New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena kekhawatiran atas pembicaraan plafon utang AS memicu penghindaran risiko di kalangan investor dan beralih ke mata uang aman greenback.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,38 persen menjadi 103,8847 pada akhir perdagangan. Jatuhnya pasar saham utama di seluruh dunia membebani sentimen risiko pada Rabu (24/5/2023) yang memperkuat dolar AS. Permintaan untuk mata uang safe-haven dolar AS meningkat karena para pedagang tetap fokus pada pembicaraan plafon utang, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.

Ketika Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy terus bernegosiasi untuk menaikkan pagu utang federal, Menteri Keuangan Janet Yellen menegaskan kembali pada Rabu (24/5/2023) bahwa Departemen Keuangan tidak mungkin memenuhi semua kewajiban pembayaran pemerintah AS paling cepat 1 Juni, tanpa keputusan Kongres untuk menaikkan plafon utang sebesar 31,4 triliun dolar AS. "Kami berkomitmen untuk tidak melewatkan pembayaran dan menaikkan plafon utang, tetapi kami tidak terlibat dalam perencanaan apa yang terjadi jika terjadi gagal bayar," kata Yellen.

Sementara itu, pejabat Federal Reserve terbelah atas suku bunga, dengan beberapa anggota melihat perlunya kenaikan lebih lanjut sementara yang lain mengharapkan perlambatan untuk menghilangkan kebutuhan pengetatan lebih lanjut, menurut risalah pertemuan Mei Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dirilis pada Rabu (24/5/2023).

Peserta umumnya menyatakan ketidakpastian tentang berapa banyak lagi pengetatan kebijakan yang mungkin tepat, dengan banyak peserta berfokus pada kebutuhan untuk mempertahankan opsionalitas setelah pertemuan ini, kata risalah tersebut, yang memberikan lebih banyak wawasan tentang pemikiran bank sentral tentang suku bunga dan inflasi.

"Saya tidak mendukung penghentian kenaikan suku bunga kecuali kami mendapatkan bukti jelas bahwa inflasi bergerak turun menuju target 2,0 persen kami, tetapi apakah kami harus menaikkan atau melewatkan pertemuan Juni akan bergantung pada bagaimana data masuk selama tiga minggu ke depan," kata Gubernur Federal Reserve Christopher Waller.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0750 dolar AS dari 1,0775 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2361 dolar AS dari 1,2417 dolar pada sesi sebelumnya.

Baca juga: Dolar AS melonjak setelah Powell isyaratkan suku bunga lebih tinggi
Baca juga: Dolar AS tergelincir di tengah data pekerjaan Amerika Serikat

Dolar AS dibeli 139,1400 yen Jepang, lebih tinggi dari 138,5240 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9051 franc Swiss dari 0,9013 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3598 dolar Kanada dari 1,3505 dolar Kanada. Dolar AS meningkat menjadi 10,7255 krona Swedia dari 10,6239 krona Swedia.

 

 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024