ICONZ ke-8 Baznas hasilkan lima poin resolusi

id Baznas, ICONZ, zakat,ASEAN Zakat Network,Infak,Sedekah,Muhammad Hasbi Zaenal ,ZIS,ICONZ,Bandung,Jawa Barat,Malaysia,Brun

ICONZ ke-8 Baznas hasilkan lima poin resolusi

Direktur Kajian dan Pengembangan Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL) Baznas RI Muhammad Hasbi Zaenal saat menutup kegiatan ICONZ di Bandung, Kamis (19/12/2024). ANTARA/HO-BAZNAS RI.

Bandung (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI telah menggelar Konferensi Zakat Internasional ke-8 (ICONZ) 2024, yang menghasilkan lima poin resolusi untuk memperkuat pengelolaan zakat, infak, sedekah (ZIS) di tingkat ASEAN.

"

Peserta Konferensi Internasional Zakat ke-8 -ICONZ- menegaskan kembali komitmen kami untuk memajukan zakat sebagai katalis pembangunan berkelanjutan," ujar Direktur Kajian dan Pengembangan Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL) Baznas RI Muhammad Hasbi Zaenal di Bandung, Kamis.

Penutupan konferensi bertema "The Zakat Contribution Towards the World Poverty Alleviation and Welfare" ini dilaksanakan di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Hadir para pegiat zakat dari negara-negara ASEAN (Malaysia, Filipina, Kamboja, Brunei Darussalam, Myanmar), Jordania, juga para pegiat zakat dan akademisi di Indonesia.

Hasbi menjelaskan, resolusi tersebut merumuskan strategi yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan pengelolaan zakat, inovasi, dan dampak sosialnya yang lebih luas.

Adapun fokusnya khusus pada kolaborasi ASEAN untuk menghadapi tantangan bersama dan memanfaatkan peluang di kawasan.

Pertama, berkomitmen untuk mendorong penelitian zakat yang bersifat interdisipliner, dengan penekanan pada solusi inovatif untuk pengentasan kemiskinan, pemberdayaan sosial, dan ketahanan ekonomi.

"Kami akan membentuk Konsorsium Penelitian Zakat -Zakat Research Consortium- untuk memfasilitasi berbagi pengetahuan dan kolaborasi antara pemangku kepentingan global dan regional, termasuk negara-negara ASEAN," kata Hasbi saat membacakan poin resolusi.

Kedua, berkomitmen untuk mengintegrasikan studi zakat ke dalam kurikulum universitas, dengan prioritas pada keahlian di bidang keuangan Islam, administrasi zakat modern, dan kesejahteraan sosial.

Para pegiat zakat ASEAN juga akan mempromosikan pengakuan bersama atas program akademik dan sertifikasi di seluruh ASEAN, serta bermitra dengan badan profesional untuk menawarkan pelatihan dan program peningkatan keterampilan yang dirancang khusus bagi praktisi zakat.

Ketiga, berkomitmen untuk mendukung digitalisasi sistem pengelolaan zakat, guna meningkatkan efisiensi, transparansi, dan aksesibilitas.

Baca juga: Baznas komitmen dukung peningkatan kualitas pendidikan di Lombok Tengah

"Kami juga akan mendorong pembentukan Pusat Teknologi Zakat ASEAN -ASEAN Zakat Tech Hub- untuk memacu inovasi dalam platform digital dan mempromosikan penggunaan analitik data untuk meningkatkan dampak program zakat," katanya.

Keempat, berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi ASEAN dalam menghadapi tantangan sosial-ekonomi melalui inisiatif zakat, dengan fokus pada pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan layanan kesehatan.

Baca juga: Baznas luncurkan program dakwah di daerah 3T

"Kami akan memanfaatkan kemitraan regional untuk menciptakan proyek percontohan berbasis komunitas yang menunjukkan praktik terbaik dalam pemanfaatan zakat dan pengukuran dampaknya, dengan memastikan inklusivitas bagi kelompok rentan," ujarnya.

Terakhir, berkomitmen untuk meresmikan Jaringan Zakat ASEAN (ASEAN Zakat Network) guna mendorong dialog yang berkelanjutan, perencanaan strategis, dan inisiatif bersama antarnegara-negara anggota ASEAN.

"Jaringan ini akan berfokus pada prioritas sosial-ekonomi ASEAN, termasuk pengentasan kemiskinan, inklusi keuangan, dan pembangunan berkelanjutan," kata Hasbi.