Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus melakukan pengembangan tanaman sorgum di lahan kering guna mendukung program ketahanan pangan pemerintah tahun 2023.
"2023 ini selain di Kecamatan Pujut kita akan melakukan pengembangan tanaman sorgum di lahan kering di Kecamatan Praya Barat dan Praya Barat Daya," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Zaenal Arifin di Praya, Rabu.
Rencana pengembangan tanaman sorgum, lanjutnya, telah dianggarkan pada APBD 2023 dengan seluas 30 hektare. Sedangkan luas tanam sorgum di Lombok Tengah yang telah dikembangkan itu sebanyak 20 hektare, tersebar di Kecamatan Pujut dan di lahan pemerintah di dekat Bendungan Batujai.
"Sorgum ini cocok ditanam di lahan kering maupun basah. Namun kita lebih fokus pada lahan perkebunan supaya petani tidak hanya menanam jagung," katanya.
Ia mengatakan dalam pengembangan tanaman sorgum ini tentunya warga tidak boleh melakukan penebangan kawasan hutan, sehingga difokuskan pada lahan perkebunan atau lahan tandus yang bisa dimanfaatkan.
"Tidak di lahan kawasan hutan yang bisa merusak lingkungan," katanya.
Tanaman sorgum ini juga bisa dipanen dua kali, katanya, sehingga bisa meningkatkan ekonomi para petani di Lombok Tengah.
Namun ia mengatakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian yang ditetapkan pada 6 Juli 2022, pupuk bersubsidi hanya untuk jenis urea dan NPK. Selain itu hanya untuk sembilan komoditas tanaman yang mempunyai inflasi tinggi meliputi padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah, bawang putih, tebu, kakao, dan kopi.
"Tanaman Sorgum tidak bisa menggunakan pupuk bersubsidi. Termasuk tembakau," katanya.
"2023 ini selain di Kecamatan Pujut kita akan melakukan pengembangan tanaman sorgum di lahan kering di Kecamatan Praya Barat dan Praya Barat Daya," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Zaenal Arifin di Praya, Rabu.
Rencana pengembangan tanaman sorgum, lanjutnya, telah dianggarkan pada APBD 2023 dengan seluas 30 hektare. Sedangkan luas tanam sorgum di Lombok Tengah yang telah dikembangkan itu sebanyak 20 hektare, tersebar di Kecamatan Pujut dan di lahan pemerintah di dekat Bendungan Batujai.
"Sorgum ini cocok ditanam di lahan kering maupun basah. Namun kita lebih fokus pada lahan perkebunan supaya petani tidak hanya menanam jagung," katanya.
Ia mengatakan dalam pengembangan tanaman sorgum ini tentunya warga tidak boleh melakukan penebangan kawasan hutan, sehingga difokuskan pada lahan perkebunan atau lahan tandus yang bisa dimanfaatkan.
"Tidak di lahan kawasan hutan yang bisa merusak lingkungan," katanya.
Tanaman sorgum ini juga bisa dipanen dua kali, katanya, sehingga bisa meningkatkan ekonomi para petani di Lombok Tengah.
Namun ia mengatakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian yang ditetapkan pada 6 Juli 2022, pupuk bersubsidi hanya untuk jenis urea dan NPK. Selain itu hanya untuk sembilan komoditas tanaman yang mempunyai inflasi tinggi meliputi padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah, bawang putih, tebu, kakao, dan kopi.
"Tanaman Sorgum tidak bisa menggunakan pupuk bersubsidi. Termasuk tembakau," katanya.