Mataram, (Antara) - Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menilai kurikulum antikorupsi sangat penting diusulkan ke Direktur Pendidikan Islam agar pelajaran antikorupsi dapat masuk dalam pelajaran terutama untuk jenjang Madrasah Aliyah.
"Kurikulum antikorupsi ini sangat penting dalam membentuk karakter siswa sebagai generasi penurus bangsa," kata Kantor Kementerian Agama Kota Mataram H Burhanul Islam di Mataram, Senin.
Dikatakannya bahwa dengan adanya kurikulum antikorupsi itu ke depannya anak-anak bisa menyadari dan betapa peliknya masalah korupsi yang membelit kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu juga dengan dampak yang ditimbulkan.
Terkait dengan itu, sebelum adanya petunjuk kurikulum yang pasti terhadap kurikum antikorupsi itu, pihaknya bekerja sama dengan sekolah untuk memberikan sosialisasi tentang bahaya korupsi kepada siswa madrasah.
"Jadi selama ini upaya-upaya mengantisipasi korupsi sejak dini, kami lakukan dalam bentuk sosialisasi secara berkala," katanya.
Burhanul mengatakan untuk madrasah tingkat Aliyah atau setara dengan tingkat SMA telah dibentuk "Bengkel Akhlak" di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mataram dan Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram sudah ada "Pondok Tahfiz".
Bengkel akhlak ini merupakan salah satu wadah untuk memberikan pembinaan dan bimbingan terhadap siswa. Dimana para siswa yang dianggap memiliki masalah terkait dengan kenakalan remaja akan dibimbing dengan diinapkan di sekolah.
Selama mereka menginap, mereka diberikan berbagai pembelajaran dan siraman rohani serta dijarakan untuk jujur dan disiplin sehingga terjadi perubahan pada sikap dan perilaku siswa.
"Program ini direspon positif juga oleh orang tua siswa karena setelah siswa masuk `bengkel akhlak, siswa menjadi lebih baik," ujarnya.
Sedangkan Pondok Tahfiz tidak hanya fokus memberikan pelajaran tentang Al Quran, melainkan juga untuk melakukan pembinaan dan sekaligus peningkatan iman dan takwa.
"Kami berharap dengan adanya upaya-upaya yang telah dilakukan itu, mampu memberuk gerenasi penerus bangsa yang dapat memerangi korupsi," katanya.
Hal senada juga dilontarkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram H Ruslan Effendy menyebutkan bahwa kurikulum khusus tentang antikorupsi di sekolah memang belum ada.
Namun dalam pelaksanaannya, pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya seperti memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang dampak dari tindak korupsi.
"Dalam setiap mata pelajaran pun, nilai-nilai kejujuran dan antikorupsi selalu diselipkan agar dapat dipamahi dan diwaspadai oleh anak-anak," katanya.
Selain itu, kegiatan peningkatan iman dan takwa (imtak) yang dilaksanakan setiap hari Jumat pada semua tingkatan sekolah juga dinilai mampu menjadi benteng anak-anak dalam tindakan sehari-hari.
"Kurikulum antikorupsi ini sangat penting dalam membentuk karakter siswa sebagai generasi penurus bangsa," kata Kantor Kementerian Agama Kota Mataram H Burhanul Islam di Mataram, Senin.
Dikatakannya bahwa dengan adanya kurikulum antikorupsi itu ke depannya anak-anak bisa menyadari dan betapa peliknya masalah korupsi yang membelit kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu juga dengan dampak yang ditimbulkan.
Terkait dengan itu, sebelum adanya petunjuk kurikulum yang pasti terhadap kurikum antikorupsi itu, pihaknya bekerja sama dengan sekolah untuk memberikan sosialisasi tentang bahaya korupsi kepada siswa madrasah.
"Jadi selama ini upaya-upaya mengantisipasi korupsi sejak dini, kami lakukan dalam bentuk sosialisasi secara berkala," katanya.
Burhanul mengatakan untuk madrasah tingkat Aliyah atau setara dengan tingkat SMA telah dibentuk "Bengkel Akhlak" di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mataram dan Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram sudah ada "Pondok Tahfiz".
Bengkel akhlak ini merupakan salah satu wadah untuk memberikan pembinaan dan bimbingan terhadap siswa. Dimana para siswa yang dianggap memiliki masalah terkait dengan kenakalan remaja akan dibimbing dengan diinapkan di sekolah.
Selama mereka menginap, mereka diberikan berbagai pembelajaran dan siraman rohani serta dijarakan untuk jujur dan disiplin sehingga terjadi perubahan pada sikap dan perilaku siswa.
"Program ini direspon positif juga oleh orang tua siswa karena setelah siswa masuk `bengkel akhlak, siswa menjadi lebih baik," ujarnya.
Sedangkan Pondok Tahfiz tidak hanya fokus memberikan pelajaran tentang Al Quran, melainkan juga untuk melakukan pembinaan dan sekaligus peningkatan iman dan takwa.
"Kami berharap dengan adanya upaya-upaya yang telah dilakukan itu, mampu memberuk gerenasi penerus bangsa yang dapat memerangi korupsi," katanya.
Hal senada juga dilontarkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram H Ruslan Effendy menyebutkan bahwa kurikulum khusus tentang antikorupsi di sekolah memang belum ada.
Namun dalam pelaksanaannya, pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya seperti memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang dampak dari tindak korupsi.
"Dalam setiap mata pelajaran pun, nilai-nilai kejujuran dan antikorupsi selalu diselipkan agar dapat dipamahi dan diwaspadai oleh anak-anak," katanya.
Selain itu, kegiatan peningkatan iman dan takwa (imtak) yang dilaksanakan setiap hari Jumat pada semua tingkatan sekolah juga dinilai mampu menjadi benteng anak-anak dalam tindakan sehari-hari.