Mataram (ANTARA) - Putri Atmawan Pujaningsih (18), putri seorang petani di Desa Tambaksari, Pototano, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, diterima kuliah gratis di prodi Hygiene Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gajah Mada (UGM).
Laman UGM, Senin, menyebutkan Putri merupakan salah satu mahasiswa baru UGM yang diterima lolos bisa diterima kuliah gratis dari UGM dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen (UKT 0).
Keberhasilan Putri tersebut sekaligus bisa meringankan beban ekonomi keluarganya, dan dirinya terbayang saat menanti kabar kepastian lolos masuk UGM lewat ponselnya. Sehingga berdiam diri di kamar seraya menangis haru sampai-sampai sang ibu datang bertanya kenapa anaknya menangis.
"Kenapa nangis? Lolos Bu. Lalu ibu ikut nangis juga. Tidak lama, Bapak pulang sehabis gembala kambing. Bapak aku lolos masuk UGM, saya peluk bapak di teras rumah, Alhamdulillah Nak kamu bisa lolos," kenang Putri yang merupakan anak dari pasangan Kiswanto (53) dan Hadiatullah (50).
Meski kondisi ekonomi pas-pasan, Kiswanto dan Hadia mengatakan selalu memotivasi ketiga putrinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Meski dia sempat khawatir saat Putri berniat untuk mendaftar kuliah di UGM lewat jalur prestasi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Menurut Putri, menjadi pengembala kambing atau sapi sudah menjadi kegiatan tambahan bagi penduduk Tambaksari yang hanya mengandalkan pertanian tadah hujan. "Jika tidak bertani ya gembala sapi dan gembala kambing di sini," paparnya.
Putri memiliki harapan setelah selesai kuliah dirinya berkeinginan untuk mengabdikan diri di tanah kelahiran menjadi tenaga medis perawatan gigi. "Mau kerja di rumah sakit. Mengabdi di daerah sendiri nantinya," katanya.
Laman UGM, Senin, menyebutkan Putri merupakan salah satu mahasiswa baru UGM yang diterima lolos bisa diterima kuliah gratis dari UGM dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen (UKT 0).
Keberhasilan Putri tersebut sekaligus bisa meringankan beban ekonomi keluarganya, dan dirinya terbayang saat menanti kabar kepastian lolos masuk UGM lewat ponselnya. Sehingga berdiam diri di kamar seraya menangis haru sampai-sampai sang ibu datang bertanya kenapa anaknya menangis.
"Kenapa nangis? Lolos Bu. Lalu ibu ikut nangis juga. Tidak lama, Bapak pulang sehabis gembala kambing. Bapak aku lolos masuk UGM, saya peluk bapak di teras rumah, Alhamdulillah Nak kamu bisa lolos," kenang Putri yang merupakan anak dari pasangan Kiswanto (53) dan Hadiatullah (50).
Meski kondisi ekonomi pas-pasan, Kiswanto dan Hadia mengatakan selalu memotivasi ketiga putrinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Meski dia sempat khawatir saat Putri berniat untuk mendaftar kuliah di UGM lewat jalur prestasi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Kiswanto menyebutkan dirinya sudah menjadi tenaga pegawai tidak tetap sejak 2008, setelah tidak lagi menjadi karyawan di perusahaan tambak udang di dekat Pelabuhan Poto Tano.
Putri menambahkan dirinya sempat sedikit ragu tidak lolos beasiswa. "Sempat sedikit ragu takut nggak lolos beasiswa (KIP), takutnya nggak bisa biayain karena ada kakak saya yang masih kuliah. Bapak pesan kalau tidak lolos di negeri (PTN) tidak bisa lanjut kuliah dulu. Saya tetap berani daftar lewat jalur SNBP, saya rajin salat dan berdoa agar bisa lolos,” kata Putri.
Menurut Putri, menjadi pengembala kambing atau sapi sudah menjadi kegiatan tambahan bagi penduduk Tambaksari yang hanya mengandalkan pertanian tadah hujan. "Jika tidak bertani ya gembala sapi dan gembala kambing di sini," paparnya.
Putri memiliki harapan setelah selesai kuliah dirinya berkeinginan untuk mengabdikan diri di tanah kelahiran menjadi tenaga medis perawatan gigi. "Mau kerja di rumah sakit. Mengabdi di daerah sendiri nantinya," katanya.