Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan peringatan kepada pemilik lapak usaha mikro kecil menengah (UMKM) produk unggulan lokal di areal destinasi wisata Loang Baloq, yang tidak pernah beroperasi.
"Melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdawis) Loang Baloq, kami sudah tegur dan berikan peringatan kepada pemilik lapak UMKM yang tidak memanfaatkan lapak akan dialihkan ke pelaku UMKM lain," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi kondisi sebanyak 14 lapak UMKM yang dibangun khusus untuk pelaku UMKM berbagai produk unggulan Kota Mataram, di areal Taman Loang Baloq terkesan mangkrak, sebab tidak ada UMKM yang membuka gerai itu.
Menurutnya, sebanyak 14 lapak UMKM produk unggulan seperti kerajinan mutiara, emas dan perak, kerajinan cukli, pakaian dan hasil olahan pangan lokal itu, sebenarnya sudah ada pemiliknya, sayangnya sejauh ini belum diketahui apa yang menjadi kendala mereka sehingga tidak mau membuka lapak tersebut.
Padahal, kawasan tersebut selalu ramai hampir setiap hari apalagi saat hari libur dan akhir pekan.
"Jadi saya tidak mengerti apa alasan mereka. Kalau alasan sepi, tidaklah karena di sana selalu ramai," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya kembali akan mendorong Pokdarwis setempat untuk memberikan peringatan lagi, atau melakukan pertemuan agar alasan dari pelaku UMKM tidak beroperasi bisa dicarikan solusi.
"Tapi jika tidak ada respons, Pokdarwis bisa mengalihkan pemanfaatan lapak itu kepada UMKM yang mau. Masih banyak kok yang mau berjualan di sana," katanya.
Sebanyak 14 lapak yang disiapkan untuk UMKM di Taman Loang Baloq itu, merupakan lapak permanen seperti halnya sebuah "showroom" dengan desain sarat dengan kearifan lokal yakni bangunan fisik lumbung dan cat bertemakan motif tenun.
"Jadi, ketika wisatawan berkunjung ke wisata Loang Baloq, mereka bisa sekaligus berbelanja untuk oleh-oleh khas lokal daerah kita," katanya kepada sejumlah wartawan.
Karenanya, lapak yang disiapkan itu khusus merangkul perwakilan dari pelaku UMKM produk unggulan di Kota Mataram, baik dari kerajinan mutiara, emas dan perak, kerajinan cukli, pakaian dan hasil olahan pangan lokal.
Untuk penempatan, sebelumnya dilakukan seleksi secara ketat baik terhadap kualitas hasil produksi, maupun terkait legalitas dan higienis khususnya untuk produk olahan pangan.
"Sebanyak 14 lapak itu, akan bagi rata untuk masing-masing jenis kerajinan unggulan. Misalnya, empat lokal untuk mutiara, cukli, dan sisanya untuk pakaian dan olahan pangan dan mereka bisa menempati secara gratis," katanya.
"Melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdawis) Loang Baloq, kami sudah tegur dan berikan peringatan kepada pemilik lapak UMKM yang tidak memanfaatkan lapak akan dialihkan ke pelaku UMKM lain," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi kondisi sebanyak 14 lapak UMKM yang dibangun khusus untuk pelaku UMKM berbagai produk unggulan Kota Mataram, di areal Taman Loang Baloq terkesan mangkrak, sebab tidak ada UMKM yang membuka gerai itu.
Menurutnya, sebanyak 14 lapak UMKM produk unggulan seperti kerajinan mutiara, emas dan perak, kerajinan cukli, pakaian dan hasil olahan pangan lokal itu, sebenarnya sudah ada pemiliknya, sayangnya sejauh ini belum diketahui apa yang menjadi kendala mereka sehingga tidak mau membuka lapak tersebut.
Padahal, kawasan tersebut selalu ramai hampir setiap hari apalagi saat hari libur dan akhir pekan.
"Jadi saya tidak mengerti apa alasan mereka. Kalau alasan sepi, tidaklah karena di sana selalu ramai," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya kembali akan mendorong Pokdarwis setempat untuk memberikan peringatan lagi, atau melakukan pertemuan agar alasan dari pelaku UMKM tidak beroperasi bisa dicarikan solusi.
"Tapi jika tidak ada respons, Pokdarwis bisa mengalihkan pemanfaatan lapak itu kepada UMKM yang mau. Masih banyak kok yang mau berjualan di sana," katanya.
Sebanyak 14 lapak yang disiapkan untuk UMKM di Taman Loang Baloq itu, merupakan lapak permanen seperti halnya sebuah "showroom" dengan desain sarat dengan kearifan lokal yakni bangunan fisik lumbung dan cat bertemakan motif tenun.
"Jadi, ketika wisatawan berkunjung ke wisata Loang Baloq, mereka bisa sekaligus berbelanja untuk oleh-oleh khas lokal daerah kita," katanya kepada sejumlah wartawan.
Karenanya, lapak yang disiapkan itu khusus merangkul perwakilan dari pelaku UMKM produk unggulan di Kota Mataram, baik dari kerajinan mutiara, emas dan perak, kerajinan cukli, pakaian dan hasil olahan pangan lokal.
Untuk penempatan, sebelumnya dilakukan seleksi secara ketat baik terhadap kualitas hasil produksi, maupun terkait legalitas dan higienis khususnya untuk produk olahan pangan.
"Sebanyak 14 lapak itu, akan bagi rata untuk masing-masing jenis kerajinan unggulan. Misalnya, empat lokal untuk mutiara, cukli, dan sisanya untuk pakaian dan olahan pangan dan mereka bisa menempati secara gratis," katanya.