Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menginginkan kolaborasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara dapat mendukung program pemberdayaan sosial (dayasos) Kementerian Sosial di wilayah mereka masing-masing.

Mensos Risma dalam keterangannya diterima di Jakarta, Kamis, juga memberikan semangat agar bisa banyak belajar dengan terjun langsung bertemu masyarakat kelompok rentan, agar menambah ilmu dan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di pendidikan formal.

"Kembangkan (program) di daerahmu, nanti kamu ajak temenmu di kampus itu untuk misalkan aku ada program apa, kamu bantu. Kamu kan kaya ilmu,” ujar Mensos Risma saat diskusi terbuka dengan para mahasiswa di Jakarta, Rabu (24/5).

Kehadiran mahasiswa disambut baik Mensos Risma, karena menurutnya, masa depan bangsa ada di tangan mahasiswa sebagai generasi masa depan. “Kalian – kalianlah yang bisa, siapa lagi, mau jadi apa, negara ini mau dimiliki siapa. Siapa lagi kalau bukan kalian – kalian yang jadi pelopor,” ujar Mensos Risma.

Mensos Risma menceritakan bagaimana dirinya mencoba berkomunikasi dengan masyarakat di Majene. Untuk menekan pengeluaran pembangunan sekolah tahan gempa, Mensos menggerakkan warga setempat untuk dapat bergotong royong antarwarga membangun sekolah. “Berapa biaya buat sekolah itu? Katanya 1,2 miliar. Waduh, aku terus akhirnya ngomong sama warga, mau gak _tak_ bantu, tapi kita kerjanya gotong royong, supaya (pembangunan) sekolahnya lebih hemat. Yang terjadi itu, anak - anak kecil malah membantu angkati bata. Akhirnya proyek itu berapa? Dari 1,2 miliar, tinggal 500 juta. Dan itu ilmu, kamu gak akan pernah belajar darimana pun,” kata Mensos.

Salah satu perwakilan menanyakan terkait permasalahan yang sering terjadi di kalangan anak muda, yaitu tawuran. Dia meminta pendapat Mensos, bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut. Menurut Mensos, permasalahan seperti itu harus dicari akar masalahnya terlebih dahulu agar tidak timbul permasalahan seperti tawuran. “Jadi kamu lihat akar masalahnya, kalau itu pengangguran, gimana program itu bisa diakses untuk memberikan pekerjaan,” tambah Mensos.

Para mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan komunikasi dan membangun solidaritas masyarakat. Selain mempererat semangat kebersamaan, langkah ini juga bisa membuka ruang munculnya ide - ide pemberdayaan yang membantu masyarakat hidup lebih sejahtera. “Silakan buka komunikasi dengan anak - anak muda di daerah kalian. (Indentifikasi di mana) ada potensi (yang bisa dikembangkan). Kalau misalkan gak ada itu gak ada ini (ada keterbatasan) baru kita diskusikan. Jadi kalian bisa gali di daerahmu, atau nanti aku titipkan program,” kata Mensos Risma.

Mensos minta mahasiswa mengidentifikasi lebih cermat permasalahan sosial di daerah mereka. Misalnya bila terdapat pengangguran di kalangan muda, mahasiswa bisa mendalami kebutuhan dan potensi mereka. Bila terdapat lahan, maka bisa dikembangkan usaha ekonomi. Atau mereka berminat usaha bengkel, hal ini merupakan potensi yang bisa dikembangkan.

Baca juga: Ketua BEM Udayana tanggapi tuduhan provokator G20
Baca juga: BEM UI kumpulkan sampah di pesisir pantai Jakarta Utara

Mensos berharap, eksistensi BEM Nusantara yang tahun ini akan mengadakan Temu Nasional yang dihadiri oleh 500 perwakilan kampus di seluruh Indonesia, lebih berbeda dengan menorehkan sesuatu yang bisa bermanfaat untuk bangsa. Turut mendampingi Mensos Risma pada audiensi ini, Staf Khusus Menteri Sosial Bid. Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa dan Staf Khusus Menteri Sosial Bid. Pemerlu Pelayanan Kessos dan Potensi Sumber Kessos.





 

Pewarta : Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024