Mataram (ANTARA) - Sebanyak 12 bakal calon anggota DPD RI telah mendaftar dan menyerahkan syarat dukungan fisik kepada KPU Nusa Tenggara Barat menjelang H-1 berakhirnya penutupan pendaftaran pada Kamis (29/12) besok.

Ketua KPU NTB, Suhardi Soud mengatakan  pada hari ke 18 pendaftaran sejak pendaftaran pertama kali dibuka pada 16 Desember 2022, sudah 12 orang yang menyerahkan syarat dukungan sebagai bakal calon anggota DPD RI dari daerah pemilihan (Dapil) NTB.

"Hari ini sudah ada lima orang yang menyerahkan syarat dukungan ke KPU NTB, sehingga sampai dengan saat ini sudah ada 12 orang bakal calon DPD RI," ujarnya di Kantor KPU NTB di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan ke 12 orang bakal calon anggota DPD RI ini yang telah menyerahkan syarat dukungan ini dari 30 orang bakal calon yang meminta akses untuk masuk sistem informasi pencalonan (Silon) di KPU NTB. Mereka yang sudah menyerahkan syarat dukungan itu, di antaranya Subhunnuri, Evi Apita Maya, Sukisman Azmy, Muhir, Lalu Suhaimi Izmy, Ibnu Halil, Mirah Mihdadan Fahmid, Maureen Grace Wenas, Sabolah Al Kalamby, Musa shofiandy, Muhaimin Yahya Mutawalli dan TGH LGM Ali Wirasakti Amir Murni.

Anggota KPU NTB Bidang Teknis dan Penyelenggaraan, Zuriati mengatakan proses penyerahan dukungan untuk bakal calon anggota DPD RI telah dibuka sejak tanggal 16 Desember dan akan berakhir pada tanggal 29 Desember 2022 pukul 23.00 WITA. 

"Minimum 2.000 dukungan. Dan itu paling kurang tersebar di 50 persen kabupaten kota di NTB, artinya karena kita ada 10 kabupaten kota maka minimal sebaran dukungannya cukup di lima kabupaten dan kota," ujarnya disela-sela pendaftaran bakal calon anggota DPD RI.

Ia menjelaskan bila merujuk Pemilu sebelumnya, para bakal calon harus mempersiapkan dan membawa bukti dukungan cukup banyak. Namun sekarang di Pemilu 2024, para bakal calon cukup memasukkan data ke sistem informasi pencalonan (Silon), sehingga saat datang ke KPU hanya menyerahkan bukti secara fisik dengan cukup selembar map.

"Jadi cukup simpel sekali. Tidak perlu banyak-banyak. Kalau dulu (Pemilu 2019), bakal calon membawa syarat dukungan sampai pakai truk sekarang cukup dengan beberapa lembar berkas sudah bisa, karena semuanya sudah di masukkan ke Silon," terangnya.

Sementara itu, Maureen Grace Wenas saat konferensi pers bersama awak media mengaku lega lantaran tahapan administratif awal mejadi balon anggota DPD RI dapil NTB telah dirinya selesaikan. Bahkan, pihaknya mengaku mengapresiasi kinerja KPU NTB, karena merasa terbantu dengan penggunaan sistem baru, yakni Silon.

"Sistem ini saya apresiasi luar biasa. Kalau dulu agak "ribet" buat bakal calon. Jadi sistem Silon sangat mempersingkat waktu, sehingga kami tidak perlu membawa satu kontainer berkas seperti KTP dan lainnya. Sangat luar biasa dan memperlancar semu proses intinya," kata Maureen.

Hal senada juga diungkapkan bakal calon DPD RI lainnya Sabolah Al Kalamby yang menyampaikan apresiasi kepada KPU dan Bawaslu NTB. Terutama dengan penerapan sistem baru dalam penyerahan syarat dukungan melalui sistem Silon.

"Kami sebagai bakal calon berterima kasih kepada KPU dan Bawaslu atas fasilitas pelayanan yang menurut kami sudah sangat baik," ujar Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini.

Sabolah Al Kalamby memaparkan alasan mengapa dirinya harus terlibat dalam kontestasi DPD RI dapil NTB. Kata dia, generasi milenial merupakan eksponen yang sangat kuat dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.

Suara itu, tidak boleh hanya dilihat sebagai proyek 'dagang' politik semata. Melainkan harus mampu dikonsolidasikan untuk pemenangan kaum milenial.

Karena itu, dalam konteks anak muda, Sabolah merasa merasa masih mewakili generasi muda. Dirinya tidak ingin ke depan ada pemuda yang pesimis masuk ke ruang politik.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024