Mataram, NTB (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah mengusulkan anggaran Rp600 juta untuk lanjutan pembangunan tanggul pengaman (riprap) pantai guna mencegah terjadinya erosi akibat gelombang pasang pada tiga titik prioritas.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, NTB, Senin, menyebutkan ketiga titik prioritas pemasangan tanggul tersebut meliputi Pantai Loang Baloq, Mapak Indah, dan Pantai Ampenan.
"Tiga lokasi ini, kita nilai mendesak untuk dilakukan pemasangan riprap sebagai langkah antisipasi dampak bencana yang lebih besar," katanya.
Menurutnya, usulan kebutuhan anggaran itu diajukan melalui APBD Perubahan 2023 Kota Mataram, dengan ketentuan satu titik mendapatkan anggaran Rp200 juta.
Dengan anggaran Rp200 juta itu, katanya, dapat membangun riprap sepanjang sekitar 36 meter dengan lebar ke pantai sekitar 3 meter, sedangkan tingginya sekitar 1-1,5 meter.
Dikatakan, tanggul pengaman berupa pemasangan batu-batu besar yang disusun rapi untuk mencegah gelombang pasang menghantam langsung ke tanggul yang bisa berdampak erosi.
Dikhawatirkan, jika abrasi akibat gelombang pasang terus terjadi, maka kawasan bagian pinggir objek wisata Loang Baloq dan Pantai Ampenan akan terkikis dan merusak fasilitas pada areal tersebut.
Begitu juga dengan di kawasan Pantai Mapak Indah yang sepanjang pantainya merupakan kawasan permukiman penduduk. Untuk tiga lokasi itu, PUPR sudah memasang tanggul dengan panjang masing-masing 36 meter.
"Namun, jumlah itu masih kurang dibandingkan dengan pajang kawasan rawan abrasi sehingga anggaran kita usulkan lagi," katanya.
Apalagi, jika melihat kondisi di kawasan Pantai Mapak Indah, panjang riprap yang dibutuhkan sekitar 250-300 meter ke arah bagian utara dan selatan Mapak Indah.
Hanya saja, karena anggaran terbatas, mengharuskan pemerintah kota melakukan pemasangannya secara bertahap sesuai dengan kemampuan.
"Metode riprap untuk mencegah abrasi pantai ini, jauh lebih efektif karena bisa berfungsi memecah gelombang," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, NTB, Senin, menyebutkan ketiga titik prioritas pemasangan tanggul tersebut meliputi Pantai Loang Baloq, Mapak Indah, dan Pantai Ampenan.
"Tiga lokasi ini, kita nilai mendesak untuk dilakukan pemasangan riprap sebagai langkah antisipasi dampak bencana yang lebih besar," katanya.
Menurutnya, usulan kebutuhan anggaran itu diajukan melalui APBD Perubahan 2023 Kota Mataram, dengan ketentuan satu titik mendapatkan anggaran Rp200 juta.
Dengan anggaran Rp200 juta itu, katanya, dapat membangun riprap sepanjang sekitar 36 meter dengan lebar ke pantai sekitar 3 meter, sedangkan tingginya sekitar 1-1,5 meter.
Dikatakan, tanggul pengaman berupa pemasangan batu-batu besar yang disusun rapi untuk mencegah gelombang pasang menghantam langsung ke tanggul yang bisa berdampak erosi.
Dikhawatirkan, jika abrasi akibat gelombang pasang terus terjadi, maka kawasan bagian pinggir objek wisata Loang Baloq dan Pantai Ampenan akan terkikis dan merusak fasilitas pada areal tersebut.
Begitu juga dengan di kawasan Pantai Mapak Indah yang sepanjang pantainya merupakan kawasan permukiman penduduk. Untuk tiga lokasi itu, PUPR sudah memasang tanggul dengan panjang masing-masing 36 meter.
"Namun, jumlah itu masih kurang dibandingkan dengan pajang kawasan rawan abrasi sehingga anggaran kita usulkan lagi," katanya.
Apalagi, jika melihat kondisi di kawasan Pantai Mapak Indah, panjang riprap yang dibutuhkan sekitar 250-300 meter ke arah bagian utara dan selatan Mapak Indah.
Hanya saja, karena anggaran terbatas, mengharuskan pemerintah kota melakukan pemasangannya secara bertahap sesuai dengan kemampuan.
"Metode riprap untuk mencegah abrasi pantai ini, jauh lebih efektif karena bisa berfungsi memecah gelombang," katanya.