Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai menggelar Gerakan Gotong Royong Bakti (GGRB) Stunting di Desa Bujak, Kecamatan Batukliang dalam rangka mempercepat penurunan kasus stunting di daerah setempat.
"Dengan adanya program ini diharapkan bisa mempercepat penurunan stunting di Lombok Tengah dan NTB umumnya," kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah di Praya, Rabu.
Ia juga berharap kepada para kader posyandu agar menggunakan peralatan posyandu standar, sehingga hasil yang dicapai lebih akurat. "Alat timbangan harus menggunakan digital, tidak menggunakan dacin yang manual, termasuk antropometri merupakan peralatan yang standar dalam menciptakan posyandu yang berkualitas, sehingga datanya menjadi akurat dan valid," katanya.
Dengan datanya yang akurat dan valid maka posisi NTB di nasional baik kesehatan pendidikan terus naik, sehingga tidak diremehkan dengan pelayanan posyandu keluarga yang berkualitas. Pemprov NTB telah memberikan tanggungjawab kepada para OPD untuk mengintervensi data-data anak stunting yang tergolong masih tinggi. "Sehingga OPD memiliki Kecamatan binaan seperti di Desa Bujak ini adalah binaan RSUP," katanya.
Wagub juga berharap kepada pemerintah Kabupaten Lombok Tengah bisa melakukan hal yang sama, sehingga bisa kolaborasi dengan salah satu OPD Provinsi di masing-masing kecamatan dalam menurunkan angka stunting. "Penurunan stunting ini harus dilakukan secara bersama," katanya.
Baca juga: Wabup Lombok Tengah NTB mengecek pelayanan posyandu cegah stunting
Baca juga: Pemkab Lombok Timur dukung program bakti stunting
Sementara itu, Direktur RSUP NTB, Dokter Jack berharap kepada semua pihak untuk sama-sama gotong royong melalui pelaksanaan bakti stunting ini. "Sehingga angka stunting bisa ditekan turun signifikan dengan pemberian protein hewani telur, daging, sayur-sayuran dan lain sebagainya," katanya.
"Dengan adanya program ini diharapkan bisa mempercepat penurunan stunting di Lombok Tengah dan NTB umumnya," kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah di Praya, Rabu.
Ia juga berharap kepada para kader posyandu agar menggunakan peralatan posyandu standar, sehingga hasil yang dicapai lebih akurat. "Alat timbangan harus menggunakan digital, tidak menggunakan dacin yang manual, termasuk antropometri merupakan peralatan yang standar dalam menciptakan posyandu yang berkualitas, sehingga datanya menjadi akurat dan valid," katanya.
Dengan datanya yang akurat dan valid maka posisi NTB di nasional baik kesehatan pendidikan terus naik, sehingga tidak diremehkan dengan pelayanan posyandu keluarga yang berkualitas. Pemprov NTB telah memberikan tanggungjawab kepada para OPD untuk mengintervensi data-data anak stunting yang tergolong masih tinggi. "Sehingga OPD memiliki Kecamatan binaan seperti di Desa Bujak ini adalah binaan RSUP," katanya.
Wagub juga berharap kepada pemerintah Kabupaten Lombok Tengah bisa melakukan hal yang sama, sehingga bisa kolaborasi dengan salah satu OPD Provinsi di masing-masing kecamatan dalam menurunkan angka stunting. "Penurunan stunting ini harus dilakukan secara bersama," katanya.
Baca juga: Wabup Lombok Tengah NTB mengecek pelayanan posyandu cegah stunting
Baca juga: Pemkab Lombok Timur dukung program bakti stunting
Sementara itu, Direktur RSUP NTB, Dokter Jack berharap kepada semua pihak untuk sama-sama gotong royong melalui pelaksanaan bakti stunting ini. "Sehingga angka stunting bisa ditekan turun signifikan dengan pemberian protein hewani telur, daging, sayur-sayuran dan lain sebagainya," katanya.