Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan konsep pembangunan ruang publik di bagian timur wilayah Kota Mataram sebagai tempat rekreasi, edukasi, sekaligus pusat ekonomi.
"Pembangunan ruang publik itu, sebagai bagian upaya pengembangan kawasan ekonomi di wilayah perbatasan kota bagian timur untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus pemerataan pembangunan," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram Muhammad Ramayoga di Mataram, Selasa.
Dikatakan, untuk pembangunan pembangunan ruang publik di kawasan perbatasan kota bagian timur telah dibebaskan lahan seluas 4.000 meter persegi dengan anggaran Rp3 miliar. "Pembangunan fisik akan dilaksanakan tahun 2024. Sekarang kita mulai dengan tahap menyusun konsep perencanaan seperti apa," katanya.
Menurutnya, pembangunan ruang publik di wilayah perbatasan kota itu dinilai penting sebagai ikon masuk wilayah Kota Mataram. Pasalnya, gapura perbatasan yang ada saat ini merupakan milik dari Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Sementara Kota Mataram belum punya. "Karena itulah, kita ingin membangun ikon sendiri dengan ciri khas dan kearifan lokal. Ketika sudah melihat ruang publik itu, artinya sudah masuk wilayah Mataram," katanya.
Ramayoga mengatakan, ke depan kawasan tersebut juga bisa menjadi "rest area" bagi para pelaku perjalanan yang datang dari bagian timur termasuk dari Pulau Sumbawa untuk sekedar istirahat melepas lelah.
Baca juga: Dukcapil Mataram membuka layanan adminduk di ruang publik
Baca juga: DPRD Mataram mengusulkan pembangunan ruang publik di sempadan pantai
Dikatakan, areal ruang publik tersebut sekaligus untuk menata pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tersebut yang masih menggunakan fasilitas umum atau trotoar. "Dengan demikian kawasan ekonomi bisa terbangun dan semua pedagang akan diarahkan masuk ke areal tersebut sehingga sepanjang jalan steril dari PKL," katanya.
Selain itu, tambah Ramayoga, juga akan dilakukan penataan terhadap bundaran Sweta agar terlihat lebih rapi dan indah. Tugu bundaran Sweta yang merupakan miniatur penghargaan UMKM tersebut akan ditata dan dikolaborasikan dengan berbagai kearifan lokal di daerah ini.
"Pembangunan ruang publik itu, sebagai bagian upaya pengembangan kawasan ekonomi di wilayah perbatasan kota bagian timur untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus pemerataan pembangunan," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram Muhammad Ramayoga di Mataram, Selasa.
Dikatakan, untuk pembangunan pembangunan ruang publik di kawasan perbatasan kota bagian timur telah dibebaskan lahan seluas 4.000 meter persegi dengan anggaran Rp3 miliar. "Pembangunan fisik akan dilaksanakan tahun 2024. Sekarang kita mulai dengan tahap menyusun konsep perencanaan seperti apa," katanya.
Menurutnya, pembangunan ruang publik di wilayah perbatasan kota itu dinilai penting sebagai ikon masuk wilayah Kota Mataram. Pasalnya, gapura perbatasan yang ada saat ini merupakan milik dari Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Sementara Kota Mataram belum punya. "Karena itulah, kita ingin membangun ikon sendiri dengan ciri khas dan kearifan lokal. Ketika sudah melihat ruang publik itu, artinya sudah masuk wilayah Mataram," katanya.
Ramayoga mengatakan, ke depan kawasan tersebut juga bisa menjadi "rest area" bagi para pelaku perjalanan yang datang dari bagian timur termasuk dari Pulau Sumbawa untuk sekedar istirahat melepas lelah.
Baca juga: Dukcapil Mataram membuka layanan adminduk di ruang publik
Baca juga: DPRD Mataram mengusulkan pembangunan ruang publik di sempadan pantai
Dikatakan, areal ruang publik tersebut sekaligus untuk menata pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tersebut yang masih menggunakan fasilitas umum atau trotoar. "Dengan demikian kawasan ekonomi bisa terbangun dan semua pedagang akan diarahkan masuk ke areal tersebut sehingga sepanjang jalan steril dari PKL," katanya.
Selain itu, tambah Ramayoga, juga akan dilakukan penataan terhadap bundaran Sweta agar terlihat lebih rapi dan indah. Tugu bundaran Sweta yang merupakan miniatur penghargaan UMKM tersebut akan ditata dan dikolaborasikan dengan berbagai kearifan lokal di daerah ini.