NTB mendorong pertunjukan wisata desa untuk tekan kemiskinan ekstrem

id NTB,Kemiskinan Ekstrem,Pertunjukan Wisata,Pariwisata NTB ,Bejango desa ,Festival kopi

NTB mendorong pertunjukan wisata desa untuk tekan kemiskinan ekstrem

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata NTB, Mulki. ANTARA/Nur Imansyah.

Lombok Timur, NTB (ANTARA) - Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat mendorong desa-desa setempat memperbanyak pertunjukan wisata sebagai salah satu strategi menekan angka kemiskinan ekstrem, seperti kegiatan "Bejango Desa" atau saling mengunjungi yang digelar di Desa Anjani, Kabupaten Lombok Timur.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Mulki mengatakan, pihaknya tidak serta merta menggelontorkan anggaran, melainkan fokus pada mendorong kemandirian desa.

"Kegiatan seperti ini kami dorong agar desa mandiri. Mereka harus bisa menggerakkan potensi sendiri mulai dari pemuda, UMKM, sampai semangat gotong-royong. Itu lebih penting dari sekadar dana," ujar Mulki pada kegiatan "Bejango Desa" di Desa Anjani, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, Jumat.

Menurut dia, tren pelaksanaan kegiatan di desa terus meningkat. Dari 58 kegiatan yang masuk dalam "Calendar of Event NTB 2025", kini mulai bermunculan festival baru yang digagas secara mandiri oleh desa.

"Yang awalnya tidak masuk kalender pariwisata, sekarang mulai muncul. Bulan Agustus nanti, Desa Kembang Kuning akan gelar 'Festival Kopi Siong Kete' meskipun tidak tercatat dalam kalender pariwisata," katanya.

Ia menambahkan, geliat kegiatan desa bukan semata untuk promosi wisata. Yang lebih utama adalah menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.

"Kita ingin dorong pemuda berkreasi, jadi pelaku UMKM muda. Target kita bukan cuma kunjungan wisatawan, tapi efek ekonomi yang bisa bantu mengentaskan kemiskinan ekstrem," tegas Mulki.

Baca juga: Desa Wisata Wae Lolos NTT dikunjungi 5.774 wisatawan

Ia mengatakan, pihaknya akan terus mengangkat (pull up) kegiatan-kegiatan desa yang sejalan dengan program unggulan Gubernur NTB, yakni "Desa Berdaya".

"Kita cuma kasih pemantik. Sisanya semangat gotong royong dari masyarakat yang harus hidup. Bukan soal besar kecilnya anggaran, tapi nilai kebersamaan dan kemandirian itu yang jadi kekuatan," katanya.

Sebelumnya, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, kegiatan "Bejango Desa" yang dilaksanakan di Desa Anjani, Lombok Timur, ini bukan hanya merawat masa lalu, tetapi juga membangun fondasi untuk desa wisata di masa depan.

Untuk itu, pemerintah provinsi akan memberikan perhatian lebih melalui Program "Desa Berdaya". Program ini terdiri atas dua kategori, yakni "Desa Berdaya" dan "Desa Berdaya Transformatif". Keduanya memiliki pendekatan yang berbeda.

"Desa Berdaya" membantu yang sudah maju maupun yang belum maju. Sedangkan "Desa Berdaya Transformatif" khusus untuk desa-desa yang masih masuk kategori kemiskinan ekstrem.

Baca juga: Museum Negeri NTB tumbuhkan kepedulian masyarakat jaga artefak bersejarah

Iqbal menambahkan, program ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menghapuskan 106 desa dengan kategori kemiskinan ekstrem di NTB pada tahun 2029, sekaligus menurunkan angka kemiskinan secara keseluruhan menjadi di bawah 10 persen.

"Mudah-mudahan dari kegiatan ini kita melihat sudah bisa menumbuhkan semangat kolaborasi. Saya lihat semua UKM, UMKM ikut hadir. Semua masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat ikut hadir di sini," katanya.

Dia juga berharap semangat kolaborasi ini tetap terus tumbuh. "Karena tidak ada satupun persoalan yang bisa diselesaikan hanya oleh satu orang," katanya.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.