Selong, Lombok Timur (ANTARA) - Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lombok Timur Efi Laila Kholis mengaku prihatin dengan maraknya kasus pelecehan seksual (asusila) pada anak yang terjadi padahal Lotim merupakan daerah religius.
"Sangat memprihatinkan maraknya kasus asusila di Lotim, padahal Lotim dikenal daerah relegius, apalagi dalam kasus ini, ada pelakunya oknum pimpinan ponpes," ungkapnya dalam acara Media Gathering dan Halal Bihalal di kantor Kejaksaan Lotim, Rabu.
Baca juga: Oknum pimpinan Ponpes di Lombok Timur diduga lecehkan santriwati
Baca juga: Polda NTB pantau penanganan kasus pelecehan santriwati di Lombok Timur
Hal ini betul betul memprihatinkan,sehingga perlu dicarikan solusi. Ditambahkan, jangan sampai kejadian ini, mempengaruhi pondok pesantren yang lain.
"Lotim cukup kuat keagamaannya, jangan sampai perbuatan seorang, berimbas pada yang lain," jelasnya.
Maraknya kasus asusila ini, menurut Efi, hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama mencari solusi, kita tidak mau yang dikenal kota religius kasus kriminalnya khususnya kasus asusila trennya naik
"Ini PR bersama untuk dicarikan solusi, sehingga perlu kolaborasi pencegahan perlu dilakukan bersama tokoh agama," katanya.
Salah satu langkah pencegahan terjadinya kasus asusila, sebut Kajari, dirinya memberikan apresiasi kepada Pidum, dalam kasus asusila ada terdakwa pelaku asusila ayah terhadap anaknya, dihukum maksimal
"Sebagai bentuk perlindungan kepada korban, pelaku pelecehan anak kandung kami ajukan gugatan ke PA, agar hak asuh anaknya dicabut," jelasnya seraya menambahkan hal ini sebagai pembelajaran kepada orang tua.
"Ini salah satu perlindungan pada anak, sehingga anak tidak trauma," ucapnya.
"Sangat memprihatinkan maraknya kasus asusila di Lotim, padahal Lotim dikenal daerah relegius, apalagi dalam kasus ini, ada pelakunya oknum pimpinan ponpes," ungkapnya dalam acara Media Gathering dan Halal Bihalal di kantor Kejaksaan Lotim, Rabu.
Baca juga: Oknum pimpinan Ponpes di Lombok Timur diduga lecehkan santriwati
Baca juga: Polda NTB pantau penanganan kasus pelecehan santriwati di Lombok Timur
Hal ini betul betul memprihatinkan,sehingga perlu dicarikan solusi. Ditambahkan, jangan sampai kejadian ini, mempengaruhi pondok pesantren yang lain.
"Lotim cukup kuat keagamaannya, jangan sampai perbuatan seorang, berimbas pada yang lain," jelasnya.
Maraknya kasus asusila ini, menurut Efi, hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama mencari solusi, kita tidak mau yang dikenal kota religius kasus kriminalnya khususnya kasus asusila trennya naik
"Ini PR bersama untuk dicarikan solusi, sehingga perlu kolaborasi pencegahan perlu dilakukan bersama tokoh agama," katanya.
Salah satu langkah pencegahan terjadinya kasus asusila, sebut Kajari, dirinya memberikan apresiasi kepada Pidum, dalam kasus asusila ada terdakwa pelaku asusila ayah terhadap anaknya, dihukum maksimal
"Sebagai bentuk perlindungan kepada korban, pelaku pelecehan anak kandung kami ajukan gugatan ke PA, agar hak asuh anaknya dicabut," jelasnya seraya menambahkan hal ini sebagai pembelajaran kepada orang tua.
"Ini salah satu perlindungan pada anak, sehingga anak tidak trauma," ucapnya.