Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor perdana satu kontainer kopi milik Koperasi Gunung Luhur Berkah (GLB) Subang ke Mesir senilai 60 ribu dolar AS atau sekitar Rp890 juta dengan volume 25 ton dalam skema imbal dagang antara Indonesia dan Mesir.
Kopi Indonesia tersebut dibayar dengan dua kontainer kurma dari Mesir dengan volume 50 ton yang telah tiba di Indonesia pada 30 Maret 2023. "Keberhasilan ekspor kopi ke Mesir dengan skema imbal dagang ini merupakan salah satu alternatif solusi perdagangan dengan Mesir yang tidak memerlukan devisa keluar atau masuk. Transaksi melalui imbal dagang merupakan salah satu solusi perdagangan untuk menghemat devisa, yang secara paralel dapat menjaga maupun meningkatkan perdagangan kedua negara," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Krishna Hasibuan mengatakan, ekspor perdana kopi Koperasi GLB yang didorong melalui skema imbal dagang ini menjadi realisasi proyek rintisan imbal dagang business to business (B-to-B) antara Indonesia dan Mesir.
Ekspor kopi ini merupakan tindak lanjut penandatanganan kontrak imbal dagang B-to-B antara PT PPI sebagai Badan Pelaksana (BP) imbal dagang Indonesia dan A to Z for Import & Export Company sebagai BP imbal dagang Mesir. Penandatanganan kontrak tersebut dilakukan pada 21 Maret 2023.
Lebih lanjut, Kemendag akan terus mendorong peningkatan perdagangan antara Indonesia dan Mesir, termasuk melalui imbal dagang. Ia pun berharap transaksi imbal dagang dapat segera terealisasi dengan negara-negara mitra lainnya.
"Kami sangat senang dengan pencapaian ekspor perdana kopi dalam skema imbal dagang dengan Mesir. Transaksi dalam skema imbal dagang bisa kita perbanyak sebagai alternatif perdagangan dengan negara mitra," kata Bara.
Dalam skema imbal dagang, transaksi antara kedua belah pihak tidak melibatkan aliran uang. Selain itu, nilai barang yang dipertukarkan pun sama atau tidak ada selisih. Indonesia akan mendorong transaksi menggunakan skema imbal dagang dengan Mesir. Hal ini mempertimbangkan keterbatasan atau kelangkaan devisa Mesir dan untuk menghindari kerugian pelaku usaha Indonesia atas kemungkinan tidak keluarnya devisa dari Mesir.
Pelepasan ekspor kopi ke Mesir kali ini merupakan transaksi ekspor pertama yang dilakukan melalui imbal dagang sejak transaksi imbal dagang dengan Thailand pada 1996. Saat itu, dua pesawat produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) ditukar dengan 110 ribu ton beras ketan Thailand.
Baca juga: Bappebti rumuskan komoditas kopi masuk bursa berjangka
Baca juga: Jatim promosikan kopi Hyang Argopuro di INACRAFT
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan, Kemendag intensif menjajaki kerja sama melalui skema imbal dagang B-to-B sebagai salah satu strategi pengembangan ekspor. Penjajakan imbal dagang B-to-B pun telah dilakukan ke 41 negara sejak 2021.
"Dari penjajakan tersebut, dihasilkan kontrak imbal dagang dengan Mesir dan Meksiko. Terdapat pula Letter of Intent (LoI) dengan Korea Selatan, Ghana, Nigeria, dan Arab Saudi. Penjajakan juga menghasilkan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rusia, Jerman, Belanda, Turki, Hungaria, Jepang, Filipina, dan Tiongkok," kata Didi.
Kopi Indonesia tersebut dibayar dengan dua kontainer kurma dari Mesir dengan volume 50 ton yang telah tiba di Indonesia pada 30 Maret 2023. "Keberhasilan ekspor kopi ke Mesir dengan skema imbal dagang ini merupakan salah satu alternatif solusi perdagangan dengan Mesir yang tidak memerlukan devisa keluar atau masuk. Transaksi melalui imbal dagang merupakan salah satu solusi perdagangan untuk menghemat devisa, yang secara paralel dapat menjaga maupun meningkatkan perdagangan kedua negara," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Krishna Hasibuan mengatakan, ekspor perdana kopi Koperasi GLB yang didorong melalui skema imbal dagang ini menjadi realisasi proyek rintisan imbal dagang business to business (B-to-B) antara Indonesia dan Mesir.
Ekspor kopi ini merupakan tindak lanjut penandatanganan kontrak imbal dagang B-to-B antara PT PPI sebagai Badan Pelaksana (BP) imbal dagang Indonesia dan A to Z for Import & Export Company sebagai BP imbal dagang Mesir. Penandatanganan kontrak tersebut dilakukan pada 21 Maret 2023.
Lebih lanjut, Kemendag akan terus mendorong peningkatan perdagangan antara Indonesia dan Mesir, termasuk melalui imbal dagang. Ia pun berharap transaksi imbal dagang dapat segera terealisasi dengan negara-negara mitra lainnya.
"Kami sangat senang dengan pencapaian ekspor perdana kopi dalam skema imbal dagang dengan Mesir. Transaksi dalam skema imbal dagang bisa kita perbanyak sebagai alternatif perdagangan dengan negara mitra," kata Bara.
Dalam skema imbal dagang, transaksi antara kedua belah pihak tidak melibatkan aliran uang. Selain itu, nilai barang yang dipertukarkan pun sama atau tidak ada selisih. Indonesia akan mendorong transaksi menggunakan skema imbal dagang dengan Mesir. Hal ini mempertimbangkan keterbatasan atau kelangkaan devisa Mesir dan untuk menghindari kerugian pelaku usaha Indonesia atas kemungkinan tidak keluarnya devisa dari Mesir.
Pelepasan ekspor kopi ke Mesir kali ini merupakan transaksi ekspor pertama yang dilakukan melalui imbal dagang sejak transaksi imbal dagang dengan Thailand pada 1996. Saat itu, dua pesawat produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) ditukar dengan 110 ribu ton beras ketan Thailand.
Baca juga: Bappebti rumuskan komoditas kopi masuk bursa berjangka
Baca juga: Jatim promosikan kopi Hyang Argopuro di INACRAFT
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan, Kemendag intensif menjajaki kerja sama melalui skema imbal dagang B-to-B sebagai salah satu strategi pengembangan ekspor. Penjajakan imbal dagang B-to-B pun telah dilakukan ke 41 negara sejak 2021.
"Dari penjajakan tersebut, dihasilkan kontrak imbal dagang dengan Mesir dan Meksiko. Terdapat pula Letter of Intent (LoI) dengan Korea Selatan, Ghana, Nigeria, dan Arab Saudi. Penjajakan juga menghasilkan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rusia, Jerman, Belanda, Turki, Hungaria, Jepang, Filipina, dan Tiongkok," kata Didi.