kami hanya memantau sampai ke tingkat pangkalan, kalau di pengecer sudah di luar kendali kami karena ada biaya operasional yang mereka keluarkan," katanya.
Baca juga: Pedagang di Mataram diingatkan tak naikkan harga elpiji 3 kilogram
Terkait dengan kondisi elpiji subsidi saat ini, Sri mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap membeli elpiji sesuai degan kebutuhan.
"Jika biasanya membeli 1-2 tabung seminggu, ya tetap seperti itu jangan tambah lagi agar warga lain juga bisa dapat seperti biasa," katanya.
Melalui usulan ekstra droping elpiji 3 kilogram, tambah Sri, diharapkan bisa membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat.
H Syahiri salah satu pembeli yang ditemui menunggu di Pertamina Karang Jangkong Mataram, mengatakan, dirinya sudah dua hari keliling mencari gas elpiji 3 kilogram, tapi sampai saat ini belum dapat juga.
"Saya sudah cari dari kemarin ke warung-warung, pangkalan, dan Pertamina tapi kosong semua. Semoga kondisi ini bisa menjadi perhatian pemerintah agar stok elpiji bisa kembali normal," katanya.
Baca juga: Kekosongan elpiji 3 Km di Mataram sepekan ini dipicu Libur panjang
