Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj Sitti Rohmi Djalillah, menekankan pentingnya gizi pada anak untuk mencegah terjadinya kasus stunting atau gagal tumbuh.
"Senang melihat anak-anak peduli terhadap kesehatan lingkungan sekitar. Tetap memberikan anak-anak kita asupan protein hewani setiap hari, usahakan dalam sehari anak-anak kita makan satu butir telur," ujar Wagub NTB saat mengunjungi SMA 2 Lombok Timur dalam keterangan tertulis di Mataram, Jumat.
Ia berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB ikut mengambil bagian dalam menuntaskan stunting pada program terbaru yang dinamakan Bakti Stunting.
Di mana stunting adalah keikutsertaan masyarakat, orang tua wali dan siswa mengambil bagian untuk membantu anak-anak yang tidak mampu yang diberi nama stunting dengan formula.
"Contohnya seperti menyumbang telur, telur ayam jadi satu biji telur disumbang oleh satu orang siswa 3 bulan sekali," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Aidy Furqon.
Aidy menambahkan, karena yang terintervensi pada zona-zona dan tempat mereka itu tidak terlalu banyak tapi mereka yang stunting rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu.
"Sekolah sudah melakukannya mulai Desember lalu dan diintegrasikan dengan program Sabtu Budaya dengan mengumpulkan telur untuk dibawa ke posyandu," katanya.
"Senang melihat anak-anak peduli terhadap kesehatan lingkungan sekitar. Tetap memberikan anak-anak kita asupan protein hewani setiap hari, usahakan dalam sehari anak-anak kita makan satu butir telur," ujar Wagub NTB saat mengunjungi SMA 2 Lombok Timur dalam keterangan tertulis di Mataram, Jumat.
Ia berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB ikut mengambil bagian dalam menuntaskan stunting pada program terbaru yang dinamakan Bakti Stunting.
Di mana stunting adalah keikutsertaan masyarakat, orang tua wali dan siswa mengambil bagian untuk membantu anak-anak yang tidak mampu yang diberi nama stunting dengan formula.
"Contohnya seperti menyumbang telur, telur ayam jadi satu biji telur disumbang oleh satu orang siswa 3 bulan sekali," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Aidy Furqon.
Aidy menambahkan, karena yang terintervensi pada zona-zona dan tempat mereka itu tidak terlalu banyak tapi mereka yang stunting rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu.
"Sekolah sudah melakukannya mulai Desember lalu dan diintegrasikan dengan program Sabtu Budaya dengan mengumpulkan telur untuk dibawa ke posyandu," katanya.