Padang (ANTARA) - Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Republik Indonesia Dante Rigmalia mengatakan penerapan strategi inklusi di perguruan tinggi harus fokus pada interaksi antara mahasiswa disabilitas dan lingkungannya.
"Strategi ini penting. Sebab, ketika penyandang disabilitas didukung oleh lingkungannya di sanalah penyandang disabilitas bisa menonjolkan potensinya," kata Dante Rigmalia di Padang, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Dante Rigmalia setelah lembaga yang dipimpinnya menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Andalas terkait tridarma perguruan tinggi. Rigmalia mengungkapkan inklusi merupakan proses dua arah untuk meningkatkan partisipasi belajar mengajar, termasuk mengidentifikasi serta mengurangi hambatan bagi pelajar itu sendiri. "Masyarakat atau lingkungan yang baik (normal) ditandai dengan keragaman bukan oleh keseragaman," ujarnya.
Ia menambahkan perguruan tinggi inklusif adalah kampus yang memastikan setiap mahasiswa atau mahasiswi bisa menghadiri, mengikuti, berpartisipasi, dan berprestasi di tempat ia menjalani pendidikan tanpa ada diskriminasi.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Andalas Prof Mansyurdin mengatakan lembaga pendidikan tersebut sudah menjadi kampus inklusif seiring berubahnya status Unand dari perguruan tinggi negeri Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Perguruan tinggi yang didirikan pada 13 September 1956 tersebut diketahui mendaftar sebagai kampus inklusif pada tahun 2021. Namun, kampus itu sudah membuka penerimaan calon mahasiswa penyandang disabilitas sejak tahun 2020. "Perjalanan penerimaan mahasiswa jalur disabilitas ini sepenuhnya belum mulus. Fasilitas belum terpenuhi, tapi semua itu secara bertahap tentu akan terus dibenahi," ucap dia.
Menurutnya, setiap calon mahasiswa disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk mendaftar di semua program studi. Hanya saja, harus disesuaikan dengan tingkat disabilitas calon mahasiswa yang bersangkutan. "Misalnya, calon mahasiswa itu mengalami cacat tangan tentu tidak mungkin masuk kedokteran gigi yang membutuhkan kecakapan tangan," jelasnya.
Baca juga: Indonesia kerja sama tangani zoonosis dengan kampus Jepang
Baca juga: Kampus bukan tempat represif sikapi pemukulan mahasiswa
Saat ini perguruan tinggi yang diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta tersebut memiliki 12 mahasiswa disabilitas yang menimba ilmu di berbagai program studi. Hal itu sekaligus membuktikan Unand terbuka bagi penyandang disabilitas yang ingin melanjutkan pendidikannya.
"Strategi ini penting. Sebab, ketika penyandang disabilitas didukung oleh lingkungannya di sanalah penyandang disabilitas bisa menonjolkan potensinya," kata Dante Rigmalia di Padang, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Dante Rigmalia setelah lembaga yang dipimpinnya menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Andalas terkait tridarma perguruan tinggi. Rigmalia mengungkapkan inklusi merupakan proses dua arah untuk meningkatkan partisipasi belajar mengajar, termasuk mengidentifikasi serta mengurangi hambatan bagi pelajar itu sendiri. "Masyarakat atau lingkungan yang baik (normal) ditandai dengan keragaman bukan oleh keseragaman," ujarnya.
Ia menambahkan perguruan tinggi inklusif adalah kampus yang memastikan setiap mahasiswa atau mahasiswi bisa menghadiri, mengikuti, berpartisipasi, dan berprestasi di tempat ia menjalani pendidikan tanpa ada diskriminasi.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Andalas Prof Mansyurdin mengatakan lembaga pendidikan tersebut sudah menjadi kampus inklusif seiring berubahnya status Unand dari perguruan tinggi negeri Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Perguruan tinggi yang didirikan pada 13 September 1956 tersebut diketahui mendaftar sebagai kampus inklusif pada tahun 2021. Namun, kampus itu sudah membuka penerimaan calon mahasiswa penyandang disabilitas sejak tahun 2020. "Perjalanan penerimaan mahasiswa jalur disabilitas ini sepenuhnya belum mulus. Fasilitas belum terpenuhi, tapi semua itu secara bertahap tentu akan terus dibenahi," ucap dia.
Menurutnya, setiap calon mahasiswa disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk mendaftar di semua program studi. Hanya saja, harus disesuaikan dengan tingkat disabilitas calon mahasiswa yang bersangkutan. "Misalnya, calon mahasiswa itu mengalami cacat tangan tentu tidak mungkin masuk kedokteran gigi yang membutuhkan kecakapan tangan," jelasnya.
Baca juga: Indonesia kerja sama tangani zoonosis dengan kampus Jepang
Baca juga: Kampus bukan tempat represif sikapi pemukulan mahasiswa
Saat ini perguruan tinggi yang diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta tersebut memiliki 12 mahasiswa disabilitas yang menimba ilmu di berbagai program studi. Hal itu sekaligus membuktikan Unand terbuka bagi penyandang disabilitas yang ingin melanjutkan pendidikannya.