Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup naik, seiring pelaku pasar yang merespons rilis inflasi Amerika Serikat (AS) yang melambat. IHSG ditutup menguat 11,9 poin atau 0,18 persen ke posisi 6.641,83. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,19 poin atau 0,02 persen ke posisi 905,49.
"Dari eksternal dan bursa regional Asia bergerak menguat di mana reli pasar seiring pelaku pasar yang merespons rilis data inflasi AS yang melambat dan surplus neraca perdagangan serta kebijakan likuiditas bank sentral China," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo dalam ulasannya di Jakarta, Jumat.
Inflasi AS pada Desember mengalami perlambatan secara tahunan yang mengalami penurunan dari sebelumnya 7,1 persen menjadi 6,5 persen. Data tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), sehubungan dengan suku bunga acuannya.
Pelaku pasar sendiri menilai bahwa berdasarkan data inflasi yang melambat akan memberikan ruang bagi The Fed untuk mengurangi agresivitas dalam menaikkan suku bunga. Sementara itu neraca perdagangan China membukukan surplus sebesar 78 miliar dolar AS pada Desember 2022 atau mengalami kenaikan dari November 2022 yang mengalami surplus 69,8 miliar dolar AS.
Di sisi lain People's Bank of China menyuntikkan total 132 miliar yuan ke sistem perbankan untuk menjaga likuiditas yang wajar dan cukup dalam sistem perbankan menjelang Liburan Tahun Baru Imlek.
Dibuka menguat IHSG bergerak variatif sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG juga masih naik turun hingga akhirnya ditutup di zona hijau. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat dengan sektor teknologi naik paling tinggi 1,83 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang baku masing-masing naik 1,7 persen dan 0,65 persen.
Sedangkan empat sektor terkoreksi dengan sektor infrastruktur turun paling dalam 0,57 persen, diikuti sektor barang konsumen non-primer dan sektor perindustrian masing-masing turun 0,43 persen dan 0,42 persen.
Baca juga: Saham Inggris berakhir menguat, indeks terkerek 0,89 persen
Baca juga: Saham Jerman ditutup di zona hijau, indeks menguat 0,74 persen
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan harga terbesar yaitu RDTX, ITMG, BRAM, TCPI, dan BYAN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan harga terbesar yakni UNTR, MIDI, TECH, SMGR, dan STTP.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.060.051 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,76 miliar lembar saham senilai Rp10,59 triliun. Sebanyak 250 saham naik, 268 saham menurun, dan 196 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei turun 330,3 poin atau 1,25 persen ke 26.119,5, Indeks Hang Seng menguat 224,56 poin atau 1,04 persen ke 21.738,66, Indeks Shanghai meningkat 31,86 poin atau 1,01 persen ke 3.195,31, dan Indeks Strait Times naik 25,97 poin atau 0,79 persen ke 3.293,75.
"Dari eksternal dan bursa regional Asia bergerak menguat di mana reli pasar seiring pelaku pasar yang merespons rilis data inflasi AS yang melambat dan surplus neraca perdagangan serta kebijakan likuiditas bank sentral China," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo dalam ulasannya di Jakarta, Jumat.
Inflasi AS pada Desember mengalami perlambatan secara tahunan yang mengalami penurunan dari sebelumnya 7,1 persen menjadi 6,5 persen. Data tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), sehubungan dengan suku bunga acuannya.
Pelaku pasar sendiri menilai bahwa berdasarkan data inflasi yang melambat akan memberikan ruang bagi The Fed untuk mengurangi agresivitas dalam menaikkan suku bunga. Sementara itu neraca perdagangan China membukukan surplus sebesar 78 miliar dolar AS pada Desember 2022 atau mengalami kenaikan dari November 2022 yang mengalami surplus 69,8 miliar dolar AS.
Di sisi lain People's Bank of China menyuntikkan total 132 miliar yuan ke sistem perbankan untuk menjaga likuiditas yang wajar dan cukup dalam sistem perbankan menjelang Liburan Tahun Baru Imlek.
Dibuka menguat IHSG bergerak variatif sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG juga masih naik turun hingga akhirnya ditutup di zona hijau. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat dengan sektor teknologi naik paling tinggi 1,83 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang baku masing-masing naik 1,7 persen dan 0,65 persen.
Sedangkan empat sektor terkoreksi dengan sektor infrastruktur turun paling dalam 0,57 persen, diikuti sektor barang konsumen non-primer dan sektor perindustrian masing-masing turun 0,43 persen dan 0,42 persen.
Baca juga: Saham Inggris berakhir menguat, indeks terkerek 0,89 persen
Baca juga: Saham Jerman ditutup di zona hijau, indeks menguat 0,74 persen
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan harga terbesar yaitu RDTX, ITMG, BRAM, TCPI, dan BYAN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan harga terbesar yakni UNTR, MIDI, TECH, SMGR, dan STTP.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.060.051 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,76 miliar lembar saham senilai Rp10,59 triliun. Sebanyak 250 saham naik, 268 saham menurun, dan 196 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei turun 330,3 poin atau 1,25 persen ke 26.119,5, Indeks Hang Seng menguat 224,56 poin atau 1,04 persen ke 21.738,66, Indeks Shanghai meningkat 31,86 poin atau 1,01 persen ke 3.195,31, dan Indeks Strait Times naik 25,97 poin atau 0,79 persen ke 3.293,75.