Bandung (ANTARA) - Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan bahwa Kabupaten Bandung kini tengah menjajaki ekspor berbagai komoditas unggulan baru ke Malaysia, seusai dirinya menerima kunjungan atase perdagangan Kedutaan Besar Malaysia Sabtu (1/7) lalu.
"Jadi sekarang kami tengah menjajaki produk-produk unggulan yang baru dan berpotensi ekspor, karena kunjungan tersebut juga sebagai ajang memperkenalkan produk unggulan Kabupaten Bandung," kata Dadang Supriatna dalam keterangannya di Bandung, Minggu.
Sejauh ini, ucap Dadang, ada produk asal Kabupaten Bandung yang ekspornya sudah berjalan, di antaranya kopi, jahe, dan juga ubi. "Di samping itu ada beberapa produk unggulan yang sedang kita rintis untuk bisa diekspor juga," kata Dadang.
Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa pihaknya melihat perkembangan produk-produk unggulan asal Kabupaten Bandung mengalami peningkatan, namun dia memerintahkan dinas terkait seperti pertanian, peternakan, perdagangan dan industri, serta koperasi dan UMKM untuk menghitung potensi yang ada per bulan, tiga bulan, semester, dan tahunan.
Sehingga, Kabupaten Bandung juga bisa memprediksi dan mengestimasi berapa kebutuhan yang sifatnya lokal, regional, dan nasional.
"Dan tentunya kalau sudah ada MoU (Memorandum of Understanding) antara kita dengan atase Malaysia akan lebih mudah. Namun saya berpendapat bahwa ekspor ini bukan wajib, tapi lebih mengutamakan kepentingan dari lokal dulu atau nasional. Nah kalau misalkan produksi meningkat, baru kita dorong untuk bisa ekspor," ujar Dadang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Dicky Anugrah mengatakan bahwa kunjungan atase perdagangan Malaysia tersebut juga, dalam upaya melaksanakan pengembangan dan peningkatan produk ekspor Kabupaten Bandung ke negara mitra melalui penjajakan kerja sama ekspor produk-produk potensial Kabupaten Bandung.
"Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengundang perwakilan para pelaku usaha produk unggulan Kabupaten Bandung, baik yang sudah melaksanakan ekspor maupun IKM yang berpotensi ekspor untuk hadir pada penjajakan kerjasama ekspor produk-produk potensial Kabupaten Bandung," kata Dicky.
Dicky mengungkapkan bahwa pihaknya sangat berharap agar penjajakan kerja sama ini dapat berlanjut ke business matching antara Kabupaten Bandung dan negara Malaysia. Disebutkan, bahwa sebanyak 15 perusahaan yang diikutkan pada penjajakan kerjasama ekspor produk-produk potensial Kabupaten Bandung dengan atase perdagangan Kedutaan Besar Malaysia.
Baca juga: Kaltim ekspor komoditas capai 12,6 miliar dolar AS
Baca juga: Sebanyak 140 UMKM Sulsel berupaya jadi eksportir
15 perusahaan tersebut bergerak di berbagai bidang mulai dari miniatur musik, kopi, kain ecoprint, kain tenun, abon ikan lele, bapia, jahe merah bubuk, sistik, bumbu instan rendang, susu etawa serbuk, nasi seduh instan, bawang goreng, kacang bawang, dan batagor kering.
"Jadi sekarang kami tengah menjajaki produk-produk unggulan yang baru dan berpotensi ekspor, karena kunjungan tersebut juga sebagai ajang memperkenalkan produk unggulan Kabupaten Bandung," kata Dadang Supriatna dalam keterangannya di Bandung, Minggu.
Sejauh ini, ucap Dadang, ada produk asal Kabupaten Bandung yang ekspornya sudah berjalan, di antaranya kopi, jahe, dan juga ubi. "Di samping itu ada beberapa produk unggulan yang sedang kita rintis untuk bisa diekspor juga," kata Dadang.
Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa pihaknya melihat perkembangan produk-produk unggulan asal Kabupaten Bandung mengalami peningkatan, namun dia memerintahkan dinas terkait seperti pertanian, peternakan, perdagangan dan industri, serta koperasi dan UMKM untuk menghitung potensi yang ada per bulan, tiga bulan, semester, dan tahunan.
Sehingga, Kabupaten Bandung juga bisa memprediksi dan mengestimasi berapa kebutuhan yang sifatnya lokal, regional, dan nasional.
"Dan tentunya kalau sudah ada MoU (Memorandum of Understanding) antara kita dengan atase Malaysia akan lebih mudah. Namun saya berpendapat bahwa ekspor ini bukan wajib, tapi lebih mengutamakan kepentingan dari lokal dulu atau nasional. Nah kalau misalkan produksi meningkat, baru kita dorong untuk bisa ekspor," ujar Dadang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Dicky Anugrah mengatakan bahwa kunjungan atase perdagangan Malaysia tersebut juga, dalam upaya melaksanakan pengembangan dan peningkatan produk ekspor Kabupaten Bandung ke negara mitra melalui penjajakan kerja sama ekspor produk-produk potensial Kabupaten Bandung.
"Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengundang perwakilan para pelaku usaha produk unggulan Kabupaten Bandung, baik yang sudah melaksanakan ekspor maupun IKM yang berpotensi ekspor untuk hadir pada penjajakan kerjasama ekspor produk-produk potensial Kabupaten Bandung," kata Dicky.
Dicky mengungkapkan bahwa pihaknya sangat berharap agar penjajakan kerja sama ini dapat berlanjut ke business matching antara Kabupaten Bandung dan negara Malaysia. Disebutkan, bahwa sebanyak 15 perusahaan yang diikutkan pada penjajakan kerjasama ekspor produk-produk potensial Kabupaten Bandung dengan atase perdagangan Kedutaan Besar Malaysia.
Baca juga: Kaltim ekspor komoditas capai 12,6 miliar dolar AS
Baca juga: Sebanyak 140 UMKM Sulsel berupaya jadi eksportir
15 perusahaan tersebut bergerak di berbagai bidang mulai dari miniatur musik, kopi, kain ecoprint, kain tenun, abon ikan lele, bapia, jahe merah bubuk, sistik, bumbu instan rendang, susu etawa serbuk, nasi seduh instan, bawang goreng, kacang bawang, dan batagor kering.