Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara Diano Tino Tandaju menyebutkan pelayanan kontrasepsi ikut menjaga kesehatan ibu dan anak. “Pelayanan kontrasepsi tidak semata-mata hanya untuk menurunkan angka kelahiran saja, tetapi terutama untuk menjaga derajat kesehatan ibu," kata dia di Manado, Sabtu.
Pelayanan kontrasepsi, kata dia, juga tidak sekadar menurunkan angka kelahiran tetapi menurunkan kebutuhan akan kontrasepsi yang tidak terpenuhi. "Hal ini juga dalam rangka menghindarkan kehamilan risiko tinggi. Karena itu, program ini harus digalakkan," ujarnya.
Diano optimistis pelayanan KB sejuta akseptor tahun ini di Sulut mampu diwujudkan melalui pemberian layanan yang optimal. "Kami telah melakukan koordinasi dengan dinas terkait serta terus berkomitmen meningkatkan kualitas pelayanan kontrasepsi di Sulut,” ujar Diano.
Baca juga: Pengentasan stunting diamanatkan dalam UUD 1945
Baca juga: Kepri fokus dalam penanganan stunting
Dia menyebutkan program pelayanan sejuta akseptor di provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut telah dibagi ke 15 kabupaten dan kota. Selanjutnya, jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa reproduksi atau total fertility rate (TFR) adalah 2,1. "Pelayanan kontrasepsi tetap harus ditingkatkan," katanya.
Program pelayanan sejuta akseptor di Provinsi Sulut menargetkan 7.718 akseptor yang terdiri atas ditargetkan MOP (dua akseptor), MOW (45 akseptor), IUD (168 akseptor), Implant (1.961 akseptor), Suntik (2.628 akseptor), Pil KB (2.473 akseptor), kondom (441 akseptor), serta 326 peserta pelayanan KB pasca-persalinan.
Pelayanan kontrasepsi, kata dia, juga tidak sekadar menurunkan angka kelahiran tetapi menurunkan kebutuhan akan kontrasepsi yang tidak terpenuhi. "Hal ini juga dalam rangka menghindarkan kehamilan risiko tinggi. Karena itu, program ini harus digalakkan," ujarnya.
Diano optimistis pelayanan KB sejuta akseptor tahun ini di Sulut mampu diwujudkan melalui pemberian layanan yang optimal. "Kami telah melakukan koordinasi dengan dinas terkait serta terus berkomitmen meningkatkan kualitas pelayanan kontrasepsi di Sulut,” ujar Diano.
Baca juga: Pengentasan stunting diamanatkan dalam UUD 1945
Baca juga: Kepri fokus dalam penanganan stunting
Dia menyebutkan program pelayanan sejuta akseptor di provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut telah dibagi ke 15 kabupaten dan kota. Selanjutnya, jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa reproduksi atau total fertility rate (TFR) adalah 2,1. "Pelayanan kontrasepsi tetap harus ditingkatkan," katanya.
Program pelayanan sejuta akseptor di Provinsi Sulut menargetkan 7.718 akseptor yang terdiri atas ditargetkan MOP (dua akseptor), MOW (45 akseptor), IUD (168 akseptor), Implant (1.961 akseptor), Suntik (2.628 akseptor), Pil KB (2.473 akseptor), kondom (441 akseptor), serta 326 peserta pelayanan KB pasca-persalinan.