Indonesia butuh lompatan besar pada 2026

id Prasasti,Ekonomi 2026,Bencana sumatera,Pertumbuhan ekonomi,Pertumbuhan ekonomi 2026

Indonesia butuh lompatan besar pada 2026

Board of Advisors Prasasti sekaligus Ketua Dewan Pembina BACenter Burhanuddin Abdullah dalam forum “Refleksi Akhir Tahun 2025 untuk Membangun Masa Depan” yang digelar di The Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta, Senin (29/12/2025). (ANTARA/HO-Prasasti)

Jakarta (ANTARA) - Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) dan BACenter menilai Indonesia membutuhkan lompatan besar, alih-alih sekadar perbaikan bertahap demi menghadapi berbagai tantangan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026.

Board of Advisors Prasasti sekaligus Ketua Dewan Pembina BACenter Burhanuddin Abdullah dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan, hal ini menyusul sejumlah sektor di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga beberapa tahun belakangan ini.

“Ini bukan sekadar kesenjangan tetapi jurang peradaban,” kata Burhanuddin.

Ia mencontohkan sejumlah indikator yang menunjukkan Indonesia masih tertinggal dibanding negara tetangga. Dalam Global Talent Competitiveness Index, posisi Indonesia menurun dari peringkat 65 pada 2020 menjadi 73 pada 2024.

Sementara dalam Human Capital Index, capaian Indonesia baru mencapai 0,56, tertinggal dari Malaysia dan Vietnam. Artinya, seorang anak Indonesia saat ini baru tumbuh dengan sekitar 56 persen dari potensi produktivitas maksimalnya di masa depan.

Dari sisi produktivitas tenaga kerja, Indonesia mencatat sekitar 28.000 dolar AS per pekerja, jauh di bawah Singapura yang melampaui 150.000 dolar AS dan Malaysia sekitar 55.000 dolar AS.

“Kesenjangan juga tampak jelas pada aspek inovasi. Data paten per satu juta penduduk menunjukkan Indonesia hanya mencatat 84 paten dalam periode 2000–2023, dibandingkan Singapura yang mencapai lebih dari 22 ribu dan Korea Selatan lebih dari 93 ribu,” ujarnya.

Baca juga: Menko Airlangga nilai UMP 2026 sudah mempertimbangkan kondisi ekonomi

Namun, Burhanuddin tetap mengapresiasi perjalanan Indonesia dalam satu tahun terakhir.

“Berbagai langkah pembangunan yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, BUMN, UMKM, koperasi dan masyarakat menunjukkan upaya bersama menuju perbaikan kualitas hidup,” katanya.

Ia mencontohkan program pemenuhan gizi dan penguatan ekonomi desa yang diharapkan mampu membentuk generasi muda yang lebih sehat, tangkas, dan cerdas dalam jangka menengah hingga panjang.

Baca juga: Menpar Widiyanti harap Indonesia Great Sale dukung perputaran ekonomi

Di sisi lain, Burhanuddin juga menyoroti pentingnya peran langsung pemerintah perlu selalu menata kelola sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan, agar pembangunan tidak menimbulkan kerentanan dampak bencana di masa depan.

Hal ini menyusul bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Prasasti dan BACenter mengapresiasi partisipasi publik yang sangat tinggi dalam membantu pemerintah melakukan penanggulangan dan pemulihan pasca bencana.

“Kami mengapresiasi semangat gotong royong dan kerja sama masyarakat yang muncul sebagai kekuatan sosial kita dalam berbangsa,” ujar Burhanuddin.


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.